66. Mood Swing

166 13 0
                                    

"Aku mau om Alby menjauhi tante Laudya."

Alby terdiam dan mengalihkan pandangannya kearah lain. Mana mungkin Alby bisa menuruti permintaan Devi sedangkan ia sendiri kini terikat dengan kesepakatan yang dibuatnya sendiri bersama direktur.

"Aku tidak bisa," jawab Alby yang membuat Devi menatap tidak percaya kearah Alby.

"Kenapa tidak bisa? Apa om Alby memang benar menyukai tante Laudya?" tanya Devi cepat.

"Dev, aku tahu kau tidak menyukai Jessica. Tapi ini antara aku dan Laudya, bukan Jessica. Dan lagi, ini hubungan pribadiku bukan dirimu. Meskipun kau melarangku, aku akan tetap dengan pilihanku."

Devi merasakan kedua matanya mulai mengabur karena air mata. Bukan jawaban seperti ini yang diinginkan oleh Devi. Devi ingin Alby menuruti semua kemauannya termasuk menaati perintahnya. Devi mencintai Alby mangkanya ia melarang Alby dekat dengan Laudya.

"Ini bukan tentang Jessica. Aku melarangmu bukan karena Jessica om," ujar Devi.

"Lalu apa?"

Devi terdiam.

Haruskah ia mengatakan hal yang sejujurnya pada Alby? Haruskah ia mengungkapkan perasaannya sekarang?

"Om Alby menganggapku apa?" tanya Devi was-was, takut dengan jawaban yang diberikan Alby tidak sesuai harapannya.

"Apa maksudmu? Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Aku ini di mata om Alby seperti apa?" tanya Devi lagi.

Alby tampak keberatan menjawab pertanyaan Devi. Sungguh saat ini ia sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaan itu karena jujur saja saat ini perasaannya pada Devi masih abu-abu dan bukankah sudah jelas selama ini Alby hanya menganggap Devi sebagai adiknya?

"Tidurlah, sudah larut malam. Kondisimu belum begitu pulih," ujar Alby menaikkan selimut Devi hingga batas dada.

"Aku tidak ingin tidur sebelum om Alby menjawab pertanyaanku," tolak Devi menurunkan selimutnya.

"Terserah kau saja. Aku lelah sekali hari ini dan besok aku juga harus kembali bekerja jadi aku ingin pergi tidur. Kau sebaiknya juga begitu karena besok ada polisi yang ingin kemari untuk memintai keteranganmu," ujar Alby yang membuat Devi langsung menegang.

"Tidak apa-apa, aku akan menemanimu," ujar Alby menenangkan Devi.

"Om," cicit Devi.

"Hm?"

"Aku masih marah padamu."

"Iya."

"Aku serius."

"Iya."

"Om Alby tidak ingin minta maaf?"

"Aku sudah minta maaf tadi," jawab Alby bingung.

"Minta maaf lagi," pinta Devi.

"Baiklah. Aku minta maaf," jawab Alby mengalah.

Devi pun menyunggingkan senyumnya getir. Sepertinya melarang Alby mendekati Laudya adalah sesuatu yang mustahil. Jadi mulai saat ini Devi akan membuat Alby jatuh cinta padanya dengan caranya sendiri sehingga dengan begitu Alby bisa menjauhi Laudya dengan sendirinya.

Benar! Satu-satunya cara adalah membuat om Alby jatuh cinta padaku!

"Aku memaafkanmu om," ujar Devi pada akhirnya.

Alby membalas senyuman Devi. Alby tahu emosi Devi masih belum stabil, ditambah kejadian penyerangan yang dialaminya membuat Devi trauma dan pengendalian emosinya bermasalah. Alby harus memaklumi mood swing yang terjadi pada Devi.

Dokter Alby Pujaan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang