Pagi harinya suasana ruang IGD tidak terlalu sesak oleh pasien. Raden dan Fitra menghela nafas lega sejenak, setidaknya mereka dapat sedikit bersantai pagi ini.
Raden dan Fitra yang saat itu sedang berada di ruang jaga IGD pun sedikit bingung begitu melihat Alby yang berjalan kearahnya. Raden dan juga Fitra belum tahu tentang kabar dokter Novi yang sudah resign dan yang menggantikannya adalah Alby. Alby sengaja meminta direktur untuk merahasiakan hal ini sampai Alby sendirilah yang akan memberitahu Raden dan juga Fitra.
Dengan langkah tegas Alby mulai berjalan memasuki ruang IGD. Banyak perawat dan dokter lain yang menyapanya namun Alby hanya membalasnya dengan anggukan singkat.
"Kenapa dokter Alby berjalan kemari?" bisik Fitra pada Raden.
"Aku tidak tahu, mungkin dokter Alby ada keperluan disini," bisik Raden.
"Perasaanku tidak enak," ujar Fitra sembari menatap takut kearah Alby.
"Pasti sangat menyenangkan bergosip tentangku di pagi hari seperti ini," tegur Alby yang membuat Raden maupun Fitra langsung bangkit dari tempat duduknya dan langsung memberi salam pada Alby.
"Ti..tidak dok, saya tidak bergosip tentang anda," dusta Fitra menundukkan kepalanya.
Alby menatap kearah Raden yang juga tampak menundukkan kepalanya. Untuk sesaat Alby merasa ragu dengan perkataan Sean, apakah mungkin orang seperti Raden memiliki rencana untuk mencelakai Devi? Sudahlah, Alby akan mencari tahu sendiri nanti.
"Terserah aku juga tidak perduli. Sekarang cepat periksa pasien yang berada di sini satu-satu lalu laporkan hasilnya padaku," perintah Alby tegas.
"Ya?"
"Kau tuli?" sarkas Alby pada Fitra.
"Ah maaf, tidak dok," jawab Fitra cepat.
"Maaf sebelumnya dok, tapi bukankah semua pasien IGD adalah pasiennya dokter Novi? Sedangkan dokter Alby bukankah seharusnya anda berada di bagian digestif?" tanya Raden sopan.
"Dokter Novi resign dan mulai sekarang aku yang akan menjadi perseptor kalian lagi sekaligus yang akan menjadi kepala bagian gawat darurat," ujar Alby yang membuat Raden dan Fitra terkejut. "Semua orang disini sudah tahu kecuali kalian berdua. Jadi cepat periksa pasien yang ada disini dan laporkan hasilnya padaku!!!!"
"Baik dok," jawab Raden dan Fitra bersamaan. Setelahnya Raden dan Fitra segera bergegas melaksanakan perintah Alby sebelum Alby memarahinya lagi.
"Ah sial!! Kenapa dokter Alby lagi?!!" umpat Fitra.
"Kau mengumpatiku?!!" tegur Alby marah.
"Ah ti..tidak dok, saya tidak mengatakan apa-apa. Ayo Den kita segera pergi memeriksa pasien," ujar Fitra takut-takut sembari menarik ujung snelli Raden.
Alby menghela nafasnya pelan, sepertinya emosi dan kesabarannya akan kembali diuji. Satu ada Devi di apartemen dan duanya lagi ada di ruang IGD yang akan bekerja bersamanya.
Sembari menunggu hasil pemeriksaan Raden dan juga Fitra, Alby berjalan menuju meja perawat untuk meminta beberapa berkas tentang pasien yang akan menjadi pasiennya menggantikan dokter Novi.
"Tolong berikan semua data pasien yang berada disini beserta dokter yang menanganinya," pinta Alby.
"Baik, tunggu sebentar dok."
Mata Alby berkeliaran memperhatikan Fitra dan juga Raden yang tengah sibuk memeriksa pasien. Sebetulnya tanpa pemeriksaan ulang pada pasien, Alby dapat langsung melihat hasil pemeriksaan melalui data-data dan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dokter sebelumnya. Hanya saja Alby ingin menguji kemampuan Raden dan juga Fitra dalam mendiagnosis pasien.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Alby Pujaan Hati
AlteleAlby yang seorang dokter bedah digestif pun harus menjadi orangtua asuh sementara untuk Devi yang seorang gadis SMA manja berjiwa balita atas permintaan sahabatnya yang tengah sakit Angiosarcoma hati. Tidak hanya berhadapan dengan kenakalan dan kera...