60. Kemarahan Raden

160 15 2
                                    

Kini Alby berkonsentrasi penuh dengan operasi yang ia lakukan untuk Devi. Operasi kali ini ia dibantu oleh beberapa dokter lain termasuk Fitra, Kevin dan juga dokter anestesi.

Sudah setengah jalan ia melakukan operasi tersebut namun sepertinya semua berjalan dengan lancar tanpa suatu kendala apapun.

"Ikat ini," perintah Alby pada Kevin yang merupakan residen tahun kedua. "Siput, perhatikan bagaimana dokter Kevin mengikat syaraf arteri limpa ini."

Fitra menganggukkan kepalanya dan memperhatikan bagaimana dokter Kevin mengikat syaraf tersebut.

"Syaraf limpanya putus mangkanya darahnya menyembur keluar." jelas Alby lagi.

"Dokter anestesi, berapa tekanan darah pasien?"

"98 dok, sebelumnya 60."

"Dokter anestesi anda tidak menggunakan kardiotonik¹ kan?" tanya Alby memastikan.

"Tidak dok."

"Bagus. Menggunakan kardiotonik pada pasien tamponade jantung yang sudah di puncture bisa membuat tamponade jantung itu kembali," jelas Alby sembari menatap Fitra sekilas.

Setelahnya Alby pun segera menyelesaikan operasi tersebut. Dalam hati Alby ia merasa lega sekali karena luka yang ditimbulkan tikaman dari Ganendra tidak begitu parah dan hanya membuat robekan, meskipun menyebabkan syaraf arteri limpa putus namun untung saja Alby bisa mengatasinya.

Alby memejamkan matanya sejenak sembari menghela nafasnya pelan. Alby bersyukur Devi masih bisa di selamatkan karena terlambat sedikit saja nyawanya sudah tidak dapat tertolong.

"Sudah selesai, kita tunggu pasien siuman baru kita pindahkan ke ruang ICU," ujar Alby.

"Baik dok."

Setelah menunggu beberapa saat, Devi pun mulai siuman. Fitra yang berada di dekat Devi pun segera memanggil Alby agar mendekat.

"Dok Devi sudah siuman!" pekik Fitra senang.

Alby pun bergegas berjalan mendekat kearah Devi. Dilihatnya mata Devi yang sudah mulai terbuka dengan senyum bahagianya.

"Dev," panggil Alby pelan.

"Ini di rumah sakit. Perutmu terluka karena tertusuk Ganendra tapi sekarang sudah tidak apa-apa. Operasinya berhasil dan kau selamat," ujar Alby lembut sembari mencium kening Devi. "Jika kau mengerti kedipkan matamu dua kali," lanjut Alby menatap wajah Devi.

Devi pun mengedipkan kedua matanya dua kali seperti yang diperintahkan oleh Alby. Alby melihat air mata yang mengalir begitu Devi mengedipkan kedua matanya pun menghapus air mata Devi sembari tersenyum.

"Kenapa menangis? Jangan takut, semuanya sudah baik-baik saja. Sekarang kau kami buat tidur dulu ya karena kau harus dipindahkan ke ICU. Tenang saja, aku akan tetap menemanimu," ujar Alby lembut.

Fitra yang menyaksikan hal itu pun merasakan kedua matanya mulai berair karena terharu melihat interaksi Devi dan juga Alby. Daripada seorang kakak ke adik, mereka lebih terlihat seperti sepasang kekasih. Selama ini Fitra memang belum tahu jika Devi bukan adik kandung Alby karena Raden maupun Arin belum memberitahunya.

"Ada apa denganmu?" tanya Alby begitu melihat Fitra menangis.

"Hei siput kau kerasukan setan apa?!! Kenapa memelukku?!! Lepaskan aku!! Kau ingin mati ya?!!!"

Bukannya menjawab pertanyaan Alby, Fitra malah memeluk Alby sembari menangis keras. Alby yang kebingungan pun mencoba melepaskan pelukan Fitra namun ia tidak berhasil, malah Fitra semakin mengeratkan pelukannya.

Dokter Alby Pujaan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang