Part 116

345 4 0
                                    

Gea sedang asik-asik berbincang tiba-tiba ponselnya menyala tanda ada notifikasi masuk.

"Gea, abang pulang duluan karena Ayang mau pulang dan kasih tau yang lain maaf pulangnya gak pamitan dulu,"

Gea membalas pesan itu dan beralih ke arah Kenzo. "Kak, kata abang maaf kalau abang pulang gak pamitan dulu," Kenzo mengangguk tersenyum.

Gea beralih ke arah Kenzi dan sama mengucapkan maaf yang abangnya suruh.

Bulan silih berganti, hari terus berganti, waktu pun terus berputar. Di hari ini adalah bertepatan 2 tahun pernikahan Kenzo dan Gea.

Hubungannya sekarang baik-baik saja tanpa orang ketiga, apalagi Gea sedang mengandung buah hatinya.

"Manusia karpet, pengen telor Tentara." Kenzo yang sedang mengotak-ngatik laptop berhenti beralih menatap Gea yang di ambang pintu.

"Berapa kilo?"

"Satu aja,"

"Mau ikut?" Gea pun mengangguk antusias membuat Kenzo tersenyum.

Setelah kejadian beberapa bulan yang lalu membuat banyak perubahan di diri Kenzo.

>><<

"Mang telur puyuhnya satu kilo!" Penjual telur puyuh pun mengangguk.

"Satu biji, bukan satu kilo dan satu lagi bukan telur puyuh tapi telur Tentara." protes Gea dengan bersikap dad4.

"Kalau mau satu biji ambil aja, gratis,"

"Ga usah Mang." Kenzo memberikan uang berwarna biru ke pejual telur puyuh.

"Udah gak papa, tapi makasih." Kenzo terkekeh dengan si Mang telur puyuh.

>><<

Mereka di perjalanan untuk pulang, karena Gea ingin merebus telur puyuh satu biji.

Drett!

"Angkat Martabak," Gea mengangguk dan melost speaker.

Semenjak hamil, Gea menginginkan Kenzo memanggilnya martabak gosong begitu pun sebaliknya.

[Lo dimana Ken?] tanya Al di sebrang sana.

"Jalan,"

[Kasih tau Gea kalau Sansi mau lahiran di Rumah sakit biasa,] Al langsung mematikan sambungan teleponnya.

"Kita kesana, pliss!"

"Terus tu telur Tentara gimana?"

"Nanti minta di rebus di Rumah sakit."

Siswi Nakal Vs Ketos Galak [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang