Happy reading guys...
***
"Jika perlu bergabunglah dengan para wanita tadi! Agar kau bisa mendapatkan banyak bahan untuk terus menggodaku. Bye!!" Lanjut Reyna meluapkan kekesalannya dan berlalu pergi dari hadapan Ziovan.Tapi sebelum Reyna bisa pergi, Ziovan telah menahan tangannya. "Kau belum bilang, apa saja yang mereka katakan."
"Untuk apa aku mengatakannya, untuk membuktikan pada mereka jika aku memang benar masih kekanak-kanakan?" sergah Reyna.
"Kekanak-kanakan?"
"Lepaskan aku! Aku tidak akan membiarkanmu membuat mereka berpikir itu benar dengan mengeluhkan mereka," kata Reyna. "Lepas!!"
"Tidak!"
"Kau__" Kesal Reyna.
"Kau tidak akan membiarkanku membuat mereka berpikir seperti itu. Tapi dengan sikapmu yang seperti ini, bukankah itu sudah kekanak-kanakan?" sela Ziovan yang membuat Reyna bungkam.
"Jadi, katakan apa itu?" Lanjut Ziovan dengan menarik tangan Reyna mendekat hingga gadis itu memekik kaget. Hampir tidak ada jarak di antara mereka.
"Apa?" Tuntut Ziovan sambil melingkarkan tangan di pinggang Reyna, menahannya.
"Zio... apa yang kau lakukan?" protes Reyna, berusaha melepaskan diri.
"Katakan atau aku tidak akan melepaskanmu?!"
"Pilihlah!" Lanjut Ziovan.
"Kau benar-benar pemaksa!"
"Bukan, bersikeras lebih tepatnya," sanggah Ziovan. "So, you will tell me?"
"Never!!"
"Oh, tidak? Baiklah, kita akan seperti ini sampai kau mau mengatakannya padaku."
"Lakukan apapun yang kau mau! Aku tidak akan pernah mengatakannya."
"Kita lihat saja seberapa lama kau akan bertahan dengan ini!"
Reyna mendegus sinis. "Kau yang akan melepaskanku sebentar lagi."
"Atau kau yang akan mengatakannya sebentar lagi."
Sampai beberapa saat, Ziovan masih menahan Reyna dalam lingkup lengannya dengan Reyna yang meletakkan tangannya di dada bidang pria itu untuk memberikan jarak di antara mereka.
Sementara Reyna menatap kesal Ziovan, pria itu malah balas menatapnya dengan senyuman kecil, tidak sabar menunggu saat dimana Reyna menyerah dan mengatakan hal itu.
Semua masih terasa baik-baik saja, tapi tidak setelah Reyna menyadari dimana mereka sekarang karena orang-orang yang lewat mulai berbisik-bisik.
"Zio... kau yakin tidak akan melepaskanku?" gumam Reyna mulai tak nyaman dan mengalihkan pandangan ke arah lain, berlainan arah dengan beberapa orang yang berbisik-bisik membicarakannya.
Tersenyum, Ziovan melihat Reyna yang seperti itu. Dia yakin jika sebentar lagi gadis itu akan menyerah. "Tidak,"
"Kupikir kita sedang dalam pertaruhan yang menyenangkan." Lanjut Ziovan dengan seringaian.
"Tapi beberapa orang sudah mulai berbisik-bisik saat melewati kita," kata Reyna dengan setengah berbisik.
"Siapa yang peduli dengan hal itu," balas Ziovan santai.
Reyna dibuat frustrasi dengan sikap Ziovan hingga menjatuhkan kepalanya di pundak pria itu, menyembunyikan wajahnya. Ziovan tersenyum kecil untuk itu sebelum akhirnya Reyna mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan wajah memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...