Prolog

6.3K 401 63
                                    

Hello!!! Ketemu lagi dengan asem!

Sambil nunggu Nikah, Yuk! Terbit, asem kasih selingan cerita ini ya hehehe. Semoga kalian sukaa❤

.
.
.
.

Aku diperkenalkan oleh orang tuaku kepada seorang pemuda yang seumuran denganku, namanya Arundaya Niscala Baruna, dia memintaku untuk memanggilnya Aru. Tidak disangka, Aru adalah mahasiswa di kampus yang sama denganku. Hanya saja kami berbeda fakultas. Aru berada di fakultas teknik, sedang aku ekonomi. Ayah memperkenalkan Aru kepadaku dengan maksud tertentu, dia ingin menjodohkanku dengan anak dari kliennya tersebut.

Ayah bilang, Aru laki-laki yang baik. Dia tidak pernah berbuat macam-macam meski tinggal hanya bersama Papanya karena orang tua Aru telah bercerai sejak tujuh tahun yang lalu. Sebenarnya aku merasa keberatan dengan keputusan Ayah yang akan menjodohkanku, aku hanya ingin menikah dan hidup bersama dengan laki-laki yang aku cintai.

“Ayah, bisa gak kalau aku sama Aru saling kenal dulu? Jangan langsung ngambil keputusan untuk nikahin kita berdua. Aku gak siap kalau melangkah ke sana,” pintaku di hari pertemuan dengan Aru dan Papanya terjadi.

“Iya Om, saya juga belum siap.” Aru menimpali.

Papa Aru berdehem. “Anak-anak muda zaman sekarang emang susah Pak Vino untuk dijodohkan, kita kasih mereka waktu aja. Gak perlu terburu-buru.”

Aku mengangguk cepat. “Bener apa yang dibilang Om Jeffry, Yah.”

Ayah terlihat berpikir. “Kalau bagusnya begitu ya sudah. Jalani aja.”

Kedua sudut bibirku terangkat, merasa senang akan keputusan itu. Aku melihat ke arah Om Jeffry, karenanya Ayah jadi berpikir dua kali mengenai perjodohan ini. Tak sengaja, aku beradu tatap dengan Om Jeffry. Laki-laki itu melemparkan senyumnya padaku.

Sial, jantungku dibuat berdebar tak menentu hanya dengan senyumannya. Aku akui Aru tampan, tapi pesona Papanya jauh lebih menawan sampai membuatku tak bisa mengalihkan pandangan. Sepertinya perkataan Mairin ada benarnya, yang tua lebih menggoda. Terbukti hanya butuh waktu beberapa detik, aku sudah dibuat jatuh hati padanya, pada Jeffry Ancala Baruna, laki-laki berumur tiga puluh tujuh tahun dengan statusnya yang duda beranak satu.

“Bira, ada apa?” Suara Om Jeffry membuatku tersadar.

“Eh? Enggak Om hehe.” Aku menunjukkan deretan gigiku.

“Saya kira kenapa. Kalau ada yang mau dikatakan, bilang aja ya.”

Saya mau nikah sama Om, bukan anak Om.






Jeffry Ancala Baruna, 37 tahun

Arundaya Niscala Baruna, 20 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arundaya Niscala Baruna, 20 tahun

Arundaya Niscala Baruna, 20 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kabira Ailyn Narendra, 20 tahun

Mungkin cerita kayak gini udah klasik, tapi kalau kalian suka syukur deh hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin cerita kayak gini udah klasik, tapi kalau kalian suka syukur deh hehehe

DUA BARUNA [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang