Ceklek!
Laudya menoleh kearah sumber suara. Ia melihat Jessica yang berjalan kearahnya yang sedang duduk di depan meja rias.
"Sudah berapa kali kakak bilang kalau ingin masuk ke dalam kamar kakak, kamu harus ketok pintu dulu," tegur Laudya sembari mengoleskan masker wajah ke wajahnya.
Jessica menanggapinya dengan memutar bola matanya malas mendengarkan teguran dari Laudya.
"Devi menyukai dokter Alby," ujar Jessica santai sembari duduk di pinggir ranjang Laudya.
Laudya menghentikan kegiatannya sejenak sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan mengoleskan masker di wajahnya. Laudya mencoba tidak menggubris perkataan Jessica.
Jessica yang tidak mendapat respon apapun dari Laudya pun berdecak kesal.
"Kak, kau mendengarku tidak?" kesal Jessica.
"Dengar," jawab Laudya singkat.
"Lalu?"
"Lalu apa?"
"Kau tidak marah?"
"Untuk apa aku marah?"
"Bukankah kakak dan dokter Alby sudah pacaran? Kakak tidak takut Devi merebut dokter Alby dari kakak?" tanya Jessica.
Laudya yang selesai memakai maskernya pun berbalik kearah Jessica dan menatapnya datar.
"Pertama, aku tidak tahu itu informasi yang benar atau tidak berdasar. Kedua, kau memang sudah membenci Devi sejak lama dan bahkan beberapa kali kau juga berkelahi dengannya jadi aku tidak memiliki alasan untuk mempercayaimu. Bisa saja itu semua hanya akal-akalanmu saja. Kau ingin aku membenci Devi atau dengan kata lain kau ingin menghancurkan Devi tanpa mengotori tanganmu sendiri. Dan yang terakhir, jangan ikut campur masalah pribadi kakak," ujar Laudya penuh penekanan.
Jessica yang mendengar penuturan Laudya pun menatap Laudya dengan sengit. Ia tidak percaya perkataan kakaknya begitu tajam padanya.
"Aku memberitahumu hal ini karena aku mengkhawatirkanmu kak! Aku takut kebahagiaanmu direbut oleh Devi. Lagipula apa yang kubicarakan bukan sesuatu yang tidak berdasar! Aku kemarin datang ke ruang rawat Devi dan aku sengaja memberitahunya jika kalian berpacaran. Kakak tahu tidak bagaimana respon Devi? Dia mengamuk! Dia sangat marah mendengar hal itu sampai suster kewalahan menanganinya. Jika bukan karena Devi juga menyukai dokter Alby, lalu apa lagi?"
Laudya diam bergeming. Apa yang dikatakan Jessica benar. Untuk apa Devi marah sampai sebegitunya jika ia tidak memiliki rasa pada Alby?
"Aku tidak ingin mendengar omong kosongmu. Kembalilah ke kamarmu, ini sudah malam!" usir Laudya menarik tangan Jessica kasar agar ia keluar dari kamarnya.
"Tidak perlu mengusirku seperti itu!" sentak Jessica melepaskan cekalan tangan Laudya di tangannya. "Sekarang aku jadi bingung. Sebenarnya sifat lembut dan baik yang kakak tampilkan di depan dokter Alby itu memang sifat asli kakak atau hanya sifat untuk memikat saja?" tanya Jessica menatap marah kearah Laudya karena mendapat perlakuan kasar dari kakaknya.
"Jelas itu karena Alby tidak seperti dirimu. Bukankah anak nakal pantas mendapat perlakuan seperti itu? Keluarlah jika kau tidak ingin aku menyeretmu," desis Laudya yang membuat Jessica langsung berbalik keluar dari kamar Laudya.
"Ternyata kakak dengan ayah sama saja!" hardik Jessica tajam.
"Apa maksudmu?!" balas Laudya tersinggung.
"Jika saja ayah tidak mengusir ibu dan berselingkuh malam itu, ibu tidak akan mati kecelakaan karena ditabrak putrinya sendiri!!!"
Plak!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Alby Pujaan Hati
DiversosAlby yang seorang dokter bedah digestif pun harus menjadi orangtua asuh sementara untuk Devi yang seorang gadis SMA manja berjiwa balita atas permintaan sahabatnya yang tengah sakit Angiosarcoma hati. Tidak hanya berhadapan dengan kenakalan dan kera...