PAGI!!!! ADA YANG NUNGGUIN DARI SEMALEM?!
BTW INI 🔞🔞🔞🔞🔞🥵
.
.
.“Nanti malem kamu gak usah tidur di kamar aku lagi.” Aku yang sedang menyeruput teh hangat buatan Mbok Arum sambil menikmati sepoi angin sore di teras rumah, mendongak menatap Bira penuh tanya.
“Kenapa? Nanti kalau Sukma dateng lagi gimana?” tanyaku.
Wanita hamil itu mengusap perut besarnya. “Gak akan. Udah empat hari Sukma gak pernah dateng ke sini lagi.” Aku berdecak pelan, agak sebal dengan permintaan Bira. Padahal sudah empat hari ini aku bisa tertidur pulas walau hanya beralaskan kasur lantai yang tidak terlalu tebal, dan hal itu terjadi hanya karena satu alasan yaitu Bira. Datangnya Sukma ke rumah, memberikanku kesempatan lebih banyak untuk menghabiskan waktu bersama Bira, karena Sukma aku bisa menemani Bira setiap malam, memandangi wajah wanita itu saat dia tidur dengan semauku tanpa harus kena omel. Tapi hari ini Bira malah memintaku agar berhenti menemaninya. Bira berbalik akan masuk ke dalam rumah kembali, namun aku menahan tangannya dan menariknya duduk di pangkuanku. “Mas ngapain sih?!” Bira berusaha bangun, tapi kutahan dengan memeluk perutnya.
“Jangan banyak gerak, mau yang di bawah bangun?” tanyaku usil yang seketika membuat Bira terdiam. Aku terkekeh, kukecup singkat bahu Bira. “Pinter, nurut banget sama Papa.”
“Mas macem-macem aku tabok ya!” ancamnya.
“Marah-marah mulu deh kamu. Bawaan bayi ya?”
“Bawaan diri sendiri tulus dari hati. Lepasin aku gak? Aku mau mandi, udah sore.”
“Kalau aku gak mau lepasin gimana?” tanyaku.
Bira melemparkan tatapan tajamnya. Alih-alih takut, aku justru merasa gemas dengan tingkahnya. “Aduh Ra sakit!” Aku meringis ketika Bira tiba-tiba mencubit perutku begitu keras. Aku melepaskan pelukan itu yang membuat Bira langsung bangun dari duduknya. Kusingkap kaos hitam yang kugunakan, ingin melihat hasil cubitan mematikan dari Bira. “Yaampun Moy, sampai merah gini lho. Sakit banget tau,” keluhku.
“Salah siapa main narik-narik aku? Jangan bertingkah sok akrab ya Mas, kamu masih hutang penjelasan sama aku. Aku juga belum pernah tuh maafin kamu,” kata Bira.
“Udah aku bilang 'kan? Bagusnya kamu gak tau sayang.”
“Tapi aku perlu tau!” Bira menghentakkan kakinya kesal. Aku menghela napas dalam. “Masih mau bungkam juga?” tanyanya.
Aku hanya diam tak merespon.
“Pa, Bira.” Aru yang sudah tidak pulang ke rumah selama empat hari ini karena menginap di rumah Bianca, akhirnya hari ini pulang juga. Putraku itu datang dengan membawa kantung plastik berwarna putih di tangannya.
“Aru kangen.” Bira tiba-tiba memeluk Aru, membuatku melebarkan mata. Tidak biasanya wanita itu bersikap demikian terhadap Aru. “Lo ke mana aja sih? Tau gak empat hari ini gue terpaksa tidur sama bokap lo gara-gara...” Bira berjinjit sedikit, lalu membisikkan Aru sesuatu yang masih bisa kudengar. “Sukma.”
“Sukma? Kuntilanak?” tanya Aru.
Bira mengangguk. Dia mengurai pelukannya. “Kata Mbok Arum, Sukma demen sama ibu hamil. Gue takut banget Ru, senyum Sukma serem banget ngelebihin joker.”
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA BARUNA [END✔]
Fanfiction[17+][bukan BL]Kabira, dikenalkan pada Aru oleh orang tuanya dengan maksud akan dijodohkan. Namun gadis yang akrab disapa Bira itu jatuh hati pada Papa dari Aru, dia adalah Jeffry. "Jangan pindah hati ke Baruna lain, kamu cuma milik aku."