Begitu ia memasuki apartemennya, Alby melihat bi Tari yang sedang membelai lembut rambut Devi. Alby pun berjalan mendekat kearahnya.
"Devi tidur?" tanya Alby.
"Iya, mungkin ia kelelahan. Seharian ini dia membantuku membersihkan apartemenmu. Devi bilang dia harus bertanggung jawab atas kekacauan yang di perbuat," jelas bi Tari sembari tersenyum.
Alby yang mendengarnya pun ikut tertawa kecil.
"Baiklah bibi pulang dulu ya," pamit bi Tari.
"Iya. Terimakasih banyak bi, maaf merepotkan bi Tari," ujar Alby.
"Tidak masalah, bibi senang kau masih mengingat bibi," canda bi Tari yang dibalas tawa kecil oleh Alby. Bi Tari pun melangkahkan kakinya hendak pulang namun baru beberapa langkah, ia menghentikan jalannya dan berbalik kearah Alby.
"By," panggil bi Tari. Alby pun menoleh kearah bi Tari.
"Devi mirip dengan Icha. Bibi harap dengan hadirnya Devi, kau tidak lagi mengingat semua masa lalumu bersama Icha. Yang pasti kepergian Icha bukanlah salahmu," ujar bi Tari yang diangguki oleh Alby.
Setelah bi Tari benar-benar keluar dari apartemennya, Alby pun merasakan kedua tangannya bergetar hebat. Entahlah tiba-tiba saja rasa itu memasuki pikirannya dan membuatnya kembali teringat dengan masa lalunya.
Bibirnya bergetar, rasa sesak tiba-tiba memenuhi dadanya.
Tes!
"Om kau menangis?" tanya Devi yang terbangun dari tidurnya.
"Tidak," elak Alby sembari mengusap air matanya dan untung saja Devi mempercayainya?
"Om, aku akan mandi dulu setelah itu kita makan bersama dan membahas tentang peraturannya ya om?" tanya Devi yang diangguki oleh Alby.
Devi pun berlari menuju kamarnya dan bersiap untuk mandi.
Alby menghembuskan nafasnya pelan sembari tangan kirinya meraih gelas dan menuangkan air ke dalamnya lalu ia meminumnya dalam sekali teguk.
Perasaan itu datang lagi.
*****
Selesai mandi, Devi keluar dari kamarnya dan mencari keberadaan Alby untuk membahas peraturan selama ia tinggal di apartemen milik Alby. Devi mendengus kesal jika mengingat hal tersebut. Tidak di rumah tidak sekolah semuanya penuh dengan aturan.
"Makanlah terlebih dahulu," perintah Alby begitu Devi datang.
Devi mengangguk patuh dan mulai memakan masakan bi Tari.
"Om tidak makan?" tanya Devi begitu melihat Alby sibuk dengan ipadnya tanpa menyentuh masakan bi Tari sedikitpun.
"Aku sudah kenyang," jawab Alby tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar ipadnya.
"Jadi apa peraturannya om?" tanya Devi di sela-sela makannya.
"Habiskan makananmu dulu," ujar Alby.
Devi pun segera memakan makanannya dengan lahab agar makanannya cepat habis dan Alby akan segera membahas peraturan sialan itu sekarang.
"Uhuk uhuk!!"
"Pelan-pelan saja tidak perlu buru-buru," ucap Alby lembut sembari menyodorkan air minum kepada Devi.
Devi meminum air pemberian Alby dengan bingung. Benarkah ini Alby?
"Om," panggil Devi.
"Hm."
"Aku tahu hari ini kau mengalami hari yang sulit, tapi perubahan sikapmu padaku membuatku takut," ujar Devi sembari bergidik ngeri.
"Takut kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Alby Pujaan Hati
RandomAlby yang seorang dokter bedah digestif pun harus menjadi orangtua asuh sementara untuk Devi yang seorang gadis SMA manja berjiwa balita atas permintaan sahabatnya yang tengah sakit Angiosarcoma hati. Tidak hanya berhadapan dengan kenakalan dan kera...