12. Pura-Pura Sakit

241 10 0
                                    

"Apa tidak ada rencana lain?" tanya Devi gugup.

Kini mereka bertiga berada di parkiran rumah sakit tempat Raden dan Fitra menjalani pekerjaannya sebagai dokter koas. Oh jangan lupakan tentang keberadaan Alby juga yang bekerja di rumah sakit ini sebagai dokter spesialis digestif.

Ketiganya tampak sedang merundingkan sesuatu yang sangat penting. Bahkan mereka menyebut rencana ini sebagai misi VIP, dan tentu saja perancang dari misi ini adalah Arin.

"Tidak ada. Ini adalah misi terbaik yang dapat kupikirkan. Tenang saja ini semua pasti akan berhasil selama kau mampu berakting dengan baik," ujar Arin memberi keyakinan pada Devi.

"Aku tidak mau," tolak Gara.

"Jika kau menolaknya maka aku dan Devi tidak akan mau menjadi sahabatmu lagi," ancam Arin yang langsung diangguki oleh Devi.

"Aku tidak perduli," jawab Gara beranjak pergi.

"Kutraktir makan di KFC seminggu penuh bagaimana?" tawar Arin.

"Aku bisa membelinya sendiri," jawab Gara acuh.

"Sepatu basket nike keluaran terbaru limited edision," tawar Arin yang langsung membuat Gara berubah pikiran.

"Hanya untuk kali ini saja aku mau melakukan misi bodoh ini," ujar Gara.

"Iya-iya. Nah sekarang kau gendong Devi," perintah Arin yang dituruti oleh Gara.

"Astaga kau-"

"Jangan mengatai Devi berat!" potong Arin sebelum Gara menyelesaikan kalimatnya, karena Arin tahu jika Gara membuat Devi marah maka rencana ini pasti akan gagal total.

"Dengarkan Arin!" ucap Devi menimpali.

"Nah sekarang kau berteriak kesakitan sembari memegangi perutmu. Sini tasmu biar aku yang bawakan," ujar Arin.

"Bagaimana jika nanti ketahuan om Alby?" tanya Devi takut.

"Tidak mungkin. Kau bilang dokter Alby adalah dokter spesialis dan sudah tidak menjadi perseptor lagi untuk kak Fitra dan kak Raden kan? Jadi kau tenang saja dokter Alby tidak akan berada di IGD kok," ujar Arin.

"Bagaimana jika nanti aku disuntik? Aku takut sakit," rengek Devi.

"Kau ingin bertemu dengan kak Fitra tidak?" tanya Arin sembari melototkan kedua matanya pada Devi yang membuat Devi diam tidak berkutik.

"Ingin," cicit Devi.

"Kalau begitu lakukan saja seperti rencana awal. Anggap saja bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian," ujar Arin.

"Baiklah," ujar Devi pada akhirnya.

"Tugasku hanya membawanya menuju IGD saja kan?" tanya Gara.

"Iya. Cepat laksanakan!"

Tanpa mereka sadari, ada seorang dokter wanita yang mendengarkan rencana mereka. Dokter perempuan tersebut tersenyum geli begitu mendengar rencana gila dari ketiga remaja SMA tersebut yang rela pura-pura sakit hanya untuk bertemu dengan orang yang disukainya.

Setelah mengetahui rencana ketiga remaja tersebut, dokter wanita itu pun segera beranjak pergi dari tempatnya.

******

Begitu memasuki ruang IGD, Arin langsung memerintahkan Devi agar ia berteriak kesakitan sembari memegangi perutnya dan hal tersebut langsung mendapat respon dari Devi yang langsung berakting kesakitan.

Sembari berteriak kesakitan, kedua mata Devi dan juga Arin berkeliaran mencari keberadaan Raden dan juga Fitra yang katanya masih menjadi dokter koas di departemen IGD.

Dokter Alby Pujaan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang