Peluk Lima Menit

574 40 3
                                    

Di Resepsi pernikahan Jaendra dan Wilana yang kedua ini, lebih terasa kental dengan budaya Jawa, ini tak lepas dari permintaan Natama yang menginginkan sentuhan adat jawa.

Wilana dan Jaendra pun hanya bisa pasrah dengan keinginan mereka yang bertentangan dengan kemauan Natama dan Agung. Wilana sudah cantik dibalut kebaya berwarna putih selaras dengan kulit putihnya ditambah riasan wajah dan tatanan rambut yang sudah disesuaikan menggunakan paes modern. Winter menatap binar sang mama. Mamanya benar-benar terlihat anggun, padahal astinya tak seanggun itu.

"Wah, mama cantik sekali" ucap Winter

"Terimakasih anak mama juga cantik"

Senyum Wilana mengembang saat melihat putri semata wayangnya itu dibalut kebaya dan tentunya kain batik sebagai bawahannya. Rambut panjangnya digelung tak lupa menenteng tas mini milik Gianna yang Winter ambil tanpa permisi.

"Tumben banget rambutnya mau digelung?"

"Huum kata Jeman Wintel cantik lambutnya digelung"

"Si paling Jeman" ucap Hilmi di pintu

"Tadi liat Jeman puji zean cantik rambutnya di gelung" ucap Sally yang sedang merapihkan rambut Dissa

"tadi bilangnya gak mau pas liat zean digelung terus dipuji Jeman langsung minta mama gelungın rambutnya mana berisik lagi gak sabaran Onty Wila banget" ucap Dissa

"Wila gak gitu ya!" ucapnya pada Dissa

"Kalau Papa tahu, ngambek pasti" ucap Wilana pada Winter

"Kenapa sama uncle Ja?" tanya Dissa

"Gak mau kesaing sama Jeman" ucap Wilana enteng membuat Hilmi tertawa

"Geuleuh pisan cemburu ka budak leutik maneh Ja"

(Jijik banget cemburu ke anak kecil kamu Ja)

"Hah?"

"Hah heh hoh"

"Apa sih gak ngerti ini kenapa?"

Hilmi beranjak mengambil sesuatu dari meja.Ia sudah mempersiapkan sebuah kotak yang sudah Hilmi siapkan. Hilmi memberikan kotak yang cukup berat itu pada Jaendra.

"Apa ini bang?"

"Buka aja, lo bakal tau isinya apa"

"Kamus bahasa sunda, kamus bahasa sunda lengkap, peribahasa dan ungkapan dalam bahasa sunda" ucap Jaendra membaca cover isi dalam kotak itu

"Isinya kamus buat apa?"

"Buat lo"

"Untuk?"

"Meuni loba tanya, sebagai welcome kit tanda masuk keluarga Dipta" jawab Hilmi

(Banyak tanya)

"Biar lo gak ngang ngong ngang ngong kalau di keluarga kita, soalnya si Amih bakal bikin syukuran apalagi karena lo cucu mantu laki - laki pertama di keluarga dan dipastikan obrolan tujuh puluh persen pake bahasa sunda" jawaban Hilmi membuat Jaendra paham.

"Bentar ini bakal pesta lagi? pesta mulu" Jaendra tidak mau jika harus ada pesta lagi

"Bukan ini mah makan - makan biasa kayak besok kita barbequean nah kalau di keluarga gue namanya ngariung bari ngaliwet, teh Sally sama Gianna juga gini kok sambil kenalan sama keluarga besar Amih yang mau"

"Amih?"

"Ah itu nenek kita mamanya Ayah" jawab Hilmi

"Oh yang kemarin itu ya, maaf bang belum sempet nyapa dengan baik"

Never GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang