92. Penculikan

32 4 1
                                    

Setelah satu setengah jam berkutat dengan soal ujian nasionalnya, akhirnya satu mata pelajaran berhasil Devi selesaikan tanpa kesulitan.

Begitu bel berbunyi, Gara dan Arin langsung menghampiri Devi untuk mengajaknya pulang bersama.

"Bagaimana?" tanya Gara begitu ia berdiri di depan meja Devi.

"Apanya?" bingung Devi.

"Rencananya. Apa om Alby cemburu padamu karena kau membawa kak Raden ke rumahnya?" tanya Gara penasaran.

"Berhasil," jawab Devi sembari tersenyum senang.

"Berarti hubunganmu dengan om Alby sudah membaik ya?" tanya Arin ikut senang.

"Heem. Oh iya kemarilah, kuberitahu sesuatu," ujar Devi meminta Gara dan Arin mendekat ke arahnya.

"Om Alby menyukaiku!"

"Apa?!!!" pekik Arin terkejut.

"Aku serius," ucap Devi seraya tersenyum.

Gara menatap Devi dengan senyuman lebarnya dan bahkan Gara juga mengacungkan jari jempolnya ke arah Devi.

"Terima kasih Gara," ujar Devi tulus.

"Sama-sama. Kalau begitu ayo kita pulang, om Alby pasti sudah menunggumu," ajak Gara yang diangguki oleh Devi dan Arin.

Mereka pun berjalan keluar kelas. Begitu berada di ambang pintu, Gara menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Arin dan juga Devi.

"Ada apa?" bingung Devi.

"Aku ingin ke toilet sebentar, kalian duluan saja," ujar Gara.

"Tidak masalah, kita tunggu di sini saja, kau pergi saja ke toilet," ujar Arin.

Gara pun menganggukkan kepalanya menyetujui Arin. Detik berikutnya Gara langsung menitipkan ponsel dan tasnya pada Arin, setelah itu ia bergegas menuju kamar mandi.

"Kau betulan tidak mau menerima Gara menjadi pacarmu?" tanya Devi.

"Aku sudah punya pacar."

"Kak Fitra dan Gara pilih mana?" goda Devi.

"Aku tidak bisa memilihnya," jawab Arin.

"Berarti kau juga menyukai Gara!"

"Diamlah! Jangan berkata keras-keras nanti ada-"

"Dev."

Arin dan Devi sontak memutar tubuh mereka ke arah sumber suara. Di belakangnya kini ada Jessica sendirian tanpa teman-temannya yang biasanya berjalan mengikutinya.

"Kau memanggilku?" tanya Devi sinis.

"Bisa ikut denganku ke halaman belakang sekolah?" tanya Jessica langsung.

"Tidak mau!" tolak Devi mentah-mentah.

"Kenapa kau mengajak Devi ke halaman belakang sekolah? Kau pasti ingin mengajaknya berkelahi ya?" curiga Arin.

"Tidak. Kalau kau juga ingin ikut silahkan, aku hanya diminta seseorang untuk membawa Devi ke halaman belakang sekolah," jawab Jessica datar.

Devi mengernyitkan dahinya pelan. Ini bukan Jessica yang biasanya. Jessica yang ia kenal akan langsung mencari gara-gara dengannya atau malah mungkin langsung menyerangnya. Namun Jessica kali ini ia cukup tenang dengan wajahnya yang tampak sendu? Entahlah tapi Devi merasa ada sesuatu yang salah dengannya kali ini.

"Baiklah aku akan ke sana," ujar Devi pada akhirnya.

"Tidak! Kenapa kau menurutinya? Bagaimana jika ia macam-macam padamu?" tolak Arin.

Dokter Alby Pujaan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang