DOUBLE UPDATEE!!!
.
.
.Setelah pulang dari rumah sakit, aku baru merasakan betapa tidak mudahnya mengurus seorang bayi. Jika di rumah sakit, ada Ibu atau perawat yang membantuku mengurus Al saat aku sedang di kamar mandi atau makan. Tapi di rumah, aku sedikit kewalahan karena tidak ada Ibu di sisiku. Ibu tidak bisa selalu datang ke rumah dan membantuku karena ada Ayah juga yang harus diurusnya. Benar di rumah aku tidak sendiri, ada Mas Jeffry, Aru, dan Mbok Arum yang membantuku mengurus Al. Tetapi hari ini mereka semua sibuk dengan urusan masing-masing. Setelah satu minggu menemaniku, Mas Jeffry kembali bekerja seperti biasa, Aru pergi dua jam yang lalu ke rumah sakit bersama Mbak Bianca, dan Mbok Arum sibuk memasak makanan untuk nanti malam. Jadi hari ini aku benar-benar mengurus Al tanpa bantuan siapapun. “Sssst, bobo ya dek. Mamoy belum mandi sore, kamu nangis mulu soalnya.” Aku menaruh Al hati-hati di tengah-tengah ranjang. Dia baru saja tertidur setelah kuberi asi. Perdana ditinggal Mas Jeffry, Al banyak menangis hari ini. Kurasa dia merindukan Papanya karena biasanya Mas Jeffry selalu berada di dekat putra kami dan terkadang menyanyikan lagu untuk Al sampai Ragnala tertidur.
Aku meregangkan ototku yang terasa pegal, lalu pergi ke kamar mandi setelah memastikan bahwa Al benar-benar terlelap. Baru saja aku melepas pakaianku, kudengar tangis Al pecah. Aku menghela napas berat, kuraih bathrobe yang tergantung di pintu dan memakainya. Al sepertinya tidak ingin membiarkanku mandi. Aku kembali keluar dari kamar mandi untuk menenangkan Al. Tapi anehnya, saat aku keluar aku menemukan Al yang masih tertidur. Dia tidak menangis, bahkan posisinya masih sama seperti sebelum aku meninggalkannya ke kamar mandi. Bulu kudukku mendadak berdiri mendapati hal tersebut. Namun aku tidak ingin berprasangka yang aneh-aneh, kuyakinkan diri sendiri bahwa yang kudengar tadi hanya sebatas perasaanku saja karena seharian ini aku terlalu sering mendengar tangisan Ragnala.
Aku berbalik, akan kembali masuk ke kamar mandi. Tapi sialnya, aku melihat sesuatu yang sangat kubenci. Sukma kembali setelah satu bulan ini aku tidak melihatnya, makhluk itu kini sedang duduk sambil menggoyangkan kakinya di atas lemari, matanya yang menonjol keluar, memandangi Al yang terlelap. Aku merasa takut dan marah melihat itu. Tidak boleh seorangpun mengganggu putraku, bahkan setan seperti Sukma. “Pergi! Pergi Sukma!” teriakku. Aku berjalan sedikit tergesa ke arah ranjang dan membawa Al ke dalam dekapanku. “Jangan ganggu anak gue!”
Wajah Sukma berubah semakin menyeramkan saat aku memarahinya. Matanya memerah, dia menyeringai. Dan hampir terbang ke arahku jika seseorang tidak membuka pintu kamar lebih cepat. Mas Jeffry datang. Dia kebingungan melihatku yang hampir menangis sambil mendekap Al. “Ra kamu kenapa?” tanya Mas Jeffry khawatir.
“Sukma, setan itu dateng lagi Mas. Dia ngeliatin Al. Aku takut Al di apa-apain,” jelasku.
“Tenang ya, sini Alnya biar sama aku.” Mas Jeffry mengambil alih Al dariku. “Jangan nangis, Al gak kenapa-napa sayang.”
“Aku takut,” kataku.
Mas Jeffry mengusap pundakku. “Kamu tenang ya, biar aku urus soal ini. Sekarang kamu mandi dulu aja, kamu mau mandi 'kan?” tanya Mas Jeffry sambil memperhatikanku.
Aku mengangguk. “Jagain Al ya Mas,” pintaku.
“Iya, kamu gak usah khawatir.”
Aku mandi cepat-cepat, takut jika Sukma tiba-tiba kembali mengganggu Al. Begitu keluar kamar mandi, kulihat Mas Jeffry sedang menimang-nimang Al seraya menyenandungkan lagu. Kupeluk suamiku dari belakang dan mengecup pundaknya. “Aku sekarang tau, Sukma takut sama kamu Mas,” ujarku. “Dia selalu pergi setiap kamu dateng.”
“Iya, dia takut aku usir dari rumah kosong itu. Soalnya rumah itu 'kan salah satu aset aku juga,” canda Mas Jeffry. “Gimana hari ini? Capek gak ngurus Al sendiri?” tanya Mas Jeffry. Dia berbalik menghadapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA BARUNA [END✔]
Fanfiction[17+][bukan BL]Kabira, dikenalkan pada Aru oleh orang tuanya dengan maksud akan dijodohkan. Namun gadis yang akrab disapa Bira itu jatuh hati pada Papa dari Aru, dia adalah Jeffry. "Jangan pindah hati ke Baruna lain, kamu cuma milik aku."