Persiapan pernikahan Jaendra dan Wilana sudah mulai rampung, balai desa kini disulap seperti gedung megah, berbagai macam bunga hidup sebagai hiasan mulai dipasang, semerbak harumnya tercium sampai ke rumah - rumah warga. Beberapa warga memang dikerahkan untuk membantu persiapan. Tenan untuk UMKM juga sudah tampak berjejer berbagai merek dagang tercantum disana.
Bu Dirga, yang awalnya sangat menentang akhirnya luluh juga, dengan tidak tahu malunya ikut menjadi mandor menyuruh ini itu. Hilmi sebenarnya tidak terlalu suka dengan kehadiran istri kepala desa itu, bila tidak mengingat ini adalah acara penting adiknya dia sudah suruh wanita paruh baya itu untuk pergi.
"Duh, kang sanes didinya kirang kersa" ucap Hilmi
(Mas bukan disana kurang pas)
"Ngomong opo toh Mas, ora mudeng saya" ucap salah satu
Hilmi lupa kalau ia sedang berada di Jogja yang notabene menggunakan bahasa jawa.
"Maaf Mas, itu maksud saya yang ini kayaknya gak pas taruh disitu, takut dimainin anak - anak kabelnya" ucap Hilmi
Pegawai itu mengikuti instruksi Hilmi, dirasa sudah pas ia mengingatkan agar kabel kabel lampu tidak menjuntai karena selain tidak enak dipandang bahaya jika dimainkan anak - anak terlebih nanti bukan hanya ada Winter dan anak - anak warga sini mengingat anak Martin dan Yerima, Zion yang aktif apalagi jika tidak dipantau mencegah sesuatu yang buruk terjadi.
Tak terasa, dua hari lagi Papa dan Mama Winter itu akan mengikat janji suci di altar pernikahan. Hilmi, Bian, Lingga dan Tian memastikan semuanya berjalan dengan baik termasuk memperketat pengawalan dan juga memastikan bahwa tamu undangan datang dengan nyaman, karena dipastikan baik kerabat dan kenalan dari kedua mempelai dan orang tuanya berasal dari lingkungan kelas atas.
Beberapa artis kenamaan, pengusaha bahkan pejabat akan hadir di pesta pernikahan Jaendra dan Wilana mengingat kedua orang tua mereka berasal dari bidang entertainment dan juga pengusaha. Acara akan berlangsung selama tiga hari, hari pertama tentu saja pemberkatan dilanjutkan dengan resepsi yang dihadiri oleh rekan dan kerabat baik pihak Bayu Tiana maupun Agung Yuna. Di hari kedua dikhususkan untuk teman kedua mempelai, pegawai Natama Hotel dan Winlalaland baik yang di Singapura maupun Jakarta serta warga sekitar desa, dan di hari ketiga adalah After Party ini dikhususkan untuk keluarga dan teman dekat saja.
Winter yang sejak tadi rewel, entah mengapa gadis kecil ini menjadi sangat manja dan selalu mengganggu Wilana dan Jaendra yang sibuk dengan persiapan. Winter sedikit bosan karena dirinya terabaikan oleh kedua orang tuanya. Ia juga malas bermain dengan Dissa karena pasti jatuhnya main games di tab.
Winter ingin jalan - jalan keluar bersama Jaendra dan Wilana namun permintaannya selalu diabaikan bahkan ia kena bentak Niya, karena memaksa.
Akhirnya ia memilih berjalan keluar sendiri saja. Namun di depan ia bertemu Tian dan Lingga yang sedang berdebat entah apa yang kedua lelaki itu ributkan dan tidak menyadari kehadiran Winter.
"Pak Dhe sama Om Galak belisik!" teriak Winter
"Eh ada bos kecil"
"Kenapa nih mukanya ponakan pak dhe?"
"Wintel bosan, hanya main game di handphone Wintel mau jalan - jalan" ucap gadis mungil itu yang akan menginjak umur lima tahun.
"Ndak boleh pergi sendiri" ucap Tian
"Ikut Budhe sama Ital aja sini" ucap Seola yang menggendong anaknya Kristal.
"Mau kemana yang?" tanya Tian
"Ke warung depan, beli kopi sama gula buat yang kerja kurang katanya ibu sekalian jalan - jalan ital keliatan suntuk mas rewel" ucap Seola
"Yaudah ati - ati yo, Winter pegangan yang bener sama Budhe" ucap Tian

KAMU SEDANG MEMBACA
Never Goodbye
FanfictionLove Story season 2 Menceritakan Wilana sebagai ibu anak satu. Ia mulai mengikis perasaannya pada Jaendra dan memulai hubungan dengan Jian. "Sampai kapan kamu mengurusi anak itu Jian? dia bukan anak kamu untuk apa kamu merepotkan diri ayahnya saja...