Mau Kiss

872 64 8
                                    

Jaendra dan Wilana sedang menikmati  makan malam di rumah Opa Natama. Hanya mereka dan Natama disana sedangkan Agung dan Yuna harus menghadiri sebuah acara amal dan Bayu bersama Tiana sedang berkunjung ke agensi yang masih satu naungan dengan EXO Entertainment.

Natama mengeluh, padahal ia sangat merindukan momen ini duduk bersama dengan anak - anaknya namun kenyataannya kedua anaknya suami istri sibuk dengan pekerjaannya masing - masing dan cucunya yang susah jika disuruh bertemu.

"Ini yang Opa gak suka sama orangtuamu, sibuk dengan dunia kerjanya" ucap Natama

"Lah kan Opa yang ngajarin"

"Kak Jaendra" Wilana mendelik saat mendengar ucapan Jaendra.

"Emang bener mama Wila, dulu Opa juga susah kan buat makan bareng kebanyakan dateng kalau ada Om Ardi sama bang Jamal, Opa mana mau ketemu aku"

"Jaendra, kamu masih marah sama Opa?"

"Marah untuk apa?" Jaendra meletakkan sendoknya begitu saja.

"Maaf, untuk semua yang Opa lakukan kepada kamu, maaf kalau Opa pernah membenci kamu"

"Engga apa-apa Opa, lagipula Jaendra memang cucu yang kurang ajar kok, gak pernah nurut Opa, kalau bang Jamal ya the bestlah iya kan gak pernah kecewain Opa always nomor satu Jaendra gak ada apa - apanya"

Tangan Jaendra bergetar ia sendiri tidak tau keberanian darimana ia dapatkan. Siluet masa kecilnya terbayang dalam benak Jaendra, Opanya yang selalu mengabaikan dirinya.

Wilana yang melihat itu menggenggam tangan Jaendra dan mengusapnya pelan dalam benaknya terlintas sekacau apa masa kecilnya Jaendra.

"Jaendra... "

"Aku udah bosen dimarahin Opa terus, aku juga minta maaf Jaendra selalu kecewakan Opa, setelah dipikirkan lagi buat apa Opa bangga punya cucu seperti Jaendra apalagi sekarang kan Opa? Jaendra hamilin dia engga tanggung jawab pula Opa pasti malu banget"

"Jaendra"

"Jaendra beneran engga apa - apa Opa, kalo Opa masih benci Jaendra karena Jaendra bikin Oma pergi"

"Jaendra, sekarang giliran Opa bicara"

"Maafkan Opa, kalau Opa membuat kamu sakit hati dengan perlakuan Opa jujur melihat kamu Opa selalu teringat dengan kematian Oma"

"Opa tau tidak seharusnya Opa membenci kamu, karena kematian Oma memang sudah takdirnya"

"Maaf, kata itu harusnya terlontar dari dulu dari mulut Opa tapi yang ada Opa selalu marah liat kamu, tapi sekarang Opa sudah tidak mempedulikan itu, sampai kapanpun kamu akan tetap jadi Cucu Opa, kesayangan Opa, jangan kira Opa tidak tau kelakuan Jamal, Opa tau Jaendra bahkan dia meniduri banyak wanita Opa juga tau, tanpa kamu tau Opa sudah menghapus nama Jamal dari daftar ahli waris"

"Opa, yang bener aja, makin benci bang Jamal sama Jaendra"

"Itu sudah konsekuensi, dan Opa menghargai usaha kamu untuk memperbaiki kekacauan yang kamu buat"

"Bahagia ya, Opa tau kamu bahkan tidak bisa berteman dengan siapapun dengan menyandang nama Opa di belakang nama kamu, Opa juga senang kamu memiliki teman sekarang, kamu kira Opa tidak pantau perkembangan kamu? Opa selalu tanya keadaan kamu melalui kedua orangtuamu dan yah, asisten kamu juga"

"Opa kenal Lingga?"

"Tentu kenal dia orang suruhan Opa untuk ngawasin Papamu sekarang malah jadi asistennya kamu"

"Ck"

"Kamu gak luput dari pengawasan Opa, inget  sekali kamu bikin cucu menantu Opa nangis, Opa gak segan segan hukum kamu!" ucap Natama

Never GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang