114

418 66 7
                                    

"Gimana Hyung, nanti ikut ke rumah sakit kan?" tanya Taehyun. Ini sudah ke empat kalinya dia bertanya hal ini. Tapi Yoongi belum membalasnya sama sekali.

"Ayolah Hyung, lebih baik Hyung bicara sekarang kan daripada nanti nanti, lagian kalau masalah ini gak selesai selesai Hyung juga yang bingung." ucap Taehyun mencoba meyakinkan Hyungnya itu.

"Gimana ya Hyun, A-apa ini waktu yang pas?" tanya Yoongi tidak yakin.

"Aku yakin ini waktu yang tepat Hyung, ayo Hyung, mau ya?" Taehyun menatap Yoongi dengan tatapan berbinar.

"Baiklah, aku akan bertemu dengannya." Taehyun bersorak, akhirnyaaa....










Dia tidak tinggal sendirian lagiii..








"Kami ikut ya." Yoongi dan Taehyun tersadar, sedari tadi mereka berbicara di Ruang Tamu, dan yang lain pasti bisa mendengarkan.

"Okelah, kalian boleh ikut, tapi sebagian menunggu diluar, tidak mungkin masuk semua, yang ada pengap nanti kebanyakan orang." ucap Yoongi.

"Tenang aja Hyung, kamarnya David itu VVIP, jadi kalau kita semua masuk masih cukup kok." jelas Taehyun.

"Baiklah." jawab Yoongi pasrah.

————

Nauvan menatap David yang masih terbaring lemah di kasurnya, dia belum bangun dari tidurnya, demamnya sudah dinyatakan turun oleh dokter, jadi Nauvan sedikit lega.

Tok.. Tok.. Tok..

Nauvan berjalan menuju pintu, dia sudah tahu pasti siapa yang datang, lagipula siapa lagi yang datang kalau bukan mereka.

"Haii semua.. Kalian pasti sudah tahu diriku bukan, jadi gue gak usah kenalin diri." sapa Nauvan. Taehyun menepuk bahunya lalu berjalan masuk diikuti yang lainnya.

"David masih belum bangun Van?" tanya Yoongi. Nauvan menggeleng.

"Tapi demamnya udah turun kok, jadi gak usah khawatir lagi." Yoongi mengangguk lalu menatap David.

"Ngomong ngomong, gue akan mengatakan sebuah pengakuan." perkataan Namjoon membuat semua orang menatapnya. Jin yang berada disampingnya menggenggam tangan Namjoon erat. Namjoon menatapnya lalu mengangguk.

"Sebenarnya, kami sudah tahu permasalahan kalian." ucapan Namjoon berhasil membuat Yoongi, Taehyun, Hoseok, dan Nauvan melongo.

"Bagaimana bisa, bukannya kemaren rencananya gagal?" tanya Hoseok bingung.

"Sebenarnya, tanpa sepengetahuan lo, gue ngasih penyadap di jam tangan lo, jadi gue bisa nyadap terus gue rekam, tapi karena sinyal atau apalah, jadi audionya agak macet macet dan ada beberapa yang hilang suarnya, jadi ya gak semua kita tahu." jelas Namjoon.

"Sudah gue duga juga sih, kalian itu selalu ada ide buat cari tahu, entah dengan cara apa aja yang penting kalian bisa tahu." ucap Yoongi membuat yang lainnya menyengir.

"Emhh.." Mereka terdiam saat David mulai terbangun, dengan perlahan dia membuka mata, menatap orang orang yang saat ini juga menatapnya.

"Lo ngapain disini?" tanya David saat melihat Yoongi. Wajahnya langsung terlihat emosi.

"Bukannya gue udah bilang, jangan pernah nampakkin diri lagi di depan gue, apa lo gak ngerti hah!" bentak David, padahal dia baru aja bangun, tapi setelah melihat Yoongi jiwa menghujatnya langsung menguasai  tubuh.

"Mau gak lo dengerin gue bentar aja?" tanya Yoongi datar.

"Gak.. Gue gak mau dengerin lo lagi, udah cukup lo buat gue sakit dulu, lo yang bikin kosan rusak kayak sekarang, lo yang bikin gue kayak gini, dan lo masih gak tahu malu nunjukin diri lo lagi." David terkekeh kemudian melanjutkan kalimatnya.

"Coba aja lo gak pergi waktu itu, pasti Kosan baik baik aja, coba aja tim kita menang, pasti sekarang lo masih jadi sahabat baik gue, coba aja—"

















"Coba aja kalau preman itu gak ngurung gue, gue bisa dateng dan menangin pertandingan itu."



"H-hah?!"

# Bersambung.

Tiada hari tanpa menggantung, tiada hari tanpa teka teki. Hehehhehe...

O iya kalian tahu gak, cerita ini yang baca hampir 50k, aku seneng banget ya ampun... andaikan nanti saat Ulang tahunku Cerita ini udah 50k lebih, pasti itu hadiah terindah yang kuterima.. Do'a in semoga itu bisa terwujud ya... Walaupun kayaknya gak bakalan bisa sih. Hehehhehe...

By : RA.

Apartemen Absurd ~BTS x TXT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang