"Om!!!" teriak Devi senang sembari berlari memeluk Alby.
"Jangan lari nanti jatuh," tegur Alby sembari berjalan cepat ke arah Devi agar gadis itu tidak berlari terlalu jauh ke arahnya namun seperti biasa Devi tidak menggubrisnya.
"Om Alby kenapa berbohong?" tanya Devi mengerucutkan bibirnya.
"Surprise," bisik Alby yang membuat Devi tersenyum lebar.
"Padahal aku sudah curhat-curhat pada Arin dan Gara kalau aku sangat sedih om Alby tidak bisa datang," tukas Devi.
"Tapi sekarang sudah tidak sedih lagi kan?" goda Alby.
Devi menganggukkan kepalanya dengan disertai senyuman lebarnya. Devi pun memberi isyarat pada Alby agar merendahkan badannya karena perbedaan tinggi tubuhnya dengan Alby yang jauh membuatnya kesulitan untuk membisikkan sesuatu pada Alby.
"Om Alby mau kucium tidak?" bisik Devi tepat di telinga Alby.
"Di sini?" balas Alby.
Tanpa menunggu jawaban dari Devi, Alby langsung memeluk pinggang Devi posesif.
"Kau tidak apa-apa jika besok menjadi topik panas di sekolah?" tanya Alby sembari mengangkat sebelah alisnya.
"Anggap saja sebagai kenang-kenangan sebelum meninggalkan sekolah," balas Devi ikut membalas pelukan Alby.
Pada saat Alby hendak mendekatkan wajahnya ke arah Devi, tiba-tiba suara keras Gara menghentikan aksinya.
"Ayo kita masuk, upacara kelulusannya sebentar lagi dimulai," teriak Gara menginterupsi.
"Ck Gara benar-benar merusak suasana!" kesal Devi sembari menatap kesal ke arah Gara.
"Dev ayo!!" teriak Gara tanpa dosa.
"Ayo, upacaranya akan segera dimulai," ajak Alby menggenggam tangan Devi.
Alby yang melihat raut wajah kesal Devi pun tertawa kecil. Devi begitu menggemaskan dengan bibir mengerucutnya.
Cup!
Devi membulatkan kedua matanya begitu Alby mengecup bibirnya sekilas. Devi pun menoleh ke arah Alby.
"Jangan marah lagi, kalau kau mau sepulang acara nanti kau bisa menciumku sepuasmu," goda Alby yang langsung membuat Devi merona.
"Om," tegur Devi malu.
Setelahnya mereka pun berjalan beriringan memasuki gedung sekolah untuk melaksanakan upacara kelulusan.
"Om Abi dan tante Ishy mana om?" tanya Devi celingak-celinguk mencari keberadaan Abimanyu dan Ishwari.
"Ada. Ayo kita masuk lebih dulu biar ayah dan ibu menyusul kita nanti," ajak Alby yang diangguki oleh Devi.
"Tapi om."
"Hm?"
"Om Alby ke mari tidak membawa apa-apa?"
"Bawa apa?" tanya Alby bingung.
"Lihatlah om, teman-temanku dapat bunga dan hadiah kelulusan tapi kenapa om Alby tidak membawa apa-apa untukku?" tunjuk Devi ke arah teman-temannya yang lain.
Alby tampak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Rupanya ia lupa membelikan hadiah kelulusan untuk Devi.
"Dev maaf aku lupa. Nanti sepulang acara kita beli ya? Aku janji akan membelikan apapun yang kau mau," bujuk Alby.
"Janji ya om?" tanya Devi sembari mengacungkan jari kelingkingnya pada Alby.
"Janji. Tapi memangnya kau ingin hadiah apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Alby Pujaan Hati
RandomAlby yang seorang dokter bedah digestif pun harus menjadi orangtua asuh sementara untuk Devi yang seorang gadis SMA manja berjiwa balita atas permintaan sahabatnya yang tengah sakit Angiosarcoma hati. Tidak hanya berhadapan dengan kenakalan dan kera...