Harta Terindah

761 65 10
                                    

Sore hari keluarga Dipta dan Jaendra tiba di kediaman Tian dan Bu Hana. Kedatangan mereka disambut antusiasme warga disana. Beberapa menyapa Wilana dan Jaendra.

"Winter udah gede yo, perasaan baru kemaren masih disusuin ibunya" ucap salah satu wanita paruh baya.

"Iya, bu udah lima tahun udah jadi anak gadis" ucap Wilana

Sebagian warga senang Wilana kembali ke tempat mereka, tandanya Wilana tidak lupa dengan warga disini namun segilintir warga menatap sinis keduanya. Saat hendak masuk ke halaman rumah milik Bu Hana, Bu Dirga datang dengan segerombolan pengikutnya.

"Masih punya muka untuk datang ke desa kami tidak tahu malu sudah menipu kami?" ucap Bu Dirga

Wilana terdiam sejenak suaranya masih ia hafal, Bu Dirga istri Kepala Desa disana yang cukup disegani.

"Mohon maaf, kalau ibu mau berdebat engga sekarang, ibu gak lihat kita baru saja datang?" Hilmi berbicara mendahului Wilana.

"Kak Mi"

"Keheul aing"

(Kesel gue)

"Ndak sopan, orang kota ndak ada tatakrama"

"Nu aya mah ibu mereun eweuh tata krama nyegat batur sangeunahna" ucap Hilmi

(Yang ada ibu kali yang gak ada tata krama cegat orang seenaknya)

"Hilmi!"

"Maaf Bu saya, Bayu orang tuanya Wilana kami mohon maaf jika berkenan kami dipersilahkan untuk istirahat sebentar? Nanti akan ada waktu untuk saya, Wila dan Jaendra menjelaskan" ucap Bayu

"Oh, ini orang tuanya Pak anaknya dikasih tau, udah pinter boong suka zina lagi"

"Ahh, iya kami minta maaf atas keteledoran kami sebagai orang tua, kami permisi dulu" ucap Tiana

"Isin bu udah tua masih jadi tukang kompor, ibu kalo di posisi Wila apa bisa kuat bertahan?" ucap Tian pada Bu Dirga.

"Kamu bisa - bisanya bilang begitu dan bela mereka, jangan hanya karena mereka membiayai pernikahan kamu jadi kamu terima - terima saja dibohongi, ini terbukti pergaulan kota itu ndak sehat" ucap Bu Dirga

"Ibu coba berkaca dulu, anak ibu si Ayu kerjanya apa di kota?" tanya Tian

"Ayu kerja di kantor besar dia sering tunjukin saya kantornya" ucap Bu Dirga

"Yakin Bu?" ucap Tian

"Yo yakin anakku anak baik - baik meski sering godain laki - laki, tapi dia bisa jaga diri tidak seperti..." ucap Bu Dirga melirik Wilana

Tangan Tiana mengepal rasanya ia ingin menampar wanita paruh baya itu. Wilana tidak masuk dalam pergaulan yang salah, Wilana hanya terjebak keadaan.

Plaakk

Satu tamparan berhasil di daratkan Tiana pada Bu Dirga. Emosinya tak tertahan saat Bu Dirga terlihat menghina putrinya

"Ibu jangan asal bicara! anak saya tidak seperti yang ibu bicarakan! anak saya terjebak keadaan, gak seharusnya itu semua anak saya alami, Wilana saya jaga dengan baik Bu"

"Ibu juga adalah seorang ibu, bagaimana jika kejadian Wilana terjadi pada anak ibu? Salahkan saja saya orang tuanya yang gagal tapi jangan sekali - kali hina anak saya apalagi tidak tau kebenarannya!" Tiana menumpahkan semua rasa kesalnya.

Merasa tidak terima Bu Dirga atas perlakuan Tiana, Bu Dirga melawan terjadi sedikit baku hantam dan adu mulut disana. Bayu, Bian dan Tian membantu melerai keduanya. Sedangkan Hilmi malah bertindak sebagai wasit dan tim hore sang Bunda.

Never GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang