70. Berkebun

125 15 3
                                    

Devi yang saat itu sedang berjalan-jalan sendirian pun tidak sengaja melihat Alby yang tengah berada di hamparan tanah lapang yang cukup luas sendirian.

Devi pun berlari mendekat kearah Alby dan mengernyitkan dahinya bingung begitu melihat berbagai macam bunga berada di sekitar Alby.

"Om Alby lagi apa?" tanya Devi berjongkok di samping Alby yang tengah mencangkul tanah.

"Jangan jongkok disitu nanti terkena-"

Belum sampai Alby melanjutkan kalimatnya, Devi sudah terkena cipratan tanah yang dicangkul Alby dan mengenai wajahnya.

"Nahkan."

"Om!! Mataku perih!!" rengek Devi sembari melompat-lompat merasakan perih akibat tanah yang tidak sengaja masuk ke dalam matanya.

"Sini kulihat." Alby menahan bahu Devi agar ia berhenti melompat-lompat. Selain itu Devi juga masih memiliki luka bekas operasinya jadi ia tidak boleh lompat-lompat seperti itu.

"Buka matamu biar aku lihat," perintah Alby.

Devi pun membuka kedua matanya dengan perlahan. Begitu ia membuka kedua matanya, rasa perih kembali dirasakannya.

"Argh perih!" tolak Devi sembari mengucek kedua matanya namun Alby langsung menahannya.

"Jangan dikucek nanti bisa iritasi," cegah Alby.

"Asep!!" panggil Alby pada Asep yang berada tidak jauh dari mereka berdua.

"Iya den?"

"Tolong ambilkan obat tetes mata," perintah Alby yang langsung dilaksanakan oleh Asep.

"Baik den."

Devi tetap menutup kedua matanya sembari melompat-lompat kecil karena rasa perih yang masih belum reda.

"Jangan lompat-lompat, kau masih memiliki luka bekas operasi ingat?"

Devi menghentikan aksinya dengan bibir mengerucut kesal. Alby yang melihat hal tersebut tidak dapat menahan senyumnya. Menurut Alby, Devi terlihat lucu dengan bibir yang mencebik kesal.

"Dev lihat itu di langit ada apa!" tunjuk Alby yang membuat Devi membuka kedua matanya dan menengadahkan kepalanya kearah langit sembari berkedip-kedip karena sinar matahari.

"Ada apa om?" tanya Devi menajamkan penglihatannya.

"Sudah tidak perih kan?" tanya Alby sembari tersenyum.

Devi menurunkan pandangannya dan menatap kearah Alby. Untuk beberapa saat mata mereka beradu tatap. Ada gelenyar aneh yang menjalar di tubuh mereka masing-masing. Degup jantung mereka juga bertambah seiring lamanya keduanya saling menatap.

Pandangan Alby jatuh ke arah bibir ranum milik Devi. Bibir yang pernah ia cium untuk menyelamatkan nyawa Devi dari seekor siput mematikan pemberian Raden.

Bibir yang sedikit membuka itu seolah menggoda bibir Alby untuk segera mendekat dan menyesap kearahnya dan hal itu membuat Alby sedikit hilang kendali.

"Aku ingin menciummu," ujar Alby dengan nafas sedikit memburu.

Mata Devi membola sedikit terkejut namun ia tidak memungkiri jika ia juga ingin merasakan ciuman Alby untuk yang kedua kalinya.

Belum sampai Devi menjawab pertanyaan Alby, Asep tiba dan menginterupsi keduanya membuat keduanya tampak salah tingkah.

"Ini den obat tetes matanya," ujar Asep menginterupsi keduanya.

Alby dan Devi pun langsung mengalihkan pandangannya ke sembarang arah dan langsung salah tingkah.

Dokter Alby Pujaan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang