Takdir Yang Tertunda

711 57 10
                                    

Selama dua hari baik Bayu dan juga Agung disibukkan dengan persiapan konferensi pers. Agung mengatakan agar konferensi pers diadakan di ballroom Hotel milik keluarga Natama.

Bayu yang dibantu Bian mempersiapkan semuanya mulai dari menghubungi para wartawan dan hal teknis lainnya, sedangkan Agung dibantu Lingga mempersiapkan tempat dan juga membriefing Jaendra, Wilana, Hilmi dan juga Jonas.

"Oke tinggal satu jam lagi Bos apapun itu lo harus siap dengan konsekuensinya lo bakal di cap pembohong" Ucap Lingga

"No problem, itu gak sebanding dengan penderitaan Wilana dia juga menghadapi hal yang sama tapi jujur gue gugup banget Mas" Ucap Jaendra

Begitu juga Wilana juga merasakan hal yang sama.

"Wila lo mondar - mandir bikin pusing tau gak?"

Gianna sedari tadi pusing dengan tingkah Wilana yang mondar mandir sambil berkomat - kamit.

"Onty Wila lagi baca mantra?" Ucap Dissa

"Duh Wila mendadak lupa harus bilang apa" Ucap Wilana

"Tenang Wila, semuanya udah diatur Ayah dan Bang Bi kamu cuma tinggal jawab pertanyaan dan buat statement" Ucap Sally

"Benar Wila, tenang ya minum dulu coba" Ucap Tiana

"Mama bisa pegang tangan Wintel kalo gugup, Wintel gak sabal nanti bakal banyak kamela, Wintel banyak yang foto wah Wintel jadi Altis" Ucap Winter

"Ini mah kayaknya kebalik emaknya gugup anaknya kelewat santai gak takut sama sekali malah dari tadi ngaca terus" Ucap Gianna

"Mana minta lipstik katanya biar cantik di depan Om sama Tante Wartawan" Ucap Sally

"Mi, kok diem aja?" Ucap Sally lagi

"Uncle Chan nangis" Ucap Winter dan Dissa bersamaan

"Siapa yang nangis ini mah kelilipan!" Ucap Hilmi

"Abi"

"Gi, akhirnya Gi duh ini teh air mata kenapa sih" Ucap Hilmi

"Kak Mi, makasih banyak ya Wila hutang budi banyak sama kak Mi sama kak Gigi juga demi Wila kak Mi bahkan kesampingkan kebahagian kak Mi sendiri" Ucap Wilana

"Ini bukan hanya untuk Wila, kak Mi lakuin itu buat keluarga kita, setelah ini kita akan terbebas dari teror mereka, dan kak Mi harap Wila bisa hidup dengan lebih bebas karena dia adik kesayangan Mi menderita" Ucap Hilmi

"Kak Mi hiks"

"Sini peluk, ijin ya yang peluk Wila" Ucap Hilmi kepada Gianna

"Peluk aja Mi ngapain ijin" Ucap Gianna

Hilmi memeluk adik satu - satunya itu, tangis keduanya menjadi - jadi. Wilana tak bisa membendung air matanya lagi, kemeja yang dikenakan Hilmi basah oleh air matanya.

"Kak Mi, Wila sayang kak Mi maafin Wila yang selalu repotin kak Mi kayak gini" Ucap Wilana

"Gue maafin dengan satu syarat"

"Apa?"

"Jadi Wilana yang bahagia, kak Mi tahu selama ini masih ada yang kamu tahan jangan menipu diri sendiri ya jika memang kebahagiaan Wila ada di Papanya Winter, lepasin semua beban di masa lalu buka lembaran baru bersama dia baik kamu dan Jaendra adalah korban, baik kamu dan Jaendra sebenarnya adalah takdir yang tertunda, satu keinginan kak Mi Wila dan Winter bahagia" Ucap Hilmi

"Kak Mi janji sama Wila buat kembali sama kak Gigi jangan sakitin kak Gigi lagi belajar untuk gak semaunya jangan ngerasa semuanya bisa kak Mi handle! Yang ada jadi salah paham kan? Banyak mendengar pendapat orang lain dan gak bertindak gegabah, Wila gak mau ponakan Wila ngerasain apa yang Winter rasain harusnya perceraian itu gak perlu, rujuk lagi kalian ya awas kalo engga, Wila belum tenang kalo kalian belum bersama lagi" Ucap Wilana

Never GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang