Devi segera mempercepat langkahnya untuk menyusul Alby yang sudah tidak tampak lagi di hadapannya.
Kenapa cepat sekali hilang?
Tiba-tiba saja ada seseorang yang menarik lengannya membuat Devi terkejut dan hendak berteriak seketika. Namun dengan sigap Alby langsung membungkam Devi menggunakan tangannya.
"Hust jangan bersuara," bisik Alby yang membuat Devi menganggukkan kepalanya.
"Om Alby membuatku terkejut saja!" kesal Devi sembari memukul lengan Alby. "Apa yang om Alby lakukan di sini?"
"Menguping pembicaraan ayah dan ibu. Kemarilah, ayo kita dengarkan bersama-sama," ajak Alby sembari meminta Devi berdiri di depannya.
Devi pun menurut. Ia segera berdiri di depan Alby dengan kepala yang sedikit menyembul dari dinding untuk melihat Abimanyu dan Ishwari.
Dengan lembut, Alby langsung mendorong kepala Devi ke dalam dekapannya hingga kepala bagian belakang Devi menempel pada dadanya.
"Tidak perlu mengintip, kita dengarkan saja pembicaraan mereka."
Devi menganggukkan kepalanya meskipun ia sedikit gugup begitu mendengar detak jantung Alby yang terdengar lebih cepat dari biasanya.
Apa om Alby sedang sakit?
"Bukannya aku tidak merestui hubungan mereka bahkan aku juga tidak mempermasalahkan perihal mereka tidur bersama karena tentu saja aku mempercayai putraku yang tidak mungkin melanggar batas sebelum waktunya. Aku hanya menguji hubungan mereka. Aku ingin tahu bagaimana cara mereka mengatasi permasalahan ini. Mereka dua orang dengan kepribadian dan umur yang sangat berbeda. Jika mereka menikah tentu saja akan muncul masalah-masalah tak terduga yang bahkan bisa lebih dari ini. Aku ingin tahu bagaimana Alby menghadapi Devi dan Devi yang memahami keinginan Alby karena terus terang saja dengan perbedaan jauh yang seperti itu membuatku sedikit was-was. Kamu lihat kan Devi setuju menjadi putriku sedangkan Alby menolak hal itu. Kita tunggu saja apa keputusan mereka. Jika mereka tetap memilih bersama setelah kesulitan yang kuperbuat, aku janji akan merestui mereka."
"Bagaimana jika pada akhirnya Alby menyetujui Devi menjadi putri kita?" tanya Ishwari.
"Itu artinya mereka memang tidak ditakdirkan untuk bersama dan hanya ditakdirkan sebagai saudara saja. Lebih baik mencegah hal yang tidak diinginkan sekarang sebelum terlambat. Bayangkan jika mereka menikah dan diterpa masalah besar hingga berakhir perceraian. Selain kehilangan menantu, kita juga akan kehilangan putri kita mangkanya aku mencoba menguji mereka sebelum mereka melangkah ke jenjang yang lebih serius," tutur Abimanyu.
"Jika mereka bisa mengatasi masalah ini kamu harus berjanji akan merestui mereka!"
"Tentu saja sayang. Aku janji. Aku hanya sangat menyayangi mereka dan tidak ingin kehilangan salah satunya mangkanya aku terpaksa melakukan ini."
Devi terkejut bukan main begitu ia mendengar percakapan Abimanyu dengan Ishwari. Jadi itu semua hanya akal-akalan Abimanyu untuk menguji mereka berdua.
"Ayo pergi sebelum ayah menyadari keberadaan kita," ajak Alby menarik tangan Devi lembut.
*****
"Woah aku tidak percaya jika itu semua hanya akal-akalan om Abi untuk menguji kita om," ujar Devi seraya duduk di pinggiran ranjangnya.
"Aku tahu kekhawatiran ayah mengenai perbedaan di antara kita tapi aku tidak menyangka ayah memilih ide gila seperti ini," timpal Alby duduk di samping Devi.
"Lalu apa yang harus kita lakukan om?" tanya Devi.
Alby tampak berpikir sejenak sebelum pada akhirnya ia terpikirkan sebuah ide melintas di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Alby Pujaan Hati
RandomAlby yang seorang dokter bedah digestif pun harus menjadi orangtua asuh sementara untuk Devi yang seorang gadis SMA manja berjiwa balita atas permintaan sahabatnya yang tengah sakit Angiosarcoma hati. Tidak hanya berhadapan dengan kenakalan dan kera...