68. Abu-Abu

143 13 5
                                    

Hari ini Alby sengaja menghubungi Laudya dan memintanya untuk datang menemuinya di rumah sakit. Ada hal yang ingin Alby tanyakan dan luruskan pada Laudya terkait foto yang Laudya kirimkan pada Renata.

Jujur saja Alby sangat terkejut mengetahui Laudya terlibat perang dingin dengan Renata hanya karena dirinya. Dan yang lebih membuat Alby tidak mengerti adalah kenapa Renata malah menanggapinya seolah Renata juga menyukai Alby? Bukankah selama ini Renata hanya menyukai Sean?

Ah sudahlah masalah ini benar-benar membuat Alby pusing tujuh keliling. Belum lagi tentang kondisi Devi, semakin membuat kepala Alby ingin pecah.

Tok! tok!

Alby mengalihkan perhatiannya pada pintu ruangannya.

"Masuk."

Terlihat Laudya yang tampak cantik dengan balutan pakaian casualnya.

Alby pun mempersilahkan Laudya untuk duduk di kursi yang berada di depan mejanya.

"Ada apa By?" tanya Laudya senang.

"Apa kau mengirim foto kita ke Renata?" tanya Alby langsung.

Senyum di wajah Laudya langsung memudar dan tergantikan raut wajah terkejutnya.

Bagaimana Alby bisa tahu? Apa Renata memberitahunya?

"Aku tahu sendiri, bukan dari Renata. Ponsel Renata tertinggal di kamar inap Devi dan aku tidak sengaja melihatnya," ujar Alby mematahkan pemikiran Laudya.

Laudya terdiam membuat Alby yakin jika memang Laudya yang mengirim foto itu pada Renata.

"Sejak kapan?" tanya Alby. "Sejak kapan kalian perang dingin seperti itu di belakangku?"

Laudya terdiam sebentar sebelum akhirnya ia menjawab pertanyaan Alby.

"Sudah lama. Renata bilang padaku untuk menjauhimu karena dia mencintaimu tapi aku tidak mau. Aku tetap ingin bersamamu dan bahkan aku ingin mendapatkanmu," ujar Laudya jujur.

"Kau sudah mendapatkanku," terang Alby.

Laudya teringat kemarin malam saat pesta ulangtahun Jessica, Alby datang menjemputnya. Tentu saja hal itu membuat Laudya senang bukan main dan yang lebih membuatnya bahagia lagi adalah Alby mengungkapkan perasaannya padanya.

Ya! Alby bilang jika ia menyukainya!

Flashback on

Setelah membujuk Devi dengan susah payah, Alby pun berhasil pergi dari kamar inapnya dan bergegas berangkat ke rumah Laudya.

Saat Alby berjalan menuju parkiran, Alby melihat Sena yang tengah berdiri di depan mobil Alby seolah menunggu kedatangan Alby.

"Apa yang direktur lakukan disini?" tanya Alby.

"Aku menunggumu," jawab Sena menegakkan badannya.

Alby tampak tidak nyaman melihat kedatangan direktur yang menunggunya apalagi perkataannya yang membahas mengenai kesepakatan di depan Devi membuat Alby sedikit jengkel.

"Ada apa?"

"Ungkapkan perasaanmu pada Laudya nanti malam."

"Apa?!!" tanya Alby terkejut.

"Bukankah kau bilang akan mengencani putriku maka kau boleh pindah departemen sesukamu? Aku sudah melakukan tugasku dan sekarang tinggal kau yang menyelesaikannya," jawab Sena.

"Tapi saya belum memiliki perasaan apapun pada putri anda," tolak Alby.

"Aku tidak perduli. Masalah perasaan bisa menyesuaikan. Lagipula aku memintamu mengungkapkan perasaanmu pada Laudya bukan tanpa sebab. Semakin lama kau berada di dekat Laudya maka perasaanmu akan timbul dengan sendirinya."

Dokter Alby Pujaan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang