Silvia

9 3 0
                                    

Rachel mengikuti akun Instagram Mr. Milo. Tidak tanggung-tanggung, ia lngsung me-like beberapa foto sekaligus. Apakah tujuannya untuk menarik perhatian gurunya itu, sudah jelas. Apakah ia berharap Mr. Milo mengetahui niatnya itu, Rachel tak peduli. Ia sudah terlanjur gandrung dengan sosok laki-laki muda tersebut.

Rachel pun mengetahui bahwa akun Instagram Mr. Milo diikuti oleh tidak hanya Vivian dan Dwi, tetapi juga beberapa siswa Uni-National yang ia kenal. Salah satunya adalah Sivia. Ya, Silvia Johnson.

Rachel memerhatikan akun gadis paling populer di sekolahnya yang telah memiliki tigapuluh ribuan followers itu. Setiap foto cantiknya memang menjadi magnet like dan komentar yang mayoritas dibanjiri kaum cowok. Pose bergaya modelnya memang diakui Rachel luar biasa memikat.

Masalahnya, mengapa Silvia mengikuti akun Mr. Milo? Apa dia mau ikut ambil bagian dalam semarak popularitas pesona Mr. Milo?

Rachel tentu tak senang bila gadis tercantik di sekolahnya itu ikut-ikutan coba 'menggoda' Mr. Milo.

Namun, tak lama, Rachel tertawa sendiri. Mengapa ia seposesif itu. Bagaimanapun, Silvia juga adalah murid Uni-National, dan ia memiliki hak penuh untuk mengikuti akun gurunya yang mana saja. Mengapa ia yang malah sirik? Pikir Rachel.

Hanya saja tak bisa ia pungkiri bahwa ia agak tenang ketika mengetahui bahwa Mr. Milo tidak mengikuti Silvia balik. Ia tersenyum licik. Ini berarti Sivia memang yang lebih dahulu mengikuti Mr. Milo.

Ia semakin tidak peduli pada pesona dan popularitas Silvia. Toh, tidak segampang itu Silvia mendapatkan perhatian Mr. Milo walaupun bila memang gadis blasteran itu ketahuan ingin ikut ambil bagian dalam semarak bursa fenomena guru baru tersebut.

Di seberang sana, sesungguhnya Silvia memang tak tertarik sama sekali dengan Mr. Milo. Benar seperti apa yang dibayangkan Rachel, Silvia memang sengaja ikut terjun ke dalam 'permainan' ini. Ia hanya merasa congkak dan percaya diri. Ia merasa bahwa mudah sekali baginya untuk mendapatkan apapun yang ia inginkan dari seorang laki-laki. Mendapatkan perhatian dari seorang guru baru di sekolahnya yang sedang viral, pastilah bukan hal yang sulit. Silvia ingin menegaskan kepada teman-temannya, serta seluruh murid Uni-National bahwa apa yang mereka ributkan itu adalah hal sepele dan gampang baginya.

Sialnya, Silvia kini malah bingung dan menjadi penasaran. Sudah seminggu ia mengikuti akun Instagram Mr. Milo, tapi laki-laki muda itu sama sekali tidak menunjukkan balasannya. Ia tidak mengikuti balik akun Silvia.

Harga dirinya terluka.

Dulu, ia sempat menaklukkan bintang basket sekolah, si bule jangkung Jordan Weatherspoon. Meski kemudian dipermalukan ketika mantan pacarnya itu memacari murid perempuan berwajah dingin dan berkacamata lebar, Sophia Chang. Kini, apa ia harus menelan pahitnya rasa malu lagi karena tak mendapatkan perhatian dari orang yang bahkan menurutnya sama sekali tak menarik?

Silvia sendiri sempat mengira bahwa Mr. Milo hanya seorang pengguna Instagram yang tidak terlalu aktif. Tapi kemudian ia sendiri yang menolak alasan itu, karena foto-foto di akun Mr. Milo selalu diupdate. Selain itu, tanpa sengaja Silvia melihat akun siswi Uni-National yang ia kenal, yaitu Talulah Claire Smith, ikut mengikuti Mr. Milo. Dan, ternyata Mr. Milo juga mengikutinya balik.

Untuk in Silvia tak heran. Ini disebabkan karena Talulah dikenal sebagai murid penggila mata pelajaran sejarah dan siswi berprestasi di bidang itu pula. Itu sebabnya wajar keduanya memiliki hubungan dan chemistry yang kuat. Masalahnya, ini berarti guru baru itu belum memiliki perhatian dan ketertarikan pada dirinya.

Silvia semakin sebal ketika melihat bahwa Vivian Joanne dan dua teman satu gengnya, yaitu Rachel Loh dan Dwi Jayanti, juga mengikuti akun Instagram Mr. Milo. Ketiga gadis itu adalah sahabat dekat dari Sophia, gadis yang kini menjadi pacar Jordan, mantannya.

Sophia memang sudah jelas-jelas berpacaran dengan Jordan. Silvia tidak bisa paham apa yang dusukai dari gadis berwajah galak itu. Apalagi dibanding dengan dirinya yang cantik, tinggi, trendi dan unggul hampir di semua hal. Kalau dengan Vivian, mungkin Silvia bisa terima. Vivian hampir sama populernya dengan dirinya. Gadis ramping dan tinggi semampai itu memiliki pengikut Instagram serta media sosial lain yang juga bejibun. Pesona fisiknya bisa dipahami, toh Silvia juga berada di posisi yang sama. Maka maklum pula jika Vivian dianggap ingin ikut-ikutan mencari perhatian Mr. Milo.

Lalu, apakah kini ia harus bersaing dengan Vivian, dua temannya, serta mungkin Talulah atau murid-murid perempuan Uni-National lain hanya untuk mendapatkan perhatian serta follow back Mr. Milo? Seberapa bencinya ia dengan hal ini, jiwa sombong dan overconfident-nya meronta-ronta. Membuatnya menyanggupi tantangan ini sebagai sebuah permainan atau olahraga saja.

"We'll see, Mr. Milo. You're not as interesting as what they think. I don't care, tho. You'll have eyes on me. I promise, you'll have all of your eyes on me," tekad Silvia.

Tidak ada yang benar-benar paham dengan niat dan perasaan sesungguhnya para murid perempuan Uni-National terhadap hebohnya fenomena Mr. Milo ini. Benar memang banyak yang memerhatikan keberadaan dan pesona guru baru tersebut, tapi jauh lebih banyak murid Uni-National yang tidak tertarik, atau paling tidak, tidak menunjukkan ketertarikan mereka. Selain Talulah dan Silvia yang memiliki niat kuat dengan tujuan berbeda, serta Rachel yang mempunyai perasaan khusus yang sama besarnya, murid-murid perempuan lain cenderung ikut-ikutan memerhatikan Mr. Milo sebagai bagian dari sesuatu yang baru saja viral di sekolah mereka.

Lalu, mengapa Silvia yang cantik dan terkenal di sekolah itu memutuskan untuk ikut memberikan perhatian kepada sang guru baru? Selain karena ego dan kesombongannya, Silvia membutuhkan justifikasi atau pengakuan. Ia sudah kelas duabelas di sekolah ini. Berarti kurang dari setahun ia bersekolah. Selain Jordan, tidak ada cowok yang menarik perhatiannya, baik di sekolah maupun di pergaulannya di luar sekolah. Menaklukkan Mr. Milo mungkin adalah legacy alias peninggalan yang berharga baginya. Seluruh murid perempuan di Uni-National akan mengakui bahwa Silvia sungguh seorang gadis yang memiliki pesona luar biasa. Sehingga bahkan seorang guru pun bisa tergila-gila padanya.

Nah, Silvia telah meningkatkan taruhannya sendiri. Ia tidak lagi sekadar menginginkan perhatian dari Mr. Milo. Ia ingin laki-laki muda itu suka bahkan tergila-gila padanya.

Senyuman licik mengisi wajah indonya, yang secara aneh malah semakin menambah kecantikannya yang memang luar biasa.

Silvia tidak main-main. Ia menargetkan dua sampai tiga bulan saja untuk membuat sang guru terpesona padanya, menggelepar di depannya bagai seekor ikan keluar dari air. Setelah itu, Silvia akan meninggalkan sang guru baru tersebut patah hati dan terluka karena muridnya sendiri yang ia sukai hanyalah memainkan perasaannya.

Silvia telah menggambarkan skenario ini dengan sempurna di dalam kepalanya yang bulat sempurna itu.

Lini MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang