Asem udah double update nih, komennya jangan pelit!
.
.
.(JEFFRY POV)
Aku mengajak serta Bira untuk mencari keberadaan Aru. Kami berdua mendatangi rumah teman-teman Aru yang kuketahui meski tidak banyak. Tapi pencarian kami tidak menghasilkan apapun, Aru tidak ada di antara tempat-tempat yang sudah kami datangi. Anak buah yang sudah kutugaskan untuk mencari Arupun belum memberikan kabar apa-apa. Sampai akhirnya ada sebuah panggilan masuk ke ponselku. Ayahku menghubungiku, kakeknya Aru. Mengingat aku sedang menyetir mobil, aku meminta Bira yang duduk di sebelahku untuk mengangkat panggilan tersebut. “Halo Ayah?” kataku lebih dulu.
“Jeff bener Aru hilang?” tanyanya. Sepertinya kabar mengenai Aru sudah sampai ke telinga Ayahku. Ayah memang sangat memanjakan Aru sejak kecil, karena Aru merupakan satu-satunya cucu yang dimiliki oleh Ayah. Dulu Ayah sempat meminta cucu kedua dariku, jelas saja aku menolaknya. Aru saja bisa hadir karena keteledoranku dan Bianca.
“Bukan hilang Yah, dia lagi gak mau pulang aja.”
“Sama aja! Kamu ngurus anak satu aja gak pernah beres! Bawa Aru pulang sebelum Ayah yang turun tangan,” katanya lalu menutup sambungan telepon itu. Dari nada bicaranya, Ayah jelas marah kepadaku.
“Ayahnya Mas ya?” tanya Bira.
Aku mengangguk, lalu menarik napas panjang. “Aku gak tau harus nyari Aru ke mana lagi Ra. Semua tempat yang mungkin Aru pergi ke sana udah kita datangi. Tapi hasilnya nihil. Bianca juga udah aku minta untuk bantu cari Aru, dan belum ada perkembangan sampai saat ini.” Kurasakan tangan Bira menggenggam satu tanganku yang bebas. Hangat, dan berhasil membuatku sedikit lebih tenang.
“Aru pasti ketemu,” ujar Bira meyakinkanku. “Mas, ada satu tempat yang belum kita datangi, dan mungkin Aru ada di sana.”
“Di mana?” Dengan arahan Bira, aku sampai di sebuah jembatan. Wanita itu memintaku untuk memarkirkan mobil dan mengajakku turun, berjalan di pinggir jembatan. “Kita mau ke mana Ra?” tanyaku bingung. Bira berjalan lebih dulu di depanku. Sedang aku mengikutinya di belakang.
Bira tidak menjawab pertanyaanku. Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti dengan mata yang tertuju pada sesuatu. Aku mengikuti arah pandangan Bira dan menemukan Aru yang sedang berdiri merentangkan lengannya menghadap ke sungai. Bira benar, Aru berada di sini. Tempat yang bahkan tidak pernah terpikirkan olehku sebelumnya. “Aru!” panggilku seraya berlari menghampiri putraku.
“Papa?” Aru terlihat kaget mendapati kehadiranku. Dia melirik ke arah belakangku, tempat di mana Bira berdiri. “Bira, lo yang kasih tau Papa?” tanya Aru.
“Pulang sekarang ya, ikut Papa,” kataku.
Aru menggeleng. “Aku udah bilang ke Papa 'kan tadi? Aku gak pulang hari ini, bahkan mungkin seterusnya.”
“Ru gak usah aneh-aneh, Kakek kamu udah nelepon Papa tadi. Kalau sampai kamu gak pulang, Papa mungkin bakal kehilangan restoran Papa,” balasku.
Aru mendecih. “Jadi Papa cari aku cuma karena takut sama Kakek? Bukan bener-bener dari hati dan takut kehilangan aku? Kalau iya, Papa tenang aja. Nanti aku bakal bilang sama Kakek kalau ini keputusan aku buat keluar dari rumah.”
“Ru, jangan gini.” Bira berujar. Dia mendekat padaku dan Aru. “Pulang ya?” bujuk Bira.
“Lo tau Ra, gue gak punya rumah,” sahut Aru.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA BARUNA [END✔]
Fanfiction[17+][bukan BL]Kabira, dikenalkan pada Aru oleh orang tuanya dengan maksud akan dijodohkan. Namun gadis yang akrab disapa Bira itu jatuh hati pada Papa dari Aru, dia adalah Jeffry. "Jangan pindah hati ke Baruna lain, kamu cuma milik aku."