Hanya Status

1.2K 86 15
                                    

Ruanth kini berada di salah satu kota di China setelah menikah dengan Shasha, Ruanth memilih untuk menetap di China atas rekomendasi kakaknya Windura karena Welin sering mengeluh pada kakaknya itu atas tingkah dan perilaku Ruanth yang mati segan hidup tak mau.

Welin juga menyadari apa yang terjadi pada Ruanth tentu berat, melupakan Natalie yang menjadi challenge bagi Ruanth untuk menyelesaikannya. Hingga akhirnya Windura memaksa Ruanth untuk tinggal di kawasan yang sama bersamanya tentu bersama Shasha dan kini Ruanth resmi menyandang status calon ayah.

"Ru, maaf tapi ini kemauan anak kita" Ucap Shasha.

"Ngidam?" Ucap Ruanth

"Tapi kamu jangan marah" Ucap Shasha

"Ya apa dulu" Ucap Ruanth.

"Mau pilin telinga kamu sampe tidur" Ucap Shasha agak takut.

Sebenarnya kehamilan Shasha ini tidak di sengaja. Mereka memutuskan lebih tepatnya Ruanth memutuskan untuk pisah kamar namun suatu malam Ruanth pulang dalam keadaan mabuk menganggap Shasha adalah Natalie dan mereka melakukan itu.

Hingga kini kandungan Shasha akan menginjak tiga bulan. Selama kehamilan pun Shasha berusaha untuk tidak merepotkan Ruanth, sebisa mungkin ia memenuhi ngidamnya sendirian tanpa bantuan Ruanth.

Tidak seperti biasanya kali ini ngidamnya berbeda, sedari tadi Shasha memperhatikan telinga Ruanth dan akhirnya dengan setengah keberanian milik Shasha, ia mengungkapkan keinginan calon anaknya itu.

"Tunggu sebentar ya aku selesaikan tugas dulu, di kamar mu?" Ucap Ruanth.

Shasha mengangguk.

Dalam hati Shasha bersyukur ia tidak diabaikan Ruanth lagi semenjak kehadiran calon anaknya. Bahkan Shasha hampir menitihkan air mata.

Shasha menyadari keberadaannya sebagai istri hanyalah status belaka. Ruanth benar-benar tidak sedikitpun meliriknya. Shasha hanya bisa berharap mampu bertahan bersama Ruanth dalam keadaan ini.

Shasha juga tidak memberi tahu Ruanth tentang penyakitnya yang sering kambuh saat ini.

Kanker darah yang di derita Shasha, membuat Shasha memutuskan untuk menghentikan pengobatan sementara sampai anaknya lahir.

Dan itu berakibat Shasha lebih sering tiba - tiba pingsan.

Namun kembali lagi Shasha bersyukur dapat melihat mimik khawatir pada Ruanth ketika sadar dari pingsannya.

Shasha dengan sabar menunggu Ruanth yang berkutat dengan laptopnya kacamata yang bertengger pada hidungnya menambah ketampanan Ruanth berkali kali lipat.

Shasha tidak bisa tidak menyunggingkan senyumnya. Tak dapat dipungkiri Shasha iri pada Natalie, meski Shasha memenangkan raganya namun untuk hati Ruanth, Natalie lah juaranya.

Bahkan di kamar milik suaminya itu masih bertengger lukisan gadis bernama Natalie itu. Shasha tidak bisa protes karena itu memang sudah perjanjiannya.

Tidak ada perasaan apapun di pernikahan ini

Itu bagi Ruanth namun tidak bagi Shasha ia mencintai pria ini ayah dari calon bayinya.

Ruanth terlihat sudah membereskan tugasnya dan merapihkan barang - barangnya pun sudah ia bereskan.

Ruanth melihat Shasha gugup, dengan cepat Ruanth menggandeng Shasha menuju kamarnya.

Shasha duduk dipinggiran ranjang dan Ruanth berada di sampingnya. Keduanya canggung ini pertama kalinya mereka satu kamar dalam keadaan Ruanth sadar.

"Sha aku keterlaluan ya sama kamu, sepertinya aku terlalu abaikan kamu" Ucap Ruanth.

"Ah tidak sama sekali Ru aku paham sekali aku tidak akan memaksa kamu untuk berlaku seperti suami yang seharusnya" Ucap Shasha.

Never GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang