72. Siasat

124 15 4
                                    

Suara kicauan burung yang bersahutan dan cahaya matahari yang mulai menyusup melalui celah jendela kamarnya membuat Devi terbangun. Rupanya hari sudah pagi.

Devi menoleh kearah samping dan mendapati Alby sudah tidak ada disana. 

"Apa om Alby sudah bangun?"

Devi melihat kearah jam dinding yang tergantung indah di tembok dan jam menunjukkan pukul tujuh pagi.

"Masih terlalu pagi untuk bangun tidur," ujar Devi kembali merebahkan dirinya diatas kasur.

Namun detik berikutnya ia langsung terbangun begitu ia sadar dimana ia tinggal sekarang. Devi pun segera berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan setelah beberapa saat berkutat dengan kegiatannya di kamar mandi, Devi memutuskan untuk segera turun membantu Ishwari.

"Hari pertama tinggal di rumah orangtua om Alby, aku harus meninggalkan kesan positif sebagai calon mantu," ujar Devi cekikikan sendiri.

Begitu turun, ia mendapati Ishwari yang sedang menata bunga di ruang keluarga. Devi pun berjalan mendekat kearah Ishwari.

"Pagi tante," sapa Devi sembari tersenyum lebar.

"Pagi juga sayang. Bagaimana tidurmu? Nyenyak tidak?" tanya Ishwari melemparkan senyum kearah Devi.

"Nyenyak tante. Tante Ishy sedang apa?" tanya Devi.

"Tante mengganti bunga ini dengan yang baru karena yang ini sudah layu."

"Ada yang bisa Devi bantu?"

"Tidak ada, tante sudah selesai. Kalau begitu ayo kita sarapan bersama," ajak Ishwari yang diangguki oleh Devi.

Ishwari segera mengajak Devi untuk segera pergi ke ruang makan. Sebelumnya ia mencuci kedua tangannya terlebih dahulu dan meminta salah satu pelayan mereka untuk menyiapkan makanan diatas meja makan.

Devi menatap lapar kearah rentetan makanan yang tersaji di atas meja makan. Makanan-makanan lezat itu langsung menggugah selera Devi.

"Woah tante Ishy sangat pandai memasak," puji Devi mengacungkan jari jempolnya kearah Ishwari.

"Tante tidak memasak," ralat Ishwari sembari tertawa. "Ada bibi Jum yang memasak. Ayahnya Alby melarangku melakukan pekerjaan rumah tangga dan lebih memilih menyuruhku untuk bersantai."

Devi tersenyum kikuk mendengarnya sekaligus ia takjub dengan tipe suami seperti ayahnya Alby. Pasti ia akan merasa diratukan setiap hari jika memiliki suami seperti Abimanyu.

"Oh iya tante, kemana om Alby dan om Abi? Apa mereka tidak ikut sarapan?" tanya Devi penasaran.

"Mereka sudah berangkat bekerja. Alby sudah berangkat subuh tadi untuk kembali ke kota," jelas Ishwari yang membuat Devi mendesah kecewa.

"Om Alby kapan pulang tante?" tanya Devi lesu.

"Tante belum tahu. Nanti coba kau hubungi Alby dan tanyakan sendiri padanya," ujar Ishwari lembut.

Devi menganggukkan kepalanya dan mulai menyantap makanannya.

"Hari ini mau ikut tante pergi belanja tidak?" tanya Ishwari.

"Mau tante," jawab Devi bersemangat.

"Baiklah kalau begitu, sekarang habiskan dulu makanannya," ujar Ishwari tersenyum.

*****

"Suriah?"

"Iya. Ini pasti karena hubunganmu dengan Laudya. Direktur tua menyebalkan itu sengaja mengirimku pergi dari sini agar aku tidak mengganggu hubunganmu dengan Laudya," kesal Renata.

Dokter Alby Pujaan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang