Happy reading guys...
***
"Minggir sana! Aku mau keluar," perintah Reyna.Ziovan bergeming dan malah memperhatikan penampilan Reyna dari atas sampai bawah. "Apa?" tanya Reyna yang menyadari hal itu.
"Gadis di lift tadi, kamu kan?" tebak Ziovan.
Jadi dia tahu itu aku, tapi gimana bisa? Bukannya tadi dia sibuk dengan ponsel?
"Gadis di lift, siapa? Bukan, itu bukan aku," kata Reyna berusaha agar suaranya terdengar senormal mungkin.
"Benarkah? Itu bukan kamu?" Ziovan mulai melangkah mendekati Reyna.
"Tentu saja, itu bukan aku," kata Reyna yakin. Meskipun kakinya melangkah mundur tapi matanya masih berani membalas tatapan Ziovan.
"Sepertinya kamu harus mengubah selera fashion mu mulai dari sekarang!"
"Kenapa aku harus mengubahnya? Menurutku ini tidak terlalu buruk," bantah Reyna masih dengan mundur.
"Kamu nggak sadar ya? Di luar tadi ada yang pakai dress seperti ini." Ziovan semakin mendekati Reyna.
"Kamu salah, di luar tidak ada yang pakai dress seperti ini!" sergah Reyna tidak terima, karena dress ini merupakan hadiah pertunangannya dari tante Desy yang dibuat khusus untuknya.
"Jadi kamu mengakuinya?"
"Mengakui apa?" tanya Reyna tidak mengerti dan semakin melangkah mundur, menghindari Ziovan sampai punggungnya membentur dinding di belakangnya.
"Jadi benar kan gadis di lift tadi itu kamu?" Ziovan mengurung Reyna dengan tangannya di sisi kiri dan kanannya.
"Siapa bilang?" kata Reyna masih berusaha menyangkalnya.
"Kamu tadi yang bilang, meskipun secara tidak langsung."
Reyna terdiam menyadari perkataan Ziovan ada benarnya. Tadi secara tidak langsung, dia mengakui bahwa tidak ada yang punya dress seperti ini dan itu membenarkan bahwa yang di lift tadi adalah dirinya.
"So, kenapa tadi kamu menyembunyikan wajahmu? Apa itu salah satu usahamu untuk menghindariku?"
"Bukan seperti itu. Aku hanya memastikan apa dokumen yang kubawa tadi sudah benar. Mana aku tahu kalo dokumennya akan menutupi seluruh wajahku," kata Reyna beralasan.
"Benarkah? Jadi kamu tidak berusaha menghindariku?"
"Tentu saja, tidak"
"Lalu, gimana kamu akan menjelaskan yang baru saja terjadi? Apa itu tadi juga tidak bisa disebut menghindariku?" Ziovan mulai mendekatkan wajahnya ke arah Reyna.
"Jangan berusaha mengintimidasiku! Karena caramu ini tidak lagi membuatku merasa terancam!" tegas Reyna menatap Ziovan tajam.
"Oh benarkah? Gimana kalo sekarang aku akan benar-benar menciummu?" kata Ziovan sambil menyeringai.
"Ckkk... kamu tidak akan berani melakukannya."
"Kenapa kamu bisa se-yakin itu? Jika nanti aku benar-benar melakukannya, jangan salah kan aku karena kamu yang sudah menantangku!"
"Coba saja kalo berani! Aku yakin 100%, kamu tidak akan berani melakukannya. Jika kamu memang berani, sudah dari dulu kamu melakukannya. Karena ini bukan pertama kalinya kita berada di posisi seperti ini. And see! Kamu tidak berani, bukan?"
"Jangan menantangku, Rey!" tegas Ziovan sambil menarik pinggang Reyna mendekat dengan satu tangannya.
"Astaga!" pekik Reyna, refleks meletakkan tangannya di dada bidang Ziovan agar menyisakan jarak di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny With You [Completed] TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSekuat apapun kamu mencoba menolak takdir maka sekuat itu juga takdir akan mendekat padamu sampai kamu mau menerimanya. "Karena ketertarikan tidak membutuhkan sebuah alasan jika takdir yang bergerak menjalankannya." [Ziovan Albert Russell] "Mimpi ya...