Happy Reading!!
Devi meraih botol shampo berukuran besar yang ada di dalam kamar mandi untuk dijadikannya senjata. Tidak lupa ia juga membuka aplikasi perekam suara dan menghidupkannya lalu meletakkan ponselnya di dalam laci meja kecil yang berada di dekatnya. Devi sengaja tidak menutup rapat laci tersebut agar ia bisa merekam suara dengan baik. Yah setidaknya jika ia akan berakhir hari ini, ia bisa menjebloskan Ganendra dengan rekaman suara ini.
Brak!!
Dada Devi bergemuruh hebat begitu Ganendra berhasil mendobrak pintu kamar mandi yang membuatnya terjengkang ke depan.
Lututnya yang terluka kini kembali terasa sakit. Namun itu tidak seberapa begitu ia merasakan tarikan kuat di rambut panjangnya. Devi merasa kepalanya hendak lepas saja dari badannya karena saking kuatnya tarikan Ganendra di rambutnya.
Devi langsung meraih botol shampo yang ia siapkan dan langsung memukulkannya pada Ganendra namun sepertinya Ganendra tidak merasakan efek apa-apa.
"Kau tidak bisa membunuhku hanya dengan menggunakan botol shampo baby," ujar Ganendra menyeramkan. Bahkan kini dengan kurang ajarnya mata Ganendra menelisik menatap seluruh tubuh Devi dengan tatapan lapar.
"Lepaskan aku!!" hardik Devi namun Ganendra malah tertawa jahat padanya. Semakin Devi meronta-ronta minta dilepaskan, semakin kuat pula Ganendra menjambak rambutnya.
"Lepaskan apa? Nyawamu?"
Devi bergidik ngeri melihat betapa menyeramkannya Ganendra. Bahkan air matanya kini sudah mengalir membanjiri pipinya.
Ganendra menyeret tubuh Devi hingga mereka keluar dari kamar mandi. Ganendra ingin tempat yang lebih luas untuk melancarkan aksinya.
"Arghh sakit!! Tolong lepaskan aku," pinta Devi namun Ganendra sama sekali tidak menggubris permintaan Devi.
Ganendra melemparkan tubuh Devi ke ranjangnya. Melihat tubuh Devi yang sempurna membuat Ganendra gelap mata dan ingin melakukan sesuatu pada Devi sebelum membunuhnya.
Rasa pening begitu Ganendra meleparkannya ke atas ranjang membuat Devi tidak sempat melarikan diri begitu Ganendra sudah berada di atasnya menindih tubuhnya dan mencekik lehernya.
"Apa yang kau dengar saat berada di rumahku?" desis Ganendra tepat di depan bibir Devi membuat Devi mual.
"Ak...aku ti...tidak dengar apapun. Sungguh, aku tidak mendengar apapun," jawab Devi menangis. "Tolong lepaskan aku."
"Lalu kenapa kau ke rumahku?" tanya Ganendra mengeratkan cekikannya di leher Devi.
"Ak.....ak-"
Melihat Devi yang kesulitan berbicara akibat cekikan tangannya, Ganendra pun melepaskan tangannya dan memberi kesempatan Devi untuk menjelaskannya.
Uhuk! Uhuk!
"Aku tidak ke rumahmu," jawab Devi sesenggukan.
Plak!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Alby Pujaan Hati
AléatoireAlby yang seorang dokter bedah digestif pun harus menjadi orangtua asuh sementara untuk Devi yang seorang gadis SMA manja berjiwa balita atas permintaan sahabatnya yang tengah sakit Angiosarcoma hati. Tidak hanya berhadapan dengan kenakalan dan kera...