43. Sekali Mendayung, Dua Pulau Terlampaui

127 13 0
                                    

Satu jam sebelum Devi tiba di Singapura.

Setelah mengantar Devi ke bandara, Alby segera berangkat bekerja. Sebetulnya Alby sedikit curiga dengan Devi yang tiba-tiba saja menolak Laudya ikut menemaninya pergi ke Singapura. Selain Devi yang menolak Laudya, Alby juga curiga dengan tujuan Devi mengajak bertemu Raden di kantin rumah sakit. Karena rasa curiganya yang tinggi, Alby pun segera menghubungi Gara untuk memastikan kebenarannya.

Alby melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya dan menunjukkan pukul 06.45. Baiklah Alby masih punya waktu lima belas menit sebelum bel masuk berbunyi.

Alby segera mencari kontak Gara dan langsung menekan tombol call. Tidak lama kemudian terdengar suara Gara yang menjawab panggilan Alby.

"Halo."

"Ada apa om?"

"Kau juga memanggilku om?" tanya Alby tidak terima.

"Lalu aku harus memanggil apa?"

Alby memijit keningnya pusing, baiklah ia tidak punya waktu untuk ini. Alby akan langsung ke intinya saja.

"Jessica, ehm apa Jessica masih mengganggu Devi?" tanya Alby.

"Masih. Kemarin Jessica menghampiri Devi di kantin saat aku dan Arin memesan makanan. Aku tidak tahu pasti apa yang dibicarakan Jessica pada Devi namun yang pasti begitu Jessica pergi Devi langsung menangis dan berkata ingin segera bertemu kakaknya," jawab Gara terus terang.

Benar dugaan Alby, Devi menolak ditemani Laudya pasti karena Jessica sudah mengganggunya.

"Lalu kau tahu tidak alasan Devi ingin menemui Raden di rumah sakit?" tanya Alby.

Baru saja Gara hendak menjawab, Alby mendapatkan telepon dari Sean. Alby pun meminta Gara untuk menjawab pertanyaannya melalui pesan text saja karena ia sedang mendapat panggilan penting.

"Halo Sean. Kau baik-baik saja?" tanya Alby senang begitu Sean meneleponnya.

"Tentu saja. By kau dimana?" tanya Sean.

"Aku dalam perjalanan menuju rumah sakit. Aku baru saja mengantar Devi ke bandara. Ada apa?" jawab Alby.

"Tidak. Aku hanya ingin bertanya padamu tentang Devi. Apa ia merepotkanmu? Apa dia membuat masalah? Apa saja yang akhir-akhir ini dia lakukan? Dia tidak membuatmu kewalahan kan?" tanya Sean bertubi-tubi.

"Tunggu dulu. Bagaimana aku bisa menjawab pertanyaanmu sekaligus? Kau harus bertanya satu persatu," tegur Alby sembari tertawa.

"Ceritakan tentang Devi padaku. Aku tidak ingin jika Devi datang nanti dia berpikiran aku tidak mengetahui apa-apa tentangnya. Aku takut Devi berpikiran aku tidak perduli padanya," jawab Sean.

Alby pun mulai menceritakan apa saja yang dilakukan Devi selama ia tinggal bersama Alby termasuk berkelahi dengan Jessica, malas belajar dan hanya sibuk berkencan dengan Raden.

"Raden?" tanya Sean memastikan.

"Iya, dia dokter koas. Devi rela berpura-pura sakit hanya karena rindu ingin menemuinya," jawab Alby terkekeh pelan.

Tidak ada jawaban apapun dari Sean membuat Alby sedikit bingung.

"Kenapa?"

"Jangan ijinkan Devi mendekati Raden," ujar Sean tegas.

"Aku sudah melarangnya dan memintanya untuk fokus belajar tapi kau tahu sendiri Devi sangat keras kepala, jadinya aku memberinya syarat agar aku mengijinkan dia berpacaran dengan Raden," tutur Alby yang belum mengerti kemana arah pembicaraan Sean.

Dokter Alby Pujaan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang