Mungkin ini tindakan norak, tapi Rachel sudah berpikir matang-matang. Ia mem-posting satu fotonya dengan Mr. Milo yang ber-selfie sama-sama mengenakan baju putih di story Instagramnya. Tidak pula ia me-mention akun Mr. Milo. Caption-nya tidak terlalu berlebihan: accidentally meeting Mr. @MiloNarendra at the park. Team white, yeay.
Ia tidak punya banyak follower di Instagram. Jadi, tidak akan ada gejolak apapun disana, selain, tentu saja para musketeer di gengnya.
"Buset! What the hell is happening, Rach?" chat Dwi di grup chat mereka.
"How? How? How?" lanjut Vivian.
Sophia mengirim pesan pribadi kepada Rachel. "That's crazy, my girl. Beneran ketemu lagi ternyata. Bisa foto bareng, lagi. OMG." Bahkan Sophia tidak bisa menahan keterkejutannya.
"Nggak sengaja ketemu pas anter mama ke salon," jawab Rachel singkat.
"Nggak bisa gini caranya. Lo harus cerita ke kita semua. Dari dipinjamin buku sampai bisa selfie bareng itu sudah mencurigakan Rach." Balas Dwi.
"We need to have an emergency meeting. Now!" kali ini Vivian yang menulis.
Rachel tertawa. Ia puas bisa membuat teman-temannya sepenasaran itu. Memang apa yang sudah terjadi akhir-akhir ini antara dirinya dan Mr. Milo adalah hal yang luar biasa bagi dirinya sendiri.
"Ready or not, kami ke rumah lo sekarang, Rach! Sophia mungkin nggak bakal ikutan. Pasti lagi dating sama Jordan," ketik Dwi lagi.
"Eh, gue ikutan. Jordan ntar jempur kalian semua, terus kita sama-sama ke rumah Rachel. Jordan lagi ada perlu sama keluarganya, dinner. Dia yang antar jemput kita," ketik Sophia. Rupanya kebetulan sekali Sophia juga sama penasarannya dengan kedua sahabatnya yang lain. Jadi ia juga tidak berniat untuk ngambek ketika Jordan mengatakan bahwa Sabtu ini ia ada keperluan dengan keluarganya.
"Eh, kok pada semangat sekali. Kalian ini," balas Rachel.
Sementara itu, tak berapa lama, Mr. Milo memberikan reaksi berupa tombol 'love' pada story Rachel. Mr. Milo kemudian juga akhirnya mem-follback Rachel di Instagram. Rachel tersenyum begitu lebar sampai-sampai pipinya serasa sobek sampai ke telinga.
Para anggota the Four Musketeers benar-benar serius. Mereka bahkan menganggap pertemuan kali ini seperti sebuah event khusus, bukan sekadar rapat, melainkan juga bakal penuh dengan cerita serta pertanyaan. Maka, ketika Jordan dan Sophia menjemput Vivian dan Dwi di rumah mereka masing-masing, sebelum ke rumah Rachel, Vivian meminta Jordan untuk membeli makanan, minuman, dan snack, seperti ingin menonton bersama saja.
"What is happening with you, guys?" tanya Jordan yang heran dengan perilaku sahabat-sahabat dari pacarnya itu.
"Oh, please shush, Jordan. It's a girl thing. You have no idea about this," jawab Vivian yang meminta Jordan untuk tidak berisik karena mengangap ia tak tahu apa-apa soal hal-hal berkaitan dengan urusan cewek-cewek.
"Oh, come on. I know it's about Rachel and Mr. Milo. But does it have to be this loud and dramatic?" balas Jordan yang jelas sudah tahu soal ribut-ribut dan heboh mengenai Rachel dan Mr. Milo. Namun, ia sendiri mengakui bahwa seharusnya tidak perlu sedramatis ini. "I'm a man, too. I can see from different perspective, tho," lanjut Jordan.
Namun, tidak ada reaksi lagi dari Vivian. Gadis itu sudah kembali heboh, terutama dengan Dwi. Sophia memandang Jordan dan tersenyum, mencoba membuat Jordan paham. Jordan mengedikkan bahu dan tidak lagi ikut berbicara atau merespon apapun.
"Hai, Ii. Rachel ada di kamar, 'kan?' sapa Dwi ketika rombongan itu telah sampai di rumah Rachel. Kebetulan sang mama yang membuka pintu dan mempersilahkan sahabat-sahabat anak perempuan tunggalnya itu masuk.
"Hi, Ii?" sapa Sophia dan Vivian hampir berbarengan.
Ai atai Ii adalah sebutan untuk bibi atau tante dalam dialek Tionghoa Tiociu (Teochew).
"Hai kalian. Wah, rupanya pertemuan besar rapat nasional tadi siang belum selesai ya? Ya sudah, tu Rachel ada di kamarnya. Langsung masuk aja ya," ujar sang mama.
Ketiga anggota the Four Musketeers mengangguk ragu-ragu, tetapi tetap tersenyum dan langsung menuju ke kamar Rachel. Mereka jelas bingung karena hari ini mereka sama sekali tidak memiliki jadwal bertemu. Itu sebabnya semuanya berbondong-bondong ke rumah Rachel untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi tadi siang, ketika Rachel memposting di story-nya foto bersama Mr. Milo yang menghebohkan dunia dan alam semesta itu.
Ketiganya saling berpandangan. Tanpa berbicara pun mereka tahu bahwa Rachel berbohong kepada orang tuanya bahwa ia memiliki rencana bertemu dengan mereka tadi siang.
"Jadi, lo bohong sama bonyok lo kalau kita ada acara tadi siang, Rach?" sembur Dwi detik ketika Rachel membuka pintu kamarnya.
"Ih, gue nggak bilang mau ketemuan sama kalian kok. Gue bilang ada acara penting, dan gue nggak bohong. Mungkin Mama aja yang mikir kalau acara penting itu ya ketemuan sama kalian," jawab Rachel.
"Trus, kok bisa ceritanya lo selfie sama Mr. Milo? Dimana, dan gimana ceritanya, Rach? Kok lo nggak cerita, sih?" kali ini Vivian yang bertanya. Suaranya bahkan sedikit meninggi.
Rachel menghela nafas. "It's not a big deal, guys. Gue heran sama reaksi kalian," balas Rachel santai. "Lagian, gue 'kan foto sama Mr. Milo, bukan sama artis internasional, kok. Kita ketemua dia tiap hari di sekolah juga."
"Memang Mr. Milo bukan artis internasional, tapi dia cukup bisa dikatakan artis di sekolah kita. Masalah lainnya, dan yang paling utama, kenapa kita nggak tahu soal ini. Kenapa lo nggak bilang-bilang sih? Tahu-tahu udah diposting aja," protes Vivian.
"Gini lho, Rach. We talk a lot about him. We are fond of him. I mean, come on, tell us a little about what happens between you two," tambah Dwi. Ia protes karena ia, Dwi dan Rachel selalu membicarakan tentang betapa menariknya Mr. Milo. Kini mendadak Rachel sudah berselfie dengan Mr. Milo, dimana ini berarti keduanya telah bertemu di tempat lain selain sekolah. Parahnya lagi, Rachel sama sekali tidak memberi tahu mereka tentang hal tersebut.
"Yes, Rach. I thought it was going to be a simple meeting between you and Mr. Milo in that park. I supposed you would be bragging about finishing the novel and asking some silly questions about the book. Tapi gue sama sekali nggak nyangka lo bakal sampai foto bareng segala. Gue jadi bingung harus kaget, seneng, atau malah semakin penasaran, Rach," ujar Sophia kali ini. Ia sungguh tak menyangka, walau Rachel sudah menjelaskan rencananya pada Sophia bahwa ia akan menemui Mr. Milo di taman kecil itu, tetapi sampai berfoto bersama seperti itu tidak pernah ada di dalam bayangannya.
Dwi dan Vivian menatap Sophia. Mereka membelalak.
"Jadi, bener lo tahu soal semua ini, Sof?" seru Vivian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lini Masa
RomanceRachel Loh sepertinya sungguh suka dengan Mr. Milo. Bukan hanya suka, Sophia Chang, sang sahabat, mencurigai bahwa Rachel sedang jatuh cinta pada guru baru mata pelajaran history di sekolah mereka tersebut. Rachel sendiri tidak malu-malu mengakui ba...