AUTHOR POV
"Dimana ini?" Seorang gadis dengan dress baby blue berdiri di tengah hamparan bunga yang indah, dia terlihat kebingungan.
Melihat ke segala arah, hanya ada hamparan bunga tanpa adanya tanda-tanda seseorang selain dirinya di sana. Dia menutup wajahnya dengan tangan saat tiba-tiba angin bertiup kencang.
Angin yang berhembus kencang mulai mereda, gadis itu perlahan menyingkirkan tangannya. Tapi urung karena sesuatu yang terang mengganggu penglihatannya.
Gadis itu mengintip dari sela-sela jarinya, melihat apa gerangan yang bersinar terang. Tapi sesuatu menghalangi cahaya itu ke arahnya.
Perlahan gadis itu menurunkan tangannya dan seorang pria berkemeja putih tengah berjalan mendekatinya. Dia tidak bisa melihat wajah pria itu karena posisinya yang membelakangi cahaya.
"Siapa kamu?"
Samar, gadis itu melihatnya sedang melengkungkan bibirnya. Dan tanpa kata, pria itu berbalik berjalan menjauh darinya.
"Tunggu!"
Kriiiiiiiinggggggggggg....
Bunyi alarm membangunkan seseorang. Terlihat seorang gadis cantik dengan rambut panjang coklatnya yang berantakan.
"Mimpi yang sama lagi?!" gumamnya menutup wajah dengan kedua tangan.
Ia masih menguap beberapa kali sebelum mematikan alarm. Matanya langsung membulat seketika saat tahu jam berapa sekarang.
"Oh tidak, aku telat lagi!" jeritnya. Melempar selimutnya sembarang dan bergegas ke kamar mandi.
"Mimpi macam apa yang terus menggangguku itu? Setiap malam selalu sama dan berakhir dengan bunyi alarm yang membuatku bangun kesiangan. Benar-benar menyebalkan!" gerutu Reyna sambil mengikat rambutnya menjadi ekor kuda dengan asal.
Tanpa menggunakan make up sedikitpun, gadis itu langsung mengambil tas dan bukunya lalu bergegas turun untuk sarapan bersama keluarganya.
"Selamat pagi, mom. Selamat pagi, dad," sapanya sambil mencium pipi Sofia dan James bergantian.
"Selamat pagi, sayang," balas Sofia tersenyum.
"Kesiangan lagi, sayang?" goda James dan Reyna hanya nyengir kuda. "Selamat pagi, kak Jason."
"Anak gadis kok jam segini baru bangun," cela Jason.
"Biarin, weeekkkk...." balas Reyna sambil menjulurkan lidah yang dibalas jitakan oleh Jason.
"Aduh... sakit tahu. Mom, kak Jason jahat nih!" regek Reyna seperti anak kecil.
"Kalian ini, udah dewasa masih aja berantem kayak anak kecil!" tegur Sofia sedangkan James hanya tersenyum, melihat kelakuan kedua anaknya.
"Dad, nanti aku nebeng ke kampus, ya?" kata Reyna.
"Memang mobilmu kemana?" tanya Sofia.
"Mom lupa, ya?! Kan mobilku masih di rumah Gina," terang Reyna dan beralih pada James. "Jadi gimana dad? Boleh ya-ya?!"
"Sama kakakmu aja ya! Soalnya dad buru-buru nih, ada meeting."
"Ya udah deh. Yuk, kak! Nanti aku bisa telat."
"Kamu tunggu di mobil! Kakak mau ambil berkas dulu di atas."
"Oke,"
***
"Thanks, my brother," kata Reyna sambil tersenyum manis saat tiba di kampusnya."You're welcome, my sister," balas Jason sambil mengacak rambut adiknya, sayang.
Reyna bergegas menuju kelas karena sebentar lagi mata kuliahnya akan segera dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...