Bukan Aku

725 57 3
                                    

Ini pertama kalinya Claresta berada di lingkungan elit. Dalam arti dia benar - benar menjadi tamu disana. Bahkan ia tidak menyangka bahwa ia menjadi salah satu supporting untuk acara itu. la bersyukur sekali bertemu Yerima yang sudah sangat baik membantunya, terutama soal Ansel

Ansel mendapat sekolah yang lebih layak itu lebih dari cukup bagi Caresta. Sejujurnya ada yang masih mengganjal di hatinya. Terutama keberadaan orang tua kandung Ansel. Sampai saat ini Claresta masih mencari keberadaan Citra sang kakak dan juga kebenaran tentang siapa ayah dari Ansel sebenarnya. Mata Claresta menatap sendu satu pria yang ada di pelaminan bersanding dengan istrinya Jaendra, Pria yang ia yakini sebagai ayah ansel itu.

"Brengsek" satu kata terucap dari mulutnya, Claresta kesal sendiri, matanya menyiratkan amarah pada Jaendra

"tatapan lo sama bang Jaendra gitu amat, naksir lo?" ucapan lelaki itu memutus tatapan tajam Claresta pada Jaendra.

"Gila, asumsi dari mana? gak jelas banget lo!"

"Dih sewot" ucap lelaki itu lagi

"Tuan Cakra yang terhormat bisa tidak untuk gak bikin gue kesel sehari aja?"

"Kok nyolot, gue cuma nanya" ucap Cakra

Cakra tidak sengaja melihat Claresta, menatap Jaendra dan Wilana dengan wajah yang sulit diartikan, ada gurat kesedihan, kecewa dan amarah dalam satu waktu. Cakra juga sedikit curiga dengan kehadiran Claresta yang tiba - tiba dan langsung akrab begitu saja dengan Yerıma dan Wilana.

"Heh Cegil, jujur sama gue lo disuruh siapa?" tanya Cakra

"hah maksudnya?"

"Lo disuruh om Ferdinand apa om Arlan?" tanya Cakra lagi

Claresta nampak bingung nama yang disebut Cakra keduanya claresta tidak mengenalinya sama sekali.

"Gue gak kenal keduanya mereka siapa?"

"Lo beneran bukan sindikat mereka?"

"Sindikat apa sih gak ngerti gue"

Pertanyaan yang diberikan Cakra membuatnya kesal jujur saja guru olahraga Ansel Itu sangat menyebalkan di matanya. Apakah wajahnya memiliki tampang penjahat?

"Kasih tau gue alasan logis kenapa lo bisa tiba - tiba deket sama kak Yerim dan Wilana?"

"tampang gue emang kayak penjahat apa?"

"Lo mirip dedemit" jawab Cakra

"Udah gak usah alihin pembicaraan mumpung gue masih bisa santai sama lo, kasih gue alasan masuk akal" ucap lelaki itu lagi

Claresta benar-benar tidak suka dengan situasi ini, apalagi tatapan Cakes yang seakan menuduhnya melakukan kejahatan.

"oke gue bakal jawab pertanyaan aneh lo"

"Pertama, gue sama sekali gak kenal sama nama yang lo sebutin tadi"

"yang kedua, gue bukan sindikat penjahat, gue datang ke daerah ini karena gue punya alasan"

"apa?"

"kok kepo?"

"Gue cuma mau mastiin" ucap Cakra

"Adalah, gue mau cari seseorang"

"Siapa?" tanya Cakra

"lama - lama lo kok ayak interogasi gue"

"Ya, emang"

"Intinya gue bukan orang Jahat!"

"tapi kedatangan lo tuh mencurigakan"

"Lo udah nuduh gue tanpa bukti, gue bisa laporin to ke polisi" ucap Claresta

Martin datang menggandeng Zion dan Zean menghampiri keduanya yang sedang beradu mulut.

Never GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang