Arlan terlihat menahan emosinya, setelah mendapat kabar dari salah satu anak buahnya jika Ferdinand tidak muncul di tempat yang sudah di sepakati mereka kemarin.
"Brengsek, Ferdinand kau coba memberontak, kau pikir aku tidak tau kau dimana?"
"Kau sudah pasang GPS pada mobilnya sesuai permintaanku kan?"
"Sudah tuan, kami juga sudah mendapatkan titik tempat mereka berada saat ini" ucap anak buahnya.
Arlan memiliki beberapa telepon genggam, salah satunya berdering sejak tadi tertera nama Callandra ada beberapa pesan yang telah ia baca cukup membuatnya terkejut apakah mereka sudah mengetahui rencananya itu karena ia menanyakan keberadaan Ruisha saat ini. Ia baru mengingatnya, mobil yang ia berikan pada Ferdinand atas nama Ruanth yang secara ilegal tanpa persetujuan Ruanth tentunya.
Tanpa minat untuk mengangkat panggilan itu ia mengambil benda persegi itu melemparkannya begitu saja pada dinding. Ia harus bisa mencari cara agar tidak terlihat masuk dalam skenario penculikan ini. Namun sekarang ia harus lebih dahulu mengetahui keadaan cucunya.
Sebuah notifikasi ia dapatkan pada telepon genggam yang satunya. Notifikasi dari nomor tidak dikenal mengirimkan sebuah video. Setelah membukanya ia sedikit lega meski masih khawatir ia menekan tombol panggilan untuk menghubungi nomor itu panggilan pertama tidak tersambung hingga dipanggilan ke dua seseorang mengangkatnya.
"Keparat, kau mencoba bermain - main denganku?"
Arlan mengapa kau terlihat begitu emosi? Tenang cucumu akan aman bersamaku, ya untuk sementara ini saja aku belum berfikir apa yang akan aku lakukan selanjutnya pada cucumu
"Cepat katakan dimana kau sialan, jangan lakukan sesuatu pada cucumu, jika ia terluka aku akan menghabisimu saat ini juga!"
Lucu sekali bukankah kau yang sepakat aku menculik cucumu juga mengapa kau jadi marah Tuan?
"Kesepakatannya bukan itu! Kau melanggar kesepakatan yang kita buat sebelumnya bukannya kau harus memberikan mereka padaku? Lalu apa ini?"
Tahan emosimu Tuan Arlan Wijaya, jika kau ingin menemui cucumu berusahalah mencari kami
"Sialan, akan ku pastikan menyeretmu kembali dalam jeruji, apalagi jika terjadi sesuatu pada cucuku, tidak ada kata ampun bagimu"
Oh kau mulai mengancamku, kau pikir aku takut? Aku akan memberikan sebuah lokasi, bawakan aku sejumlah uang yang sudah ku ketik disana jangan macam - macam cukup datang dengan membawa nominal yang ku mau
"Kau mencoba memerasku lagi?"
Siapkan saja atau aku bongkar semua sumber kekayaanmu itu
Panggilan itu berakhir, membuat emosi Arlan makin tersulut. Sialnya ia sudah tau peringai Ferdinand yang licik itu namun ia masih bisa bekerjasama hingga ia kembali terkhianati lagi dan mencoba memerasnya kembali.
"Sialan! Siapkan sejumlah uang dalam koper itu pastikan nominalnya sesuai dengan apa yang ku kirim, taruh dalam bagasi mobilku sekarang!" ucapnya pada asisten pribadinya.
Ferdinand memberikan sebuah kunci kepada Lyanna. Ferdinand mengurung Ruisha dan Zion di sebuah ruangan. Ia akan keluar sebentar, ia menatap Lyanna dan Samantha bergantian.
"Ingat jangan ada yang berani - beraninya kabur dari tempat ini apalagi membawa dua bocah itu, karena percuma saja tempat ini jauh dari manapun, kalian tidak akan bisa kemana - mana" ucapnya
"Samantha, saya hanya mengijinkan kamu untuk memantau mereka, bukan untuk membawa mereka"
"Lo bohong, lo bilang lo bakal kasih dua anak itu ke gue, kalo gue berhasil membawa anaknya Lyanna kesini, lihat gue berhasil dan lo seenaknya bilang begitu?" ucap Samantha
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Goodbye
Fiksi PenggemarLove Story season 2 Menceritakan Wilana sebagai ibu anak satu. Ia mulai mengikis perasaannya pada Jaendra dan memulai hubungan dengan Jian. "Sampai kapan kamu mengurusi anak itu Jian? dia bukan anak kamu untuk apa kamu merepotkan diri ayahnya saja...