Devi menggeliatkan tubuhnya dari balik selimut hangatnya. Hari ini Alby memintanya untuk beristirahat saja di rumah dan tidak perlu pergi ke sekolah karena meskipun demamnya sudah turun Alby tetap ingin Devi beristirahat sampai benar-benar sembuh.
Devi melirik jam weker yang terletak di samping nakasnya dan menunjukkan pukul sepuluh siang. Devi terdiam sejenak untuk mengumpulkan nyawanya yang masih belum terkumpul sepenuhnya.
Setelah nyawanya benar-benar sudah terkumpul, Devi pun segera bangkit dari tempat tidurnya berniat untuk mandi.
Tidak butuh waktu lama untuk Devi menyelesaikan mandinya. Devi segera berjalan ke meja makan dan ia melihat segelas jus alpukat dan satu piring tumis daging kesukaannya sudah tersaji di meja makan. Oh tidak lupa dengan buah-buahan dan sayur sup juga sudah tersedia lengkap dengan beberapa obat yang berjajar di sampingnya.
Devi mengambil catatan kecil yang terletak di bawah gelas jus alpukatnya dan membacanya dengan seksama.
Aku memasakkan tumis daging kesukaanmu karena aku tahu kau tidak menyukai bubur. Habiskan semua makanannya dan setelah itu minum obat agar kau cepat sembuh
Devi tersenyum senang begitu selesai membaca catatan tersebut. Devi jadi teringat bagaimana semalam Alby mendekatkan wajahnya kearahnya untuk mengajarinya cara mencium seseorang. Pipi Devi langsung memanas jika ia mengingat kejadian itu. Entah kenapa Devi merasakan kesal bercampur senang saat Alby melakukannya.
Devi pun segera memakan sarapannya dengan lahab dan setelah selesai makan ia langsung meminum obatnya.
Ting!
Devi melihat pesan masuk dari Gara. Tanpa menunggu lama, Devi pun segera membacanya.
Gara: Kenapa kau tidak masuk sekolah? Kau baik-baik saja kan?
Devi: Aku demam tapi sekarang sudah tidak apa-apa. Kalian tidak ingin bolos kemari? Xixi
Gara: Aku tidak mau dimarahi om Alby seperti dulu.
Devi: Aku akan meminta ijin padanya. Bagaimana?
Gara: Tergantung jawaban om Alby.
Devi pun segera menghubungi ponsel Alby untuk meminta ijin pada Alby untuk mengajak Gara dan Alby ke apartemen. Cukup lama Devi menunggu akhirnya Alby menjawab teleponnya.
"Om," sapa Devi manis.
"Ada apa? Kau sudah memakan sarapanmu dan meminum obatmu kan?" tanya Alby dari seberang sana.
"Sudah. Om aku boleh tidak mengajak Gara dan Arin berkunjung kemari? Aku sangat bosan om."
"Tidak," jawab Alby langsung.
"Kenapa tidak boleh? Aku sangat bosan dan om Alby tidak mengijinkanku untuk pergi kemana-mana," protes Devi.
"Kau harus istirahat jangan main terus bersama Gara dan Arin. Lagipula ini masih jam sekolah, jangan memintanya bolos hanya karena kau bosan. Sudah dulu aku ada pasien."
Tut.... Tut... Tut..
Devi berteriak kesal begitu mendengar panggilannya diputus sepihak oleh Alby. Kenapa Alby kembali menjadi pria yang menyebalkan?!
Devi menggeram frustasi dan segera memberi kabar pada Gara jika ia tidak boleh membawa mereka ke apartemen.
Alhasil seharian Devi habiskan hanya untuk makan dan tidur setelah itu menonton drama Koreanya sampai bosan.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan Alby belum juga pulang. Devi pun kembali menonton drama Koreanya dengan satu bungkus keripik besar di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Alby Pujaan Hati
AcakAlby yang seorang dokter bedah digestif pun harus menjadi orangtua asuh sementara untuk Devi yang seorang gadis SMA manja berjiwa balita atas permintaan sahabatnya yang tengah sakit Angiosarcoma hati. Tidak hanya berhadapan dengan kenakalan dan kera...