Yuhhuhhhhh up lagi nih guys... coret-coretan kalian emang ampuh bikin author semangat nulis dan up 2 hari sekali...
Nggak tahu kenapa dari kemarin judul chap-nya panjang muluh, padahal ya nggak niat buat sepanjang itu... yaudah deh, abaikan! mungkin author lagi krisis judul dengan kata baku makanya ke' gitu wkwkwk
Chapter ini aku persembahin buat Ariezteea elda_moela96 FitriSTefanaticcfore gebrielagebr1el lialii nanimaulani vivianetan13 yusriahqonita HastinAfitri susiyuanadin vidyanuraliza makasih coret-coretannya kemarin... berharap terus seperti itu...
Dan bagi kalian yang mau namanya aku cantumin seperti di atas, ayo ikut coret-coret juga!
Mereka yang aku cantumin di atas juga baca chap ini kalian juga baca, mereka beri vote kalian juga, mereka kasih coret-coret terus kenapa kalian nggak ikutan?
Toh dengan coret" kalian bisa meninggalkan jejak bahwa pernah baca story ini, kalo cuma vote kan nggak bisa dijadikan jejak dan lagi author jg bakal kasih kalian penghargaan dengan mencantumkan nama kalian dalam persembahan pada next chapter.
Terus apa ruginya coba? Nggak ada.Okelah guys... segitu aja curcolnya author... hhhh
Happy reading guys...
***
Tidur Ziovan terusik karena mendengar Reyna memanggilnya dengan nada mengeluh. Tapi itu tak lantas bisa membuat Ziovan bangun dikarenakan rasa kantuk yang hebat masih menyerangnya.Setelah itu Ziovan merasakan dorongan bahkan tarikan pada pundaknya yang entah nyata atau bagian dari mimpinya.
Ziovan berusaha mengumpulkan kesadarannya karena tarikan bahkan dorongan yang semakin intens dilakukan, samar-samar dia mendengar Reyna mengatakan sesuatu tapi dia hanya mampu menangkap kata 'bekerja sama'
Tapi bekerja sama untuk apa?
Belum bisa memikirkan maksud ucapan Reyna, sebuah dorongan yang kuat telah membuat badannya terdorong ke belakang hingga menempel pada sesuatu dan kepalanya terlempar ke samping sebelum akhirnya sesuatu menahan kepalanya.
Ziovan dibuat bingung dengan yang ia rasakan, seperti nyata tapi juga tidak. Sekuat tenaga dia melawan rasa kantuknya dan mengumpulkan kesadarannya. Hingga akhirnya, Ziovan berhasil mengumpulkan setengah dari kesadarannya meski matanya masih berat untuk terbuka.
Tapi dengan itu, dia mulai bisa merasakan sesuatu yang seperti tangan di samping kepalanya dan dengan hati-hati mengarahkannya ke satu sisi hingga terjatuh pada sesuatu tapi Ziovan yakin itu bukan bantal atau semacamnya.
Penasaran, Ziovan berusaha membuka matanya yang seperti terdapat lem di sana hingga sulit terbuka. Berhasil membuka sedikit matanya. Dari balik bulu matanya, samar-samar Ziovan melihat Darren yang menjulurkan kepalanya di depan sana.
Ziovan tak mendengar apa yang Darren katakan karena sibuk mengumpulkan setengah lagi kesadarannya. Hingga akhirnya seluruh kesadarannya kembali yang membuatnya sadar dimana dia sekarang. Bersama dengan itu Ziovan mulai bisa membuka matanya. Dan benar saja, dia masih di mobil dalam perjalanan menuju taman bersama Reyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomantizmSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...