55. Devi Dalam Bahaya

165 16 8
                                    

Devi berlari tanpa arah. Yang terpenting sekarang hanyalah ia pergi menghindar dari Alby. Devi sangat marah pada Alby dan ia tidak ingin bertemu dengan Alby untuk sementara.

Sembari terus menangis, Devi yang kelelahan pun mulai memelankan langkahnya dan menatap ke sekelilingnya.

Kini ia berdiri di persimpangan jalan raya. Banyak lalu lalang kendaraan entah itu mobil pribadi maupun mobil berat. Devi tahu ia berada dimana sekarang. Ini adalah jalan persimpangan dekat rumah sakit tempat Alby bekerja. Devi terkejut untuk sesaat, ia tidak percaya mampu berlari sejauh itu.

Devi yang sadar akan hal itu pun menghela nafasnya kasar dan mendengus kesal. Ia pikir ia sudah berlari menjauh dari Alby tapi nyatanya ia malah berlari mendekat ke arah rumah sakit Alby. Bukankah itu artinya ia malah pergi mendekati Alby?

Devi yang kesal pun membalikkan badannya berniat putar balik. Dengan bermodalkan kartu kredit milik kakaknya yang ia simpan, Devi memutuskan untuk pergi berbelanja saja di mall untuk memperbaiki suasana hatinya.

Devi memesan sebuah taksi dan menyebutkan tujuannya pada sopir taksi tersebut. Tidak berapa lama, Devi pun tiba di pusat perbelanjaan terbesar di kotanya.

Tujuan pertama Devi adalah toko pakaian. Tidak mungkin kan ia berkeliling mall menggunakan seragam sekolahnya? Devi tidak ingin diamankan petugas keamanan lalu dilaporkan ke pihak sekolah karena dianggap bolos sekolah.

Setelah selesai membeli beberapa pakaian dan satu diantaranya langsung ia pakai, Devi pun melanjutkan langkahnya berkeliling mall dan berbelanja sepuasnya.

Kini di tangannya sudah ada banyak tas besar berisi barang belanjaannya. Karena sudah lelah, Devi pun memutuskan untuk pulang. Jika kalian berpikir Devi tidak ingin pulang, kalian salah. Devi tidak akan senekat dan seberani itu untuk kabur dari rumah.

Begitu ia berjalan sendirian, pandangan Devi tidak sengaja tertuju pada sebuah keluarga yang sedang tertawa bahagia. Tampak kedua orangtua tersebut sedang mengambil foto bersama anaknya dan hal itu sukses membuat Devi merasa iri.

 Tampak kedua orangtua tersebut sedang mengambil foto bersama anaknya dan hal itu sukses membuat Devi merasa iri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devi menghentikan langkahnya sejenak dan terus melihat kearah keluarga kecil tersebut. Tiba-tiba saja ia merindukan kedua orangtuanya. Kenangan masa kecilnya bersama kedua orangtuanya kembali terputar di kepalanya. Andai waktu dapat terputar kembali, Devi ingin sekali kembali ke waktu dulu. Waktu dimana ia masih balita yang mendapatkan semua kasih sayang dari kedua orangtuanya dan kakaknya, waktu dimana ia bisa bermanja dan menghabiskan waktunya bersama keluarga kecilnya.

Drt...drt...

Getaran ponselnya membuat Devi mengalihkan perhatiannya sejenak untuk melihat siapa yang meneleponnya. Tanpa menunggu lama, Devi pun menjawab panggilan ponselnya yang ternyata dari Arin.

"Halo."

"......."

"Apa?! Baiklah aku akan kesana sekarang," ujar Devi lalu buru-buru pergi ke rumah sakit tempat Alby bekerja.

Dokter Alby Pujaan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang