77. Naruto

107 18 4
                                    

Tok! Tok!

Devi menoleh kearah pintu kamarnya dengan kesal namun ia sama sekali tidak berniat membukakan pintu. Ia tahu siapa yang mengetok pintu kamarnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Alby. Tapi Devi masih marah pada Alby karena Alby meminta Laudya dan si menyebalkan Jessica untuk mampir ke rumahnya.

Semakin lama suara ketokan pintunya terdengar semakin keras dan suara Alby yang memanggil-manggil minta dibukakan pintu pun membuat Devi semakin kesal. Devi pun membanting boneka totonya dan segera berdiri dari ranjang sembari menutup telinganya menggunakan kedua tangannya berharap agar ia tidak mendengar suara Alby lagi.

 Devi pun membanting boneka totonya dan segera berdiri dari ranjang sembari menutup telinganya menggunakan kedua tangannya berharap agar ia tidak mendengar suara Alby lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dev buka pintunya!"

Devi masih diam bergeming dan semakin menutup telinganya rapat.

"Aku bisa saja membuka pintu ini menggunakan kunci cadangan, hanya saja aku ingin memintamu dengan baik-baik agar kau membuka pintunya sendiri!!" teriak Alby dari luar kamar.

"Buka saja kalau memang punya kuncinya," cibir Devi pelan yang tentu saja tidak dapat di dengar oleh Alby.

Ceklek!

Devi langsung menoleh kearah pintu kamarnya yang ternyata memang bisa dibuka oleh Alby dengan mudah. Segera saja Devi langsung melompat keatas tempat tidur dan berpura-pura tidur. Pokoknya hari ini ia mogok berbicara dengan Alby!!

"Dev," panggil Alby mendekat kearah ranjang lalu duduk di pinggirannya.

"Kau sudah tidur?"

Refleks Devi langsung mengeluarkan suara dengkuran halusnya agar Alby percaya jika ia sudah tertidur lelap.

"Aku tahu kau belum tidur. Matamu kelihatan berkedip-kedip," ujar Alby terkekeh geli yang langsung membuat Devi membuka matanya lebar-lebar dan menatap Alby dengan kesal.

"Ada apa? Apa kau marah padaku? Aku baru saja tiba dari perjalanan jauh lho Dev dan bahkan kita sudah tidak bertemu lebih dari dua minggu, kau tidak merindukanku?" tanya Alby sembari duduk di pinggiran ranjang milik Devi.

"Tidak," jawab Devi cepat.

"Tidak apa? Tidak marah atau tidak rindu?" goda Alby.

"Aku marah padamu dan aku tidak merindukanmu!" jawab Devi penuh penekanan.

"Jahat sekali."

Devi pun bangkit dari tidurnya dan duduk bersila menatap kearah Alby dengan bersilang dada.

"Kenapa om Alby membawa tante Laudya dan Jessica kemari? Bukankah om Alby tahu aku tidak menyukainya?"

"Kau marah karena itu?"

"Bukan hanya itu, ada banyak sekali alasan dan akan memakan waktu sampai tahun depan untuk memberitahukannya pada om Alby," jawab Devi sembari mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kalau begitu aku akan mendengarkanmu sampai tahun depan. Sekarang coba beritahu aku apa saja yang membuatmu kesal padaku?" tanya Alby lembut.

"Om Alby pasti mengenalkan tante Laudya ke hadapan om dan tante sebagai pacarnya om Alby. Benar kan?"

Dokter Alby Pujaan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang