36

9.3K 732 20
                                    

Jieun meletakkan semua peralatan masaknya juga semua piring bekas makan di wastafel.

Hendak mencuci nya, dibantu Jin, tentu saja.

Mana mau anaknya yang lain membantunya.

"Mencuci piring itu hanya dilakukan oleh seorang wanita, eomma"

Itu kata Taehyung tadi sewaktu dirinya meminta tolong untuk dibantu mencuci piring.

Anak durhaka, memang.

Tahu begitu, tadi Jieun mengangguk saja saat Taehyung bertanya apakah dia benar-benar ditemukan di kebun binatang.

Mengambil sponge khusus untuk mencuci piring yang diletakkan di wadah kecil.

"Loh, sabunnya habis?"

Jin menoleh, "Memang disitu tidak ada, eomma?"

"Tidak ada"

"Sebentar"

Jin berjalan ketempat dimana dia menyimpan seluruh persediaan sabun atau alat mandi lainnya.

Membuka pintu lemarinya, mencari sabun cuci piring disana.

Dan ternyata tidak ada, juga sabun mandi yang sudah habis.

Mengingat-ingat kapan terakhir kali dia pergi belanja ke supermarket.

Meringis sebentar ketika menyadari dirinya pergi ke supermarket sudah satu setengah bulan yang lalu, tentu saja semua persediannya sudah habis, dia hanya membeli stok selama satu bulan saja.

"Bagaimana? Ada tidak?"

Jin menggeleng, "Tidak ada, juga semua persediaan lainnya, sudah habis"

"Astaga, kapan terakhir kali kau pergi belanja?"

"Satu setengah bulan yang lalu, aku lupa, hehe"

Jieun menggeleng gelengkan kepalanya, mengambil satu sendok kecil, kemudian memukulkannya pelan di dahi Jin.

Agak kesulitan, karena Jin jauh sangat tinggi daripada nya.

"Ya sudah, ayo pergi belanja"

"Sekarang, eomma?"

"Tidak, satu abad lagi"

"Huh?"

"Ya sekarang, Jin, astaga, kenapa kau jadi tertular sifat Taehyung sih. Heran, padahal aku pintar, tapi kalian tidak pintar pintar, apa itu gen dari appa kalian, ya?"

"Ehem, kau bilang apa?" tanya Taebum, berdiri bersandar pada pembatas ruang tengah dan dapur, bersidekap dada.

"Eh, tidak kok, tidak ada"

"Sungguh? Aku seperti mendengar sesuatu tadi"

"Um, kau pintar, iya, kau pintar, jadi menurun ke anak-anak, begitu"

"Yang be-"

"Sudah, ayo antar aku ke supermarket, persediaan bulanan habis. Jin, kau ikut, ya? Membantu eomma nanti"

Taebum dan Jin mengangguk, segera keluar dari dapur.

Jieun melangkah ke kamarnya, mengambil mantel.

"Kookie, mau ikut eomma, tidak?" tanya Jieun saat sudah ada di bawah lagi, di tangannya tersampir mantel kecil milik Jungkook.

Jungkook yang semula sedang rebahan di perut Jimin, seketika terduduk, menatap Jieun bingung.

"Eomma mau kemana?"

Itu Taehyung, yang bertanya.

"Supermarket" jawab Jieun singkat, masih kesal.

"Ikut"

"Tidak boleh"

"Loh, kenapa?"

"Belanja itu hanya dilakukan oleh wanita, bukan pria"

"Tapi Jin hyung ikut, Jin hyung 'kan juga pria"

"Jin 'kan mau membantu eomma mencuci piring, jadi tidak apa-apa"

"Ah, aku ikut, ya, eomma?"

"Tidak"

"Eo-"

"Tae yun dicini caja, cudah becay, ndak boyeh itut"

"Kenapa begitu?"

"Ya ndak boyeh, cudah ya, Tootie maw itut denan eomma dan appa, pai pai"

Taehyung mengambil asal mantel yang digantung di dekat televisi, memakainya.

"Aku tetap akan ikut, eomma, mau membeli camilan"

"Pergi saja sana sendiri, kau 'kan sudah besar"

"Ah, ayo-"

"Oke! Ikutlah, tidak usah merengek, menambah polusi suara, tahu tidak?"

Taehyung terdiam, berpikir sebentar, melihat bergantian antara Jieun dan Yoongi.

Ah, sekarang Taehyung jadi tahu, Yoongi itu bisa memiliki mulut pedas, karena turunan dari Jieun.







TBC

Haii

Lagi pusing

Pusing mikirin teori bts di vcr mama kemaren, dasar bighit.

Itu yang bikin teori iq nya berapa coba?

Nggak tau ah, yang penting mereka ganteng *nggak nyambung:v

Kalian tim mikirin teori apa tim cuma lihat visual?

Kalo aku sih liat visual dulu, teori nya sabodo, nanti kalo udah ada yang mecahin, baru aku baca😂

Oke, udah, hehe.

Jangan lupa voment yaa

Paipaii~

Our Baby BunnyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang