Hari mulai siang, Jungkook sudah sembuh, meskipun belum total sembuh sebenarnya.
Tapi panasnya sudah turun, hampir hilang, jadi semua orang bisa bernapas lega.
Sekarang, dia sedang duduk di perut Yoongi sambil menonton pororo, di setel ulang karena tadi lagi tidak sempat melihat.
Iya, duduknya di perut Yoongi, tidak di sofa atau di karpet seperti biasanya.
Sedang ingin, katanya.
Dan Yoongi hanya bisa menghela napas kasar mendengarnya, keinginan macam apa itu?
Tapi tidak bisa menolak, karena semua pasang mata disana menatapnya dengan penuh ancaman, termasuk adik-adiknya sekalipun.
Bel rumah berbunyi, Yoongi melirik Jimin yang duduk di karpet di bawahnya.
"Buka sana"
Jimin menoleh, "Kenapa aku? Ada yang lain"
"Posisi duduk mu yang paling dekat denganku, kalau yang lain posisinya lebih jauh, mataku sakit kalau melirik mereka nanti. Sudah, cepat sana buka"
Jimin menggerutu, namun tetap bangkit dan melaksanakan perintah Yoongi.
Membuka pintu dengan agak kasar, semakin dibuat menggerutu ketika melihat yang datang bertamu adalah Irene.
Masih menyimpan dendam karena beberapa hari lalu dia disemprot dengan air dari selang sampai basah kuyup.
"Apa? Tatapan tajammu itu sama sekali tidak menusuk, jadi jangan memasang tatapan tajam" ucap Irene, melotot.
Memutar bola mata malas, berdecak sekali, "Untuk apa kau kemari? Kami sedang tidak menerima tamu"
"Heh, dasar bocah, sombong sekali"
"Biar, sudah sana pergi"
"Tidak mau"
"Nenek lampir, per-"
"JIEUN IMO, TAEBUM SAMCHEON! ANNYEONG!"
Jimin melotot, "Tidak usah berteriak, ini bukan hutan. Oh, nenek lampir 'kan memang suka berte-"
"Irene?"
Jieun muncul dibalik rak pembatas ruang depan dan ruang tengah, tersenyum lebar.
"Yiyin noona!"
Jungkook ikut muncul setelahnya, membuat mereka terkejut.
"Kookie, jangan berlari, nanti jatuh!"
Itu suara Yoongi, langsung bangkit dari sofa dan mengejar Jungkook sesaat setelah Jungkook menjatuhkan diri dari perutnya ketika mendengar suara Irene.
"Kookie!"
Jungkook berhenti berlari, menoleh ke arah sebelah kaki Irene.
Disana, ada Lisa dan Bambam, tersenyum lebar kearahnya.
"Eh?"
Jieun, Jimin, dan Yoongi menundukkan kepala, menatap bingung pada dua anak kecil yang memegang kaki Irene erat.
"Yica, Bammie?"
Jungkook menggeser sedikit arah larinya, niat awal ingin memeluk kaki Irene, tapi karena melihat ada Lisa dan Bambam, dia jadi mengubah niatnya.
"Kookie sakit, ya? Rini noona tadi mengatakan begitu"
Irene memasang wajah lelah, "Nama noona Irene, Bam, bukan Rini, aduh"
Jelas saja Irene kesal. Namanya sudah bagus, yaitu Irene, kenapa diganti jadi Rini? Dia sudah sedari tadi memberitahu Bambam, tapi Bambam nekat memanggilnya dengan nama Rini.
Bambam mendongak, mengerjap polos, "Ya terserah Bammie dong, noona, 'kan yang mengatakan itu Bammie, noona tidak boleh protes"
Yoongi dan Jimin tertawa, dan itu semakin membuat Irene kesal, jadi ingin melempar mereka ke sungai Amazon, biar dimakan ikan piranha sekalian.
TBC
Haii
Ada promosi nih wkwk, yang vkook shipper, sini merapat, yang bukan vkook shipper, juga bisa ikut merapat sini, hehe.
Monggo dibaca, hehe.
Itu bikin iseng doang sih wkwk, jadi up nya mungkin bakal lama.
Yang udah di up baru satu, sisanya masih draft.
Jangan lupa voment yaa, makasiih.
Paipai~
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby Bunny
Fanfictioncerita tentang keseharian Jungkook si bayi kelinci yang dikelilingi 6 orang hyung yang gantengnya ngalahin dewa-dewa Yunani. Penasaran? baca aja, hehe:)