44. Papa dan Al

1.6K 245 142
                                    

MATURE KONTEN🔞

JANGAN LUPA KOMENNYA, BELAJAR MENGHARGAI KALAU INGIN DIHARGAI!
.
.
.
.

Ragnala Hesyam Baruna, nama yang Aru berikan untuk calon anakku nanti. Pertama kali mendengar nama itu, aku langsung menyukainya. Apalagi setelah Aru memberitahukan artinya. Ragnala berartikan kasih sayang. Aru bilang Al adalah bentuk kasih sayangku dan Mas Jeffry. Padahal aku sendiri masih mempertanyakan mengenai perasaan Mas Jeffry terhadapku, pun sebaliknya. Aku mulai meragukan Mas Jeffry semenjak dia pergi meninggalkanku tujuh bulan yang lalu. Aku belum bisa mengambil keputusan akan dibawa ke mana hubunganku dan Mas Jeffry selanjutnya. Aru memintaku untuk percaya padanya bahwa Mas Jeffry tidak akan lagi mengulang kesalahan yang sama, tapi entah mengapa aku masih ragu dengan ucapannya. “Heh bengong!” Aku terlonjak kaget saat seseorang tiba-tiba menepuk pundakku. Gelas berisi susu hamil yang sedang kupegang hampir saja terlepas karenanya.

“Mas apaansih ngagetin!” kesalku pada si pelaku yang kini menunjukkan deretan giginya, seolah puas setelah berhasil mengagetkanku. Aku menatap Mas Jeffry tajam. “Kalau gelasnya pecah gimana? Kamu ngada-ngada banget.”

“Lagian kamu masih pagi udah ngelamun,” balas Mas Jeffry. “Ngelamunin apa sih Ra? Soal yang semalem? Kalau tau bakal bikin kamu kepikiran gini, mending gak usah aku kasih tau.”

“Kamu gak ngasih tau, makin lama aja kamu dapet jawaban dari aku.”

“Kamu udah mau jawab?” tanya Mas Jeffry.

Aku menggeleng. “Enggak.” Lelaki itu berdecak pelan.

“Kapan dong jawabnya?”

Aku mengedikkan bahu, tidak tahu kapan harus memberikan jawaban pada Mas Jeffry mengenai hubungan kami. “Kamu udah rapih, mau ke restoran?” tanyaku melihat penampilan Mas Jeffry, dia memakai kemeja bergaris hitam putih dengan celana bahan sebagai bawahannya.

“Iya.” Aku membulatkan mulut sebagai respon. “Aku berangkat ya, kamu jangan lupa sarapan biar adek gak kelaperan.”

“Al,” sahutku.

Kening Mas Jeffry berkerut. “Maksudnya?” tanyanya tidak mengerti.

“Ragnala Hesyam, itu nama adek. Aru yang kasih. Bagus ya?”

“Nama panggilannya Al?” tanya Mas Jeffry yang kubalas anggukan. Lelaki itu tersenyum, diusapnya perutku yang langsung mendapat respon berupa pergerakan dari dalam. Al selalu menendang setiap kali Mas Jeffry atau Aru menyentuhnya. Padahal aku selalu butuh waktu lama untuk membujuk Al agar mau bergerak. “Bagus, tapi ada yang kurang. Tambahin nama Baruna di belakang nama Al dong Moy.”

“Masih aku pikirin. Kamu berangkat sana.” Aku mengusir, tidak ingin Mas Jeffry membahas lebih jauh soal nama belakang Al karena hal itu bersangkut paut dengan hubungan kami ke depannya. Mas Jeffry tiba-tiba mendaratkan kecupan singkat di bibirku, aku reflek melotot dan memukul lengannya. “Mas!” sebalku.

Mas Jeffry terkekeh. “Aku berangkat ya, dadah Mamoy, dadah Al.” Mas Jeffry lalu pergi. Tak berselang lama, Aru datang juga menghampiriku dengan pakaiannya yang sudah rapih pula.

“Mau ke bengkel?” tanyaku.

Aru mengangguk.

DUA BARUNA [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang