54

618 93 6
                                    

11 Pemuda itu terduduk di ruang tamu, mereka hanya bisa diam, tidak ada yang berbicara, semuanya sibuk berpikir, ini bukan Prank seperti sebelumnya, ini cukup sulit, karena pelaku tidak meninggalkan apa apa.

"Ini semua salahku, harusnya aku tidak meninggalkan kalian." ucap Namjoon, dia merasa sangat bersalah.

"Harusnya aku tidak menerima kue itu, pasti kalian..." Namjoon terdiam.

"Tunggu, kalian pingsan setelah makan itu kan." tanya Namjoon. Yang lainnya mengangguk.

"Jadi, Roy ada hubungannya sama masalah ini." ucap Yoongi. Namjoon mengangguk.

"Ayo kita kesana, sekarang." ucap Hoseok emosi. Yang lainnya hanya mengangguk takut, kalau Hoseok marah, dia sangat menyeramkan.

————

"Roy, keluar." teriak Jin sambil menggedor nggedor pintu.

"Roy, keluarlah sekarang." teriak Hoseok, wajahnya terlihat marah saat ini.

Klekk..

"Ada apa mencari anak saya." tanya seorang Pria. Itu adalah Ayah Roy.

"Jangan berbasa basi, berikan adik kami, pasti anda juga terlibat dalam kasus ini bukan." ucap Namjoon emosi.

"Apa kalian mencurigai ku." tanya Ayah Roy.

"Iya, karena anda juga selalu membuat kami curiga." jawab Yoongi.

"Maaf atas kecurigaan kalian, pasti kalian pikir aku lah pelaku dari semua ini, memang, aku juga mendukung Roy untuk membuat rencana ini." jelasnya.

"Tunggu, apa Roy juga ikut terlibat." tanya Jin.

"Iya, bahkan dia ingin membalas dendam dengan orang bernama Hueningkai." jawabnya.

"Tapi kenapa aku.." ucap Hueningkai lirih.

"Jangan tanya aku, tanya saja anakku, ini alamatnya, kalian kesana saja." ucap Ayah Roy lalu memberikan secarik kertas berisi alamat.

"Apa kami bisa mempercayai anda." ucap Namjoon.

"Kalian boleh tidak mempercayaiku, aku pun sebelumnya tidak mendukung anakku, tapi lama lama aku mendukungnya, karena dia adalah anakku satu satunya, dia mengancam kalau dia tidak ingin melanjutkan pekerjaanku. Maka dari itu aku mendukungnya." Lah.. Malah curhat nih bapak bapak.

"Baiklah, kami mempercayai anda." ucap Namjoon.

"Selamatkan adik kalian, sebelum Roy berbuat lagi." ucap Ayah Roy.

"lagi." ucap Namjoon tak mengerti. Namun pria itu sudah menutup pintunya.

"Ayo kita ke tempat ini." ucap Yoongi, mereka berlalu pergi.

————

Mereka telah sampai ke sebuah Rumah, rumah ini terlihat tidak terawat selama berbulan bulan.

"Ayo kita masuk." ucap Namjoon. Perlahan mereka berjalan masuk. Sebelumnya tidak ada apa apa.. Sampai...





"Hyung." teriak seseorang dari dalam suatu ruangan. itu Soobin, mereka segera berlari ke sumber suara.

"Soobin." ucap Jin. Dia segera berlari ke arah Soobin yang terikat di pojok ruangan. Wajahnya memar seperti habis dipukuli.

"Ayo kita segera pergi dari sini sebelum Roy datang." Ucap Namjoon setelah Soobin selesai terlepas dari ikatan.

"Memangnya semudah itu kalian terlepas dariku." ucap seseorang dari kejauhan. Mereka semua terdiam saat melihat Roy datang dengan beberapa anak buahnya.

"sebenarnya lo ada masalah apa sih sama Huening." tanya Namjoon emosi.

"Masalah ya, mau gue ceritain disini atau disana." tanya Roy sambil menunjuk ke arah ruang tamu.

"Kalau lo mau kita bicara dengan kepala dingin, lebih baik disana aja." jawab Yoongi.

"Tapi sebelum itu, berikan kotak P3K juga." ucap Jin. Roy menyuruh salah satu anak buahnya untuk mengambilkan.

————

Saat ini mereka sudah duduk si ruang tamu, cukup besar hingga bisa menampung mereka semua, Jin masih fokus dengan wajah Soobin, tapi dia masih bisa mendengarkan penjelasan Roy.

"Gue bingung mau mulai dari mana." ucap Roy.

"Gak usah berbelit belit, cepet jelasin." ucap Namjoon.

"Mulai dari seorang cewek bernama Anisa." ucap Roy pelan.

"Anisa, Anisa siapa." tanya Jimin bingung.

"Lo pasti kenal Ning." tanya Roy.

"Kenal, dia adalah orang yang aku tolongin di Mall 1 tahun yang lalu." jawab Huening.

"Lo tahu gak Anisa siapa." tanya Roy. Huening menggeleng.

"Anisa itu orang yang gue suka." jawab Roy. Huening terkejut.

"Apa 2 orang itu utusan lo." tanya Huening. Roy mengangguk.

"Gue mau bikin skenario, dengan berlagak gue jadi Pahlawan, tapi belum gue keluar dari tempat persembunyian, lo udah nolongin duluan." jelas Roy.

"Lo sih kelamaan ngumpetnya, harusnya kalau mau bikin sesuatu orang lain bilangin, biar bisa kerja sama." ucap Huening kesal.

"wait.. Jadi hanya karena masalah ini lo dendam." ucap Yoongi.

"dan mukulin Soobin." lanjut Namjoon.

"Gue gak mukulin, itu Make Up." jelas Roy. Semua langsung memandang ke arah Soobin dan Jin.

"Gue juga kaget ternyata ini cuma Make Up, tapi tetep gue bersihin." jelas Jin lalu menyengir.

"Jadi, lo mau ngapain sekarang." tanya Namjoon pada Roy.

"Gak tahu, yang penting gue udah bicara sama Huening." ucap Roy.

Setelah terdiam beberapa saat, mereka pamit untuk pulang, masih bingung dengan kejadian kali ini sebenarnya.

"Roy." panggil Huening. Roy hanya menoleh sebelum masuk ke mobilnya.

"Sekali lagi, kalau lo mau bikin sesuatu, bicarain dulu sama orang lain, pasti mereka akan bantu." jelas Huening. Roy mengangguk lalu tersenyum. 3 Mobil itu berjalan pergi dari sana.

# Bersambung.

Sumpah.. Gaje banget sih aku... Entah kenapa makin lama makin gaje nih cerita.😂

Semoga kalian masih betah ya.. Selanjutnya gak gaje lagi kok.😁

By : RA.

Apartemen Absurd ~BTS x TXT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang