Part 118

339 6 0
                                    

"Gimana keadaan Sansi? Sansi baik-baik aja? Terus bayi gimana?" Dokter keluar ruangan langsung di sambut oleh pertanyaan yang beruntun.

"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi Allah berkehendak lain. Nyoya Sansi meninggal dan untuk bayinya sehat." semua keluarga langsung menangis dan Kenzo langsung masuk ruangan dengan buliran air mata.

Tak di pungkiri Dokter ikut menangis dengan langsung pergi karena tak mau air matanya terus lolos.

>><<

Al terus mengguncang tubuh Sansi untuk bangun, nyatanya Sansi tidak bangun.

"Entah gimana nanti aku hidup tanpa Ayang,"

"Terus El gimana Yang? Apa kamu gak sayang sama aku sama El?"

Gea yang melihatnya  terus menangis dengan berdiam. Tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang.

"Manusia karpet yakin, martabak gosong pasti kuat!" bisik Kenzo dengan suara yang bergetar.

"Bang ikhlasin Teh Sansi,"

"Abang gak akan pernah ikhlasin Teh Sansi sampai kapan pun."

"Bang kasian Teh Sansi,"

"SAMPAI KAPAN PUN ABANG GAK PERNAH IKLHAS." bentak Al ke Gea membuat air mata Gea terus mengalir tiada henti.

"Kita keluar dulu!" Gea mengangguk.

>><<

"Mamih.." Gea langsung memeluk Alina dengan erat.

"Shutt.. sabar sayang, ikhlasin Teh Sansi yah!"

"Gea udah ikhlas, tapi Abang, hikss."

"Bang Al butuh waktu untuk menerimanya,"

>><<

Setelah pemakaman Al terus memeluk gundukan tanah yang menutupi Sansi.

"Yang padahal belum genap setaun baru 11 bulan, Ayang ninggalin aku," lirih Al dengan terus menangis di gundukan tanah.

"Sayang pulang, yuk! Kasian El sendiri dan kamu juga harus kuat karena El." tutur Alina membuat Al sadar bahwa dia mempunyai tanggung jawab besar.

Sekian lama di bujuk akhirnya Al luluh untuk pulang.

"Yang besok aku kesini lagi!" ucap Al berlalu pergi.

>><<

Bulan-bulan berlalu sekarang Gea sedang mengajak mengobrol El.

Ceklek!

"Martabak di bawah ada Al sama Mamih," Gea mengangguk dan membawa El untuk di gendong.

Siswi Nakal Vs Ketos Galak [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang