22. Perundungan

126 9 3
                                    

Saat Devi, Arin dan juga Gara melewati sebuah lorong yang sedikit sepi, pandangan mereka tertuju pada sekelompok siswi yang memakai seragam sama sepertinya sedang menggiring seorang siswi menuju tempat yang lebih sepi.

Awalnya ketiganya acuh saja dan membiarkan mereka melakukan apapun yang mereka inginkan, namun begitu Devi melihat rupa dari siswi yang digiring tersebut Devi langsung ingat jika itu adalah gadis yang dijumpainya di bawah jembatan kemarin.

Devi pun menghentikan langkahnya yang membuat Arin dan Gara bingung sembari ikut menolehkan kepalanya kearah pandang mata Devi.

"Kau tidak berniat ingin ikut campur urusan mereka kan?" tanya Gara.

"Aku kenal siswi itu. Ayo kita ikuti mereka!" ajak Devi sembari berjalan menyusul siswi tersebut sebelum tangan Gara mencekal dan menghentikan langkahnya.

"Dia siapa? Sudahlah ayo lebih baik kita belajar saja dan jangan ikut campur urusan orang lain," ujar Gara sembari menarik tas belakang Devi.

"Lepaskan Gara! Aku hanya ingin tahu apa yang mereka lakukan!" ujar Devi sembari melepaskan tangan Gara dari tasnya.

"Jika kau tidak ingin ikut kami lebih baik kau tunggu di kafe anonymous dulu saja nanti kami akan menyusul," ujar Arin sembari merangkul Devi.

Mereka berdua pun pergi menyusul sekumpulan siswi tersebut. Mau tidak mau Gara pun memilih mengikuti keduanya dari belakang.

Kini Devi dapat melihat sekelompok siswi tersebut dari tempat persembunyiannya. Mereka berdua bersembunyi di sebuah bangunan tua yang tidak terpakai agar tidak ketahuan.

Mata Devi membelalak lebar begitu melihat gadis kolong jembatan tersebut dipaksa duduk bersimpuh dengan tepung dan beberapa telur mentah yang dilemparkan kearahnya.

Mata Devi membelalak lebar begitu melihat gadis kolong jembatan tersebut dipaksa duduk bersimpuh dengan tepung dan beberapa telur mentah yang dilemparkan kearahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jessica keluarlah!!" teriak salah seorang dari mereka sembari tertawa heboh.

"Oh my god, apa ini?" tanya siswi bernama Jessica tersebut.

"Surprise!!!!"

"Selamat ulang tahun Jess!!"

"Aku tidak ulang tahun," ucap Jessica sembari menatap malas.

"Yah...."

"Tapi kalau hadiah ulang tahunnya gadis gelandangan ini, aku rela ulang tahun setiap hari," ujar Jessica sembari melompat kegirangan.

"Benar kan? Kau mau bersenang-senang dengan hadiahmu tidak?"

"Tentu saja Clara. Aku tidak akan melewatkan hadiahku," ujar Jessica bahagia.

Gadis yang menjadi korban bully itu pun hanya tertunduk pasrah sembari menahan kedua air matanya yang siap-siap berdesakan ingin keluar.

Gadis yang menjadi korban bully itu pun hanya tertunduk pasrah sembari menahan kedua air matanya yang siap-siap berdesakan ingin keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dokter Alby Pujaan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang