"Argh perih om!" Devi meringis kesakitan begitu luka di lututnya tengah diobati oleh Alby.
"Tahan sebentar, aku akan pelan-pelan," ujar Alby.
Dengan telaten Alby membersihkan luka di lutut Devi. Bahkan tidak jarang Devi memukul bahu Alby jika dirasa lututnya terasa perih. Untung saja Alby hanya diam tanpa memprotes tindakan Devi.
"Apa lukanya parah om?" tanya Devi tanpa mau melihat kearah lututnya.
"Lumayan," jawab Alby singkat.
"Apa tidak dijahit om?"
"Tidak."
"Kenapa?"
"Kau mau dijahit?"
"Tidak." Devi buru-buru menggelengkan kepalanya.
Beberapa menit kemudian Alby pun selesai mengobati kedua lutut Devi dan gantian mengobati luka bekas cakaran Jessica di pipinya.
Begitu Alby mendekat kearahnya dengan wajah yang hanya berjarak satu jengkal darinya secara otomatis Devi langsung menundukkan kepalanya. Bayangan Alby menciumnya tempo hari membuat Devi tersipu malu dan bahkan dengan kurang ajarnya kini jantungnya ikut berdetak lebih kencang.
"Jangan menunduk, aku tidak bisa mengobati lukamu," tegur Alby lembut sembari mengangkat dagu Devi menggunakan tangan kirinya.
Mata Devi menatap mata Alby yang tengah fokus mengobati luka di pipinya. Devi dapat melihat bulu mata Alby yang tipis ditambah tatapan mata Alby yang terlihat fokus membuat Alby tampak lebih mempesona.
"Om Alby tidak punya bulu mata ya?" tanya Devi dengan tangannya yang bebas menyentuh bulu mata Alby yang membuat Alby reflek memejamkan matanya."Punya," jawab singkat sembari kembali fokus mengobati luka Devi.
"Mana?" tanya Devi mendekatkan wajahnya kearah Alby untuk melihat bulu mata Alby dari dekat.
Melihat Devi yang bergerak maju kearahnya, Alby pun langsung mendorong dahi Devi menggunakan jari telunjuknya agar Devi sedikit menjauh dari wajahnya. Entahlah tiba-tiba saja dadanya berdesir aneh begitu Devi mendekat kearahnya.
"Berhentilah bergerak biar aku mudah mengobatimu," omel Alby yang membuat Devi langsung diam di tempat dengan bibir yang mengerucut kesal.
Raden yang saat itu hendak masuk ke dalam ruangan Alby untuk menemui Alby pun menghentikan langkahnya begitu ia mendengar pertanyaan Devi pada Alby.
"Om, soal pertanyaan om Alby di mobil tadi om Alby serius?" tanya Devi yang dijawab anggukan oleh Alby.
"Kenapa om Alby melarangku bertemu dengan kak Raden? Aku kan menyukainya om," rengek Devi.
"Justru karena kau menyukainya mangkanya aku melarangmu untuk menemuinya," jawab Alby tanpa menatap Devi dan hanya fokus mengobati lukanya.
"Memangnya kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Alby Pujaan Hati
De TodoAlby yang seorang dokter bedah digestif pun harus menjadi orangtua asuh sementara untuk Devi yang seorang gadis SMA manja berjiwa balita atas permintaan sahabatnya yang tengah sakit Angiosarcoma hati. Tidak hanya berhadapan dengan kenakalan dan kera...