Mood yang Naik Turun

690 63 3
                                    

Ruisha dirawat selama tiga hari di Rumah Sakit, setelahnya Ruanth memaksa untuk Ruisha dirawat di rumah saja. Arlan dan Agatha memberikan sebuah kotak berisikan barang - barang Shasha barangkali dapat membantu Ruanth saat Ruisha merindukan sang mama lagi. Disana Ruanth menemukan foto - foto milik Shasha, dan sebuah USB berisikan video kebersamaannya bersama Shasha dan Ruisha, video Ruisha dari bayi hingga ucapan ulang tahun dari Shasha untuk Ruisha. Dan akhirnya Ruanth memilih memperlihatkan beberapa video Shasha pada Ruisha, ajaibnya Ruisha berangsur-angsur pulih.

Natalie paham, putri sambungnya itu pasti masih merindukan mamanya, bagaimanapun Shasha belum lama pergi dan pastinya sulit untuk Ruisha yang terkadang menganggap mamanya masih ada.

"Nda, liat Ayah sama Mama mesra sekali Rui suka diam - diam videoin" ucap Ruisha saat video Ruanth dan Shasha

"Iya"

"Nda, jangan cemburu ya, Ayah juga sayang sama Nda" ucapnya lagi

"Ahh, iya"

Jujur, ini sedikit mengusik Natalie, ibu hamil itu mulai tidak nyaman namun mau bagaimana lagi Ruisha memintanya untuk tetap disana, selama video itu terputar Natalie menahan sesak di dadanya, bagaimana tidak video menampilkan kebersamaan Ruanth dan Shasha yang di rekam Ruisha meski videonya tidak beraturan dan kadang mengarah ke arah lain.

Disana tak hanya ada Natalie dan Ruisha, namun Ruanth juga ada disana, Ruisha berada ditengah diapit Ayah dan Bundanya. Natalie sesekali mencuri pandang pada Ruanth yang fokus menatap layar sesekali mengembangkan senyum.

"Ayah kangen mama Sha juga?" pertanyaan Natalie sontak membuat Ruanth menoleh ke arah Natalie

Ruanth lupa ia sedang bersama Natalie sekarang.

"Ayah haus mau ke bawah dulu ambil minum" ucap Ruanth yang mengabaikan pertanyaan Natalie.

"Engga berani jawab?"

Ruanth melenggang pergi ke luar kamar Ruisha. Sejak di Rumah Sakit memang Ruanth sering menghindari pertanyaan - pertanyaan seperti yang dilontarkan Natalie. Ia sendiri bingung dengan perasaannya sendiri, belakangan ini ia malah merindukan sosok Shasha, terlebih saat kembali ke penthouse milik mendiang istri pertamanya itu.

Semua sudut, mengingatkan Ruanth pada Shasha, tempat favorit Shasha, jendela besar dengan view jalanan kota. Dapur tempat ia berada sekarang, ia masih ingat ketika Shasha berteriak karena tangannya sedikit melepuh terkena air panas, Shasha yang mudah panik membuatnya ceroboh.

Ruanth tidak tau mengapa dirinya menjadi seperti ini, dulu saat bersama Shasha, Natalie masih mendominasi hatinya, tapi sekarang saat dirinya sudah bersama Natalie justru ia merindukan sosok Shasha. Sejak statusnya menjadi duda, Ruanth selalu merasa Natalie masih ada disampingnya namun saat ia menikah dengan Natalie, Shasha benar - benar menghilang, bahkan ia masih terbiasa memanggil Sha, padahal kini yang bersamanya saat ini adalah Natalie.

"Enggak seharusnya kayak gini Ru!"

Ruanth merutuki dirinya sendiri. Ruanth menetralkan emosinya dengan menenggak air dingin yang baru saja ia ambil dari kulkas,   tak sengaja ia menemukan telepon genggam milik Natalie di meja makan, saat ingin mengambilnya handphone itu berdering tertera nama Cakra disana.

Saat Ruanth ingin mengangkat telpon dari mantan kekasih istrinya itu, panggilan itu lebih dulu terputus. Ruanth bukan bermaksud lancang dengan privasi Natalie, namun ia sedikit menaruh curiga mengapa tiba - tiba Cakra menghubungi istrinya lagi.

Never GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang