Menuju Hari H

722 65 12
                                    

Arlan tiba di Jogjakarta pagi ini selain untuk menghadiri pernikahan Jaendra dan Wilana, ia berhasil mendapatkan informasi keberadaan Ferdinand. Dan kini ia sudah berada di tempat persembunyian laki - laki itu bersama tiga perempuan.

"Bodoh sekali kau Ferdinand, kamu pikir saya berada di pihak mereka? Lalu kau kabur begitu saja?"

"Saya tidak bodoh, justru saya paham anda ingin mencuci tangan atas semuanya dan seakan tidak terlibat!" ucap Ferdinand

"Jangan coba - coba lakukan hal yang diluar kesepakatan kita!" ucap Arlan

"Harusnya bukannya saya yang harus mengatakan itu pada anda?"

"Ingat tuan Arlan yang terhormat saya memiliki kartu As anda"

"Bukan hanya saya yang membalas dendam tapi juga anda!" ucap Ferdinand menekankan

"Sebaiknya kita merencanakan ulang semuanya, mereka semua ada di daerah ini pernikahan Jaendra dan Wilana diadakan besok" ucap Arlan

"Kartu akses masuk dalam acara itu, salah satu dari mereka bertiga harus masuk ke dalam sebagai pramusaji" ucap Arlan.

"Maksud anda?"

"Kita beri hadiah untuk pernikahan mereka"

"Culik anak - anak itu"

"Termasuk cucu anda?"

"Ya, termasuk Ruisha tapi pisahkan dia dari anak - anak yang lain, Ruisha biar orang - orangku yang urus" ucap Arlan

"Lalu selanjutnya?"

"Biarkan anak - anak itu disekap secara terpisah"

"Anda benar - benar gila" ucap Ferdinand

"Lakukan dengan baik, sekarang semua harus sesuai perintahku" ucap Arlan sambil memberikan sebuah kunci mobil.

"Baiklah, jangan ragukan itu"

Sialan, kau tak bisa dengan seenaknya mengatur saya, lihat nanti

"Ryuna, kemari"

"Ada apa Pa?"

"Tugas untukmu" ucap Ferdinand sambil memberikan paper bag berisi perlengkapan yang dibawa Arlan.

"Kamu bertugas di dalam acara, karena wajahmu tidak terlalu terekspos, dan kecil kemungkinan orang - orang mengenalimu"

"Kenapa harus aku? kenapa gak Lya aja?" tanya Ryuna

"Jangan protes Ryuna, Lya akan berjaga diluar bersama Papa, dan Mitha akan standby di mobil"

"Apaan jadi pelayan, cih"

"Bersiaplah besok kau harus sudah berada di sana, ingat - ingat wajah bocah ini" ucap Ferdinand memberikan amplop coklat berisi foto Winter dan kawan - kawan beserta orang tuanya.

"dia Winter cucu Keluarga Dipta dan Natama, yang ini kembar Zionatra Adelion dan Zeanita Andayu cucu keluarga Wirawan, yang ini cucu tuan Arlan Ruisha Satrya, ini sepupunya Aefar Jemanio, tapi sering dipanggil Jeman cucu keluarga Satrya hapalkan wajah mereka" ucap Ferdinand Ryuna.

Arlan mengeluarkan amplop berisi foto Lingga dan Tian.

"Selain orangtuanya kalian juga harus berhati - hati pada orang ini" ucap Arlan

"Yang ini Lingga orang kepercayaan keluarga Natama dan ini Tian pemilik rumah yang mereka tempati sekarang, masih termasuk dalam orang kepercayaan Keluarga Natama dan Dipta" ucap Arlan.

"Kamu juga harus berhati-hati jangan sampai bertemu dengan anak tengah keluarga Dipta, dia akan langsung mengenalimu" ucap Ferdinand

"Saya tidak mau rencana ini gagal, pastikan anakmu itu bekerja dengan baik" ucap Arlan

Never GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang