4. Tinggal Bersama Om Alby

245 13 0
                                    

Devi menatap seseorang yang ada di hadapannya kini tanpa berkedip sedikitpun. Bukankah dia dokter yang memarahi kak Raden kemarin?

Devi menajamkan penglihatannya untuk memastikan apakah benar itu dokter yang memarahinya dan memintanya menghafal zat yang terkandung dalam air hujan?

"Sudah hafal zat yang terkandung dalam air hujan belum?"

"Sudah hafal zat yang terkandung dalam air hujan belum?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar!!! Dia dokter yang memarahinya kemarin. Lihatlah sekarang dokter menyebalkan itu. Dia tetap duduk dengan tenang sembari menatap Devi meskipun telah melayangkan pertanyaan menyebalkan seperti itu.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Sean terkejut.

"Tidak!" jawab Devi dan Alby bersamaan.

Sean menatap keduanya yang saling bertatapan tersebut dengan heran. Sepertinya mereka sudah kenal dan terlihat dari mata mereka pasti ada sesuatu di dalamnya. Sean berharap semoga sesuatu itu adalah sesuatu yang baik jadi ia tidak akan menyesal meminta Alby untuk mengasuh Devi.

"Devi kenalkan ini Alby. Al ini Devi, adik perempuanku. Alby ini seorang dokter loh Dev, dia-" ucap Sean yang membuat Alby dan Devi berhenti saling menatap.

"Ternyata dokter seperti anda memiliki waktu untuk bersantai di kafe seperti ini ya?" sindir Devi pada Alby.

"Dev!" tegur Sean.

"Kebetulan ini hari liburku," jawab Alby sembari tersenyum mengejek.

Devi memberenggut kesal dengan jawaban Alby. Si dokter satu ini benar-benar menyebalkan.

"Kalau begitu kakak akan langsung pada intinya," ujar Sean pada Devi. "Mulai hari ini kau akan tinggal dengan Alby," ucap Sean yang langsung membuat Devi membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan kakaknya itu.

"Maksud kakak?" tanya Devi.

Drtt... drt.....

Ponsel Sean berdering, Sean pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan sedikit menjauh dari Devi agar ia tidak mendengar apa yang ia bicarakan di telepon.

"Kau dijual padaku," ucap Alby pada Devi.

"Pembohong," cibir Devi sembari menjulurkan lidahnya pada Alby.

"Tanya saja pada kakakmu. Dia hanya menjualmu seratus juta padaku," goda Alby lagi.

"Aku semurah itu?" tanya Devi sembari menatap Alby dengan penasaran.

"Tentu saja. Memangnya kau semahal apa? Zat dalam air hujan saja kau tidak tahu," jawab Alby enteng yang malah membuat Devi memberenggut kesal.

"Kau-"

"Berhenti!! Jangan bicara padaku, kau membuatku kesal om!" potong Devi sebelum Alby berbicara lebih lanjut.

"Om?"

"Ya, kenapa? Kau kan seumuran dengan kakakku. Perbedaan usia kami 12 tahun jadi memang sepantasnya aku memanggilmu om bukan?" balas Devi sembari tertawa mengejek pada Alby.

Dokter Alby Pujaan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang