"Apa yang kau lakukan pada pasien yang baru saja siuman?" tegur Alby pada Raden sembari melemparkan satu botol cola kearah Raden yang langsung di tangkap oleh Raden.
Alby sengaja meminta Raden untuk menemuinya di rooftop rumah sakit karena Alby ingin memastikan satu hal pada Raden.
"Maksud dokter Alby apa?" tanya Raden bingung.
Plak!
Alby memukul kepala Raden yang membuat Raden mengaduh kesakitan.
"Kenapa dokter memukul saya?" bingung Raden.
"Aku malah ingin mencekik lehermu! Apa yang kau lakukan pada Devi huh?!"
Deg!
Mata Raden membulat sempurna begitu ia mendengar perkataan Alby.
Jadi dokter Alby benar-benar tahu niatku sedari awal ya?
"Kenapa kau mencium pasien yang baru saja siuman?!! Kau ini dokter gila ya?!!" ujar Alby yang langsung mematahkan kepercayaan Raden pada pemikirannya sendiri.
"Ah jadi dokter Alby lihat ya?" ujar Raden sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Alby tidak menjawab dan memilih mengalihkan perhatiannya pada jajaran gedung pencakar langit di hadapannya.
"Jadi alasan dokter Alby mengajak saya kemari karena hal ini? Kalau begitu saya minta maaf dok," ujar Raden sungguh-sungguh.
"Bukan," jawab Alby singkat yang membuat Raden menolehkan kepalanya kearah Alby yang kini juga tengah menatap kearahnya.
"Apa kau benar-benar mengurungkan niatmu untuk membunuh Devi?"
Mata Raden membulat sempurna. Raden tidak percaya pertanyaan spontan dan jujur seperti itu keluar dari mulut Alby.
"Aku sudah tahu niat awalmu sedari dulu. Pikirmu kenapa aku harus repot-repot terjun bebas menjadi perseptor untukmu dan siput padahal aku sudah mendapat posisi dokter spesialis digestif?" tanya Alby menatap Raden datar. "Tentu saja untuk mengawasi setiap pergerakanmu dan mengontrol aktivitasmu yang kemungkinan bisa mencelakai Devi setiap saat."
Raden masih terkejut mendengar penuturan Alby sehingga ia hanya bisa mendengarkan Alby menyelesaikan perkataannya terlebih dahulu. Raden ingin tahu sejauh mana Alby mengetahui hal yang berkaitan dengannya.
"Kau pasti bingung kenapa Devi masih hidup padahal kau sudah memberinya seekor siput beracun. Iya kan?" Alby tersenyum mengejek kearah Raden. "Aku sudah membuat siput itu mati. Kau lihat ujung pagar itu? Disana aku membuat siputnya terjatuh sampai mati," lanjut Alby tanpa ekspresi.
Raden terdiam. Kini teka-teki yang selama ini bersemayam di dalam kepalanya terjawab sudah. Alby memang sudah mengetahui niat buruknya.
"Kenapa?" lirih Raden sembari mengepalkan kedua tangannya erat.
"Kau ingin menghajarku karena aku menggagalkan aksimu?" tantang Alby begitu melihat kedua tangan Raden mengepal.
"Kenapa dokter Alby membunuh siput itu?!! Padahal jika siput itu hidup aku sudah berhasil membunuh Devi sejak dulu!!!!" marah Raden dengan wajah merah padam.
"Justru karena siput itu bisa membunuh Devi mangkanya kubunuh! Itu masih untung bukan kau yang kulempar dari sini sampai mati!" balas Alby. "Melihatmu marah seperti ini membuatku ragu dengan perkataan Devi. Udang kau sebetulnya tidak pernah mengurungkan niatmu untuk membunuh Devi kan? Kau mengatakan hal itu pada Devi hanya untuk mengelabuhinya saja kan?"
"Tidak! Aku memang mengurungkan niatku pada awalnya," jawab Raden membuang wajahnya kearah lain.
"Awalnya? Lalu sekarang?"
![](https://img.wattpad.com/cover/318705997-288-k558819.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Alby Pujaan Hati
De TodoAlby yang seorang dokter bedah digestif pun harus menjadi orangtua asuh sementara untuk Devi yang seorang gadis SMA manja berjiwa balita atas permintaan sahabatnya yang tengah sakit Angiosarcoma hati. Tidak hanya berhadapan dengan kenakalan dan kera...