Yuhuuuuuuhhhhh akunya up lagi kan guys, gegara respon positif dan coret-coretan kalian...
Abaikan judul chap ini yang absurd-nya kebangetan, bingung mau kasih judul apa jadi ku cari intinya dan kujadikan judul xixixi...
Chapter ini aku persembahin buat Ariezteea elda_moela96 FitriSTefanaticcfore gebrielagebr1el lialii nanimaulani vidyanuraliza viraalatas vivianetan13 yusriahqonita makasih udah mau coret-coret di chap sebelumnya, berharap coret"an-nya lagi di chap ini.....
Happy reading guys....
***
"Naiklah! Aku akan membantumu." Reyna membalas genggaman Ziovan dan mulai beranjak berdiri."Tidak," cegah Ziovan hingga Reyna tak jadi beranjak dari posisinya dan mengernyitkan dahi, bingung. "Apa maksudmu kau tidak ingin aku membantu__"
"Sebenarnya aku enggan melepasnya." Ziovan melihat tangan mereka yang bertaut dan mengeratkan genggamannya. Itu sukses membuat Reyna mengernyitkan dahi semakin dalam.
Ziovan kembali melihat Reyna dengan senyuman kecil. "Tapi jika tidak, maka bersama dengan membantuku naik, kau juga akan tertarik jatuh ke dalam kolam bersamaku. Dan aku sangat tidak mengharapkan hal itu terjadi."
Perlahan Reyna mulai tersenyum, mengerti maksud Ziovan. Dan dia sadar yang dikatakan suaminya itu memang benar. Karena bagaimanapun kekuatan fisik wanita tidak diciptakan untuk menandingi bahkan menyamai kekuatan pria.
"Jadi lebih baik, biarkan aku naik sendiri! Meski untuk itu dengan sangat terpaksa aku harus melepaskan tanganmu jika tidak ingin hal itu sampai terjadi." Lanjutnya dengan wajah menyesal.
"Kau sudah selesai dengan gombalanmu itu dan akan melepaskan tanganku sekarang atau kau masih ingin melanjutkannya?" tanya Reyna dengan senyuman geli, mendapati Ziovan yang mulai mendramatisir keadaan dengan gombalannya.
Apa-apaan itu, dengan sangat terpaksa harus melepasnya? Bener-bener gombal abis....
"Aishhhh... kau mengacaukannya," kata Ziovan pura-pura kesal dengan mengalihkan pandangannya dari Reyna. Sekuat tenaga Reyna berusaha agar tawanya tidak meledak melihat reaksi Ziovan.
"Baiklah, kau boleh menggenggamnya lagi nanti. Jadi jangan lagi katakan jika kau dengan SANGAT TERPAKSA harus melepasnya sekarang!" kata Reyna hingga Ziovan langsung melihatnya bahkan sebelum Reyna menyelesaikan ucapannya.
Lucu bahkan hampir menggemaskan mendapati reaksi Ziovan yang langsung melihatnya dengan mata berbinar dan senyuman di bibirnya setelah dia mengatakan hal itu, seperti anak kecil yang antusias akan mendapatkan keinginannya.
Dan hal itu membuat Reyna kesulitan mengatakan kelanjutannya yang berniat mengatakannya dengan wajah seserius mungkin. Tapi nyatanya, dia tak mampu melakukannya dengan baik karena adanya rasa geli akibat reaksi Ziovan.
"Ahhh... kalo begini kan aku tidak akan terpaksa atau bahkan ragu untuk melepasnya tadi," kata Ziovan dengan kepuasan penuh di wajahnya yang lagi-lagi membuat Reyna harus menahan rasa geli.
"Haruskah sekarang aku memanggilmu tuan penggombal, Zio?" Goda Reyna dengan seringaian, mendapati Ziovan yang tak juga berhenti dengan hobi barunya itu, menggombal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...