30

894 117 0
                                    

Yeonjun merasa kalau Tembok yang sedang ia sandari ini bergoyang, lama lama, Beomgyu yang ada di sampingnya juga merasakan. Sampai akhirnya.

"Menjauh dari tembok." suara dari gelang Yeonjun membuat mereka langsung berlari menjauh i dinding. Benar saja, dinding tiba tiba terjatuh dengan suara cukup besar. Mungkin Micko dan anak buahnya bisa mendengar itu.

"Ayo cepat kemari." ucap seorang Pria dan gadis di sampingnya, ternyata mereka adalah Lia dan Ayahnya.

BTS dan TXT langsung berlari dengan cepat, sebelum...

"Berlarilah, aku akan membawa dia saja."

————

"Wahh.. Om merobohkannya." ucap Soobin masih tak percaya kalau Tembok tadi runtuh.

"Setelah Om selidiki, ternyata Rumah itu tidak terlalu kuat, dan berhubung Ruangan kalian belakangnya taman, jadi Om bisa melakukannya, salah mereka kenapa tidak membangun Tembok yang memisahkan Taman dan Rumah." jelas Ayah Lia.

"Satu.. Dua.. Tiga.. Empat.. Lima.." Namjoon saat ini sedang menghitung seluruh orang di dalam mini bus itu.

"...Sepuluh.. Sebelas.. Dua belas.. Tiga belas.. Ehh.."

Tiba tiba dia berhenti lalu kembali mengulang hitungannya.

Member BTS dan TXT ada 12,ditambah Lia dan Ayahnya, jadi harusnya ada 14, Tapi..

"Ada yang kurang, DIMANA HUENINGKAI." Teriak Namjoon membuat mereka semua terkejut.

"Kita tadi terburu buru hingga tidak menyadari kalau Ningning tertinggal." ucap Soobin.

"Lalu, apa kita harus kembali kesana." tanya Yeonjun.

"Tidak."

"Hah?"

"Biar aku saja yang kesana, aku yang akan menyelamatkan Ning ning, lagipula mereka hanya mengincarku, bukan kalian." ucap Namjoon, yang mengatakan tidak tadi juga Namjoon, dia tidak mau kalau yang lainnya dalam bahaya.

"Tapi Joon, kalau kita melawannya bersama, maka akan semakin mudah." jelas Jin.

"Tidak, aku akan kesana sendirian." ucap Namjoon yakin.

"Jangan keras kepala Namjoon, lo gak akan kuat." ucap Yoongi sambil menatap Namjoon tajam.

"Tidak Hyung, aku yakin dengan keputusanku, aku akan menyelamatkan Ningning, Om, bawa aku kembali kesana." ucap Namjoon siap. Ayah Lia hanya menghela napas lalu berputar balik.

Tak lama, mereka kembali ke Rumah itu, Namjoon sudah bersiap untuk turun."Hyung." ucap Namjoon sambil memberikan sebuah surat pada Jin, setelah itu dia berjalan keluar.

————

"Micko, lepaskan Huening." ucap Namjoon setelah dia masuk ke Rumah itu.

"Jika ku lepaskan dia, apa kau akan menuruti ku." ucap Micko. Namjoon berpikir sebentar kemudian mengangguk.

"Oke, gue akan lepas dia, dan bawa lo." ucap Micko. Namjoon melihat dia menyeringai sebelum semuanya gelap.

————

"Namjoon Hyung..."

"Namjoon Hyung bangun.."

"Bangun.."

Bangun....."

Namjoon membuka matanya perlahan, dia saat ini ada di sebuah Ruangan gelap bersama dengen seseorang di sampingnya, kalau dari suaranya, Namjoon bisa menebak kalau itu adalah Hueningkai.

"Ning ning.. Kamu gak papa kan." ucap Namjoon sambil mendudukkan dirinya yang tadi terbaring.

"Ning ning gak papa Hyung, Hyung, tapi ning ning takut." ucap Huening pelan.

"Kamu pasti akan keluar." ucap Namjoon sambil tersenyum.

"Kamu... Maksud Hyung." tanya Huening yang hanya di jawab dengan senyuman. Sebenarnya Huening tahu apa maksudnya, tapi dia tidak mau membuat Namjoon semakin terpuruk.

"Kita pasti akan keluar Hyung." ucap Huening sambil memegang bahu Namjoon. Menguatkan Hyungnya itu.

Namjoon mengangguk."pasti bisa." Mereka pun tersenyum, menguatkan satu sama lain.

————

"Yak!!! Kalian ada dimana, kami sudah menunggu kalian dari tadi." itu adalah suara teriakan Arin dari telepon Soobin.

"Oke.. Kita akan kesana." ucap Soobin pelan, setelah itu Telepon tertutup.

"Kita akan kesana." tanya Taehyun.

"Kita sudah janji." jawab Soobin.

"Tapi bagaimana dengan Huening dan Namjoon Hyung." ucap Yeonjun membuat semua orang yang berkumpul di Ruang tamu itu menghela napas.

"Kalian datang lah kesana, Jungkook akan mengantar kalian, biar Masalah ini Hyung akan pikirkan." ucap Yoongi.

"Tapi Hyung..." ucap Soobin terpotong saat melihat Lia ada di depan pintu yang saat itu tidak tertutup.

"Aku tahu masalah ini, tapi, kita harus datang, Karena Karin besok akan pergi ke Belanda." ucap Lia membuat member TXT semakin bingung.

"Tidak apa apa, kalian pergilah, Jungkook jaga mereka." ucap Jin.

"Yasudah, kami pergi ya Hyung." ucap Soobin mewakili yang lainnya.

"hati hati dijalan." ucap Jin, setelah itu mobil Jungkook berlalu pergi dari Rumah Yeonjun.

————

"Akhirnya kalian datang, emm.. Mana Huening." tanya Arin setelah melihat mereka datang, sedikit berteriak saat melihat Jungkook ikut juga.

"Ceritanya panjang, biar aku yang bercerita, kalian pergi saja ke Karin." ucap Lia lalu menarik Arin.

"Ayo Hyung, maaf suasananya sedikit Ramai." ucap Soobin.

"Tidak apa apa, lagipula, mereka sangat senang melihatku." ucap Jungkook sambil melihat kesekeliling, benar saja, semuanya terpesona dengan ketampanan mereka.

"Selamat datang semua." suara itu mengalihkan pandangan member TXT dan Jungkook. Terlihat seorang Gadis yang memiliki wajah seperti Arin. Ya, dia adalah Karin.

"Makasih udah mau datang ke acara Ulang Tahunku, ini juga acara terakhirku disini sebelum aku melanjutkan belajar di Belanda.." jelas Karin dengan ceria. Jungkook sedikit terkejut, bukan dengan kecantikannya, tapi dengan orang yang ada disampingnya, itu adalah..

"...Kenalkan, ini Kekasihku. Micko."

'Ini akan sulit.' Batin Jungkook sambil memandang member TXT yang juga memandangnya.

————

Jin berjalan pelan menuju Balkon Rumah Yeonjun, dia teringat dengan Surat yang diberikan Namjoon. Jin segera membukanya. Lalu tersenyum.

'Hyung, buatlah Rencana, sekarang mereka tidak akan bisa mendengarnya, aku tahu, mereka menyembunyikan Penyadap suara di bajuku, oleh karena itu aku menyerahkan diri, Semangat Hyung!"

"Baiklah, kami akan menyelamatkan kalian."

# Bersambung.

Huft.. Selesai..

O iya.. Ini hari pertama aku mulai sekolah Online, baru hari pertama aja udah capek banget ya, tugasnya langsung menggunung, mungkin lama kelamaan bakalan kebiasa dengan ini, tapi tetep aja, masih enakan sekolah.

Kalian semua semangat yaa

By : RA.

Apartemen Absurd ~BTS x TXT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang